Persilakan Tokoh Agama Ikut Pemilu 2024, Nasaruddin Umar: Jangan Eksploitasi Ayat Suci
Jum'at, 19 Mei 2023 - 19:13 WIB
JAKARTA - Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI. Pertemuan itu dilakukan guna membangun sinergitas antar keduanya.
Nasaruddin mengatakan, tokoh agama boleh saja mencalonkan diri sebagai Presiden maupun Wakil Presiden. Akan tetapi ia menegaskan, saat masa kampanye jangan sampai menggunakan bahasa agama, yang terkesan mengeksploitasi ayat-ayat suci.
"Boleh semua itu hak asasi, tapi jangan sampai menggunakan bahasa agama. Itu seperti mengeksploitasi ayat-ayat untuk kepentingan sesaat, kepentingan subjektif," katanya.
Ia mengimbau agar para tokoh agama yang maju di Pemilu 2024 agar bisa menjaga lisannya saat masa kampanye. Sebab ayat suci akan anggun hingga akhir zaman, jangan sampai digunakan hanya untuk kepentingan sesaat.
"Mari kita hati-hati dalam melibatkan kitab suci. Karena kitab suci itu akan elegan sampai akhir zaman, bukan untuk kepentingan sesaat," tegasnya.
Nasaruddin mengaku, dalam agenda pertemuan ini dengan KPU, pihaknya akan memberikan arahan kepada anggota-anggota majelis di tingkat daerah tentang pemahaman agama dalam menghadapi Pemilu 2024.
"Jadi kita demikian para pimpinan umat beragama ini, akan memberikan semacam direction kepada anggota majelis kami di bawah sampai tingkat daerah. Supaya ikut serta memberikan kematangan beragama dan dalam menghadapi pesta politik ini," jelasnya.
Ia mengatakan, pada Pemilu 2024, isu politik identitas akan mereda jika dibandingkan Pemilu 2019 lalu. Sebab saat ini pengetahuan masyarakat mengenai politik, menurutnya berkembang baik.
"Insya Allah kalau saya bayangkan ya itu nanti akan mereda. Kan kematangan beragama kematangan berpolitik masyarakat Indonesia semakin bagus ya," tutupnya.
Nasaruddin mengatakan, tokoh agama boleh saja mencalonkan diri sebagai Presiden maupun Wakil Presiden. Akan tetapi ia menegaskan, saat masa kampanye jangan sampai menggunakan bahasa agama, yang terkesan mengeksploitasi ayat-ayat suci.
"Boleh semua itu hak asasi, tapi jangan sampai menggunakan bahasa agama. Itu seperti mengeksploitasi ayat-ayat untuk kepentingan sesaat, kepentingan subjektif," katanya.
Ia mengimbau agar para tokoh agama yang maju di Pemilu 2024 agar bisa menjaga lisannya saat masa kampanye. Sebab ayat suci akan anggun hingga akhir zaman, jangan sampai digunakan hanya untuk kepentingan sesaat.
"Mari kita hati-hati dalam melibatkan kitab suci. Karena kitab suci itu akan elegan sampai akhir zaman, bukan untuk kepentingan sesaat," tegasnya.
Nasaruddin mengaku, dalam agenda pertemuan ini dengan KPU, pihaknya akan memberikan arahan kepada anggota-anggota majelis di tingkat daerah tentang pemahaman agama dalam menghadapi Pemilu 2024.
"Jadi kita demikian para pimpinan umat beragama ini, akan memberikan semacam direction kepada anggota majelis kami di bawah sampai tingkat daerah. Supaya ikut serta memberikan kematangan beragama dan dalam menghadapi pesta politik ini," jelasnya.
Ia mengatakan, pada Pemilu 2024, isu politik identitas akan mereda jika dibandingkan Pemilu 2019 lalu. Sebab saat ini pengetahuan masyarakat mengenai politik, menurutnya berkembang baik.
"Insya Allah kalau saya bayangkan ya itu nanti akan mereda. Kan kematangan beragama kematangan berpolitik masyarakat Indonesia semakin bagus ya," tutupnya.
(maf)
tulis komentar anda