Kuliah Umum di Sesko TNI, Hasto Paparkan Geopolitik Soekarno dan Pertahanan Negara

Selasa, 16 Mei 2023 - 19:30 WIB
"Melalui diplomasi luar negeri dan pertahanan, kita perjuangkan kepentingan Indonesia atas dasar konstelasi geografis," ujar Hasto.

Berbicara geopolitik, Hasto memaparkan pemikiran geopolitik Soekarno yang bercorak kritis sebagai Progressive Geopolitical Coexistence. Pemikiran itu merupakan alternative of view pemikiran geopolitik Amerika, Eropa dan Asia. Jika pemikiran geopolitik Barat cenderung memperluas wilayah, maka geopolitik Soekarno justru bertujuan menjaga kedamaian di dunia.

Konstruksi pemikiran geopolitik Soekarno didasarkan kepada body of knowledge dan tujuh variable geopolitik Soekarno. Yakni demografi, teritorial, sumber daya alam, militer, politik, koeksistensi damai, sains, dan teknologi.

Tradisi intelektual geopolitik Soekarno dibentuk dari pemikiran kritis menyikapi kolonialisme dan imperialisme, dan cita-cita untuk tata dunia baru yang mengedepankan kemanusiaan, internasionalisme, keadilan, dan koeksistensi damai.

Hasto menjelaskan, dalam konteks perjuangan kepentingan nasional, pengaruh geopolitik Soekarno memiliki relevansi dalam pertahanan. Di antaranya pembebasan Irian Barat; Peta Jalan Koridor Pembangunan Nasional; Peta Jalan Koridor Kepentingan Nasional; Pelembagaan Pertahanan Nasional: Darat, Laut, dan Angkasa; Tingginya Indeks Pertahanan Nasional; dan Kemandirian Pertahanan Nasional.

Siklus pemikiran geopolitik Soekarno merupakan gambaran kebijakan yang merupakan pertautan pemikiran geopolitik Soekarno dengan kepentingan nasional, diplomasi dan pertahanan negara.

Lalu, mengenai pemikiran geopolitik Soekarno memengaruhi pemikiran dunia, Hasto menjelaskan bagaimana Pancasila menjadi sebagai life line Dunia Baru. Dibuktikan dalam Konferensi Asia Afrika (KAA), Gerakan Non Blok (GNB), dan Kemerdekaan Bangsa-bangsa Asia Afrika, dan postulat geopolitiknya yang menegaskan perdamaian dunia hanya akan terjadi apabila dunia bebas dari kolonialisme dan imperialisme tetap relevan hingga saat ini.

Selain itu, Hasto menjelaskan bagaimana Soekarno memproyeksikan Pasifik sebagai sebagai Pivot Dunia yang saat ini terbukti dan relevan. Juga konsistensi pada pandangan bahwa dunia harus bebas dari imperialisme dan kolonialisme; dan perubahan konstelasi geopolitik dunia dari bipolar menjadi multipolar serta perubahan struktur Dewan Keamanan PBB.

Lalu bagaimana relevansi dan implementasi pemikiran geopolitik Soekarno terhadap kebijakan pertahanan Indonesia pasca-Soekarno, Hasto menjelaskan tujuh variabel geopolitik Soekarno dapat menjadi peta jalan kebijakan pertahanan negara dalam mengkaji dan melahirkan kebijakan bagi pertahanan negara.

"Variabel geopolitik Soekarno yang paling berpengaruh terhadap Kepentingan Nasional di antaranya sains dan teknologi, politik dan koeksistensi damai. Sementara itu, variabel geopolitik Soekarno yang paling berpengaruh terhadap pertahanan negara adalah kepentingan nasional, sains dan teknologi, serta politik," kata Hasto.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More