PDIP Pede Ganjar yang Dimaksud Jokowi soal Pemimpin Pemberani
Senin, 15 Mei 2023 - 14:41 WIB
JAKARTA - Pernyataan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) yang menyebut pemimpin Indonesia pada masa depan harus seseorang yang pemberani dan dekat dengan rakyat menimbulkan spekulasi. Dua kata itu mendapat tekanan bahkan diulang-ulang dalam pidato Jokowi di hadapan relawan Jokowi Musyawarah Rakyat (Musra) pada Minggu (14/5/2023).
Menanggapi hal itu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) meyakini 100 persen yang dimaksud Presiden Jokowi dalam pidatonya itu adalah Ganjar Pranowo. Sekretaris Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres 2024 PDIP Deddy Yevri Sitorus mengatakan bahwa Ganjar Pranowo memenuhi semua kriteria yang disampaikan Jokowi tersebut.
Menurut Deddy, yang dimaksud berani oleh Jokowi adalah berani untuk mengambil sikap untuk kemajuan negara dan kepentingan rakyat. Bukan sekadar berani secara fisik atau berani mengorbankan kepentingan yang lain demi keuntungan pribadi.
“Ganjar Pranowo terbukti berani menolak partisipasi Israel yang berisiko menurunkan popularitasnya, demi menjaga amanat konstitusi, regulasi, dan risiko ancaman kerentanan keamanan jika Israel bertanding dalam perhelatan besar seperti Piala Dunia U-20. Sementara capres yang lain sembunyi dan tidak berani bersuara demi menjaga popularitas dan ambisi pribadi mereka,” ujar Deddy, Senin (15/5/2023).
Sifat pemberani Ganjar Pranowo juga terlihat dalam kasus penolakan pembangunan pabrik semen yang merupakan perintah pemerintah pusat dalam menjaga rantai pasok dan stabilitas harga. Menurut Deddy, Ganjar memilih posisi kepentingan nasional meskipun konsekuensinya dia dihujat para aktivis dan pegiat lingkungan.
Dia mengatakan Ganjar juga terang benderang cocok dengan kriteria lain yang disampaikan Jokowi, yaitu dekat dan mengerti denyut suara rakyat. “Rekam jejak kedekatan dengan rakyat, komunikasi langsung secara fisik dan lewat media sosial sangat intens. Tidak ada Capres lain yang memenuhi kriteria kedekatan dan interaksi langsung dengan rakyat itu, jejak digital jelas menggambarkan hal itu,” ungkap Deddy.
Dia menambahkan, Ganjar Pranowo juga paling mungkin meneruskan dan menyempurnakan semua gagasan besar maupun penyelesaian semua program Jokowi yang belum tuntas. Hal itu, kata dia, bisa dipastikan karena Ganjar Pranowo dan Presiden Jokowi berasal dan dibesarkan di rumah ideologis yang sama, yaitu PDIP.
“Mereka berdua anak-anak ideologis Bung Karno yang memahami dan sudah terbiasa mengimplementasikan ideologi keberpihakan pada wong cilik (marhaenisme), memahami dengan utuh Trisakti yakni daulat politik, daulat ekonomi, dan daulat budaya,” terang Deddy.
Menanggapi hal itu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ( PDIP ) meyakini 100 persen yang dimaksud Presiden Jokowi dalam pidatonya itu adalah Ganjar Pranowo. Sekretaris Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres 2024 PDIP Deddy Yevri Sitorus mengatakan bahwa Ganjar Pranowo memenuhi semua kriteria yang disampaikan Jokowi tersebut.
Menurut Deddy, yang dimaksud berani oleh Jokowi adalah berani untuk mengambil sikap untuk kemajuan negara dan kepentingan rakyat. Bukan sekadar berani secara fisik atau berani mengorbankan kepentingan yang lain demi keuntungan pribadi.
“Ganjar Pranowo terbukti berani menolak partisipasi Israel yang berisiko menurunkan popularitasnya, demi menjaga amanat konstitusi, regulasi, dan risiko ancaman kerentanan keamanan jika Israel bertanding dalam perhelatan besar seperti Piala Dunia U-20. Sementara capres yang lain sembunyi dan tidak berani bersuara demi menjaga popularitas dan ambisi pribadi mereka,” ujar Deddy, Senin (15/5/2023).
Sifat pemberani Ganjar Pranowo juga terlihat dalam kasus penolakan pembangunan pabrik semen yang merupakan perintah pemerintah pusat dalam menjaga rantai pasok dan stabilitas harga. Menurut Deddy, Ganjar memilih posisi kepentingan nasional meskipun konsekuensinya dia dihujat para aktivis dan pegiat lingkungan.
Dia mengatakan Ganjar juga terang benderang cocok dengan kriteria lain yang disampaikan Jokowi, yaitu dekat dan mengerti denyut suara rakyat. “Rekam jejak kedekatan dengan rakyat, komunikasi langsung secara fisik dan lewat media sosial sangat intens. Tidak ada Capres lain yang memenuhi kriteria kedekatan dan interaksi langsung dengan rakyat itu, jejak digital jelas menggambarkan hal itu,” ungkap Deddy.
Dia menambahkan, Ganjar Pranowo juga paling mungkin meneruskan dan menyempurnakan semua gagasan besar maupun penyelesaian semua program Jokowi yang belum tuntas. Hal itu, kata dia, bisa dipastikan karena Ganjar Pranowo dan Presiden Jokowi berasal dan dibesarkan di rumah ideologis yang sama, yaitu PDIP.
“Mereka berdua anak-anak ideologis Bung Karno yang memahami dan sudah terbiasa mengimplementasikan ideologi keberpihakan pada wong cilik (marhaenisme), memahami dengan utuh Trisakti yakni daulat politik, daulat ekonomi, dan daulat budaya,” terang Deddy.
tulis komentar anda