Sistem Pendidikan Perlu Dibangun dengan Perspektif Multikultur

Rabu, 10 Mei 2023 - 16:50 WIB
Dosen Sekolah Kajian Strategis dan Global UI Prof Roy Darmawan. FOTO/IST
JAKARTA - Dunia pendidikan di Indonesia dinilai masih memiliki tantangan tersendiri, utamanya terkait intoleransi di kalangan generasi muda. Model dan sistem pendidikan saat ini masih jauh dari orientasi dan perspektif keragaman.

Hal ini disampaikan Dosen Sekolah Kajian Strategis dan Global Universitas Indonesia (UI) Prof Roy Darmawan, Rabu (10/5/2023). Menurutnya, sistem pendidikan perlu membangun perspektif multikultur dari peserta didik.

"Jadi sebuah pendidikan yang umum berlaku saat ini hanya menghasilkan satu perspektif dalam memandang fakta dan solusi atas suatu masalah. Sedangkan realitas membutuhkan cara pandang yang multiperspektif," katanya.





Roy mengungkapkan, meski kurikulum pendidikan berisikan ajaran budi pekerti, cerdas, dan berkarakter luhur tapi masih kurang optimal dari sisi metode pengajaran. Menurutnya, budi pekerti bersifat learnable but cannot be taught atau bisa dipelajari tetapi tidak bisa diajarkan. Karena itu, metode pembelajaran masih perlu ditingkatkan lagi, termasuk kemampuan mengajarnya.

Kemampuan pendidik yang ada kebanyakan berpola mengajar satu arah atau bersifat instruksional, sehingga pengajaran budi pekerti kepada peserta didik menjadi belum optimal. Sebab, murid masih dalam tahap memahami instruksi dan seperti diceramahkan antara yang baik dengan yang kurang baik.

"Pengajaran nilai-nilai kemanusiaan ini akan tumbuh seiring dengan adanya pengalaman dan seiring penalaran serta cinta kasih pada sesama makhluk, paling ideal ditumbuhkan melalui penyadaran dengan kemampuan dan kemauan dari pendidik untuk bisa menggaungkan nilai tersebut. Bukan hanya diceramahkan ke anak didik," katanya.

Kemampuan pendidik seperti itu dinilai sangat penting demi terbentuknya manusia berkualitas, menjunjung tinggi nilai-nilai universal kebaikan, dan kemanusiaan. Menurutnya, masih banyak pendidik yang justru malah menciptakan anak didik yang intoleran.

"Karena pemahaman dari gurunya menganut prinsip hanya satu kebenaran yang tunggal. Bahkan pendidikan ada yang membuat menjadi semakin intoleran. Sementara di sisi lain pendidikan yang membuat lebih memahami keragaman ini masih rendah di dalam menangkal radikalisme ini," kata Adjunct Professor dari Guangxi University for Nationalities, China ini.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More