Begini Kronologi 20 TKI Jadi Korban Sindikat Penipuan di Myanmar

Senin, 17 April 2023 - 23:19 WIB
Sebelumnya, Ketua Umum Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Hariyanto Suwarno mengatakan, 20 pekerja migran Indonesia diMyanmarmenjadi korban perdagangan manusia, ekploitasi, dan mendapatkan penyiksaan. Hariyanto menyebutkan, para korban mendapatkan penyiksaan dengan berbagai cara, salah satunya adalah disetrum.

"Eksploitasinya yang paling miris adalah penyetruman. Para korban bekerja di online scam, mereka harus memiliki target kerja. Kalau tidak memenuhi target, korban disetrum," ujar Hariyanto di Kantor Komnas HAM, Jumat 31 Maret 2023..

Selain itu, Hariyanto mengaku mendapatkan bukti penyetruman berupa foto dari para keluarga korban. Tak hanya disetrum, 20 pekerja mendapatkan penyiksaan secara fisik.

"Ibu dari korban itu ada foto-foto penyetruman, bahkan kemudian ada penyiksaan secara fisik itu sering kali terjadi hampir setiap hari," tuturnya.

Dijelaskan Hariyanto, para korban disetrum dengan berbagai alat. Mulai dari stun gun hingga kabel listrik yang ditujukan ke tubuh korban.

"Kalau melihat ini (bukti) ada alat yang digunakan (stun gun) untuk menyeterum. Satu lagi ada yang langsung atau spontan menggunakan kabel listrik," kata dia.

Berdasarkan penelusuran dan analisis SBMI, kata Hariyanto, terdapat 20 korban diduga diperdagangkan karena melalui proses penempatan, perekrutan, penampungan, dan pemindahan dari Indonesia, ke Thailand, hingga keMyanmar.

Hariyanto pun meminta kepada pihak berwenang untuk bisa menindaklanjuti kasus tersebut dengan cara evakuasi lantaranMyanmarmenjadi daerah konflik atau perang.

"Myanmarsaat ini sedang dalam situasi darurat karena ada peperangan. Menurut UU 37 Tahun 1999 Pasal 21, ketika situasi darurat perang dan bencana alam, negara punya kewajiban mengevakuasi bahkan memulangkan dengan biaya negara," ucapnya.

Hariyanto mengatakan pihaknya sudah melakukan penelusuran secara perorangan dan mengidentifikasi pelaku perdagangan orang yang membawa korban keMyanmarberada di Bekasi.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More