MUI: Ramadan Momentum Kembalikan Persatuan Bangsa
Jum'at, 24 Maret 2023 - 21:23 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) Habib Nabiel Al Musawa mengajak umat Islam memanfaatkan bulan Ramadan untuk membentengi diri dari rasa benci dan intoleransi. Jangan sampai rasa benci merusak pahala dan amal ibadah puasa.
"Mudah-mudahan dengan Ramadan ini, kita, kaum Muslim semua, kembali menjadi bersaudara, kembali menjadi satu bangsa yang kokoh, Bhinneka Tunggal Ika demi bangsa dan negara. Mau kelompok Islamis, mau nasionalis, tujuan kita itu adalah membesarkan bangsa ini, NKRI. Bukan memecah-belah, apalagi untuk kepentingan politik semata," kata Habib Nabiel Al Musawa di Jakarta, Jumat (24/3/2023).
Habib Nabiel menuturkan, dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Abu Daud, Rasullullah SAW bersabda, 'Barang siapa yang tidak meninggalkan qaula dzur atau kata-kata bohong, menyebarkan fitnah, maka Allah tidak butuh orang berpuasa atau tidak makan dan minum'.
Baca juga: Bagaimana Astronot Muslim Berpuasa Ramadan di Luar Angkasa? Ini Kisah Menariknya
"Allah nggak butuh dia meninggalkan makan minum. Artinya apa? Nggak ada pahala puasa. Maka kaum muslimin, wal muslimat itu disunahkan kita, sebelum berpuasa kita minta maaf, minta halal, bersihkan hati," kata Dewan Syuro Majelis Rasulullah SAW ini.
Pengurus Rabithah Alawiyah atau himpunan WNI keturunan Arab ini mengungkapkan, dalam Surat Al Hujurat ayat 13 disebutkan: 'Sesungguhnya Allah menciptakan kamu (manusia) dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal'.
"Untuk apa tujuannya? Supaya kalian saling mengenal, bukan saling membenci, bukan saling memfitnah, bukan saling menyebar isu, bukan saling membunuh, Tujuannya ya untuk saling menghormati satu dengan yang lain termasuk yang berbeda pun," kata Habib Nabiel.
Mantan Anggota DPR periode 2009-2014 ini menyerukan agar umat muslim mampu menahan diri, sebagaimana anjuran Rasulullah SAW dalam haditsnya agar menghindar demi menjaga kesucian dan amal ibadah di bulan Ramadan.
"Baginda Rasulullah SAW bersabda, kalau ada orang yang mencaci maki kita, ngajak kita berantem, katakan, saya lagi puasa, saya lagi puasa," ujar Anggota Mustasyar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi DKI Jakarta ini.
Karena itu, Habib Nabiel menekankan momentum Ramadan dijadikan perisai diri untuk menyucikan hati dan anggota tubuh, termasuk jari-jemari. Jangan sampai membuat komentar atau hasutan yang dapat merusak pahala puasa. Habib Nabil juga menekankan untuk meniru akhlak Nabi Muhammad SAW sebagai sosok yang menebar kebaikan dan kasih sayang.
"Jangan sampai hati kita dipenuh dengan kebencian, kedengkian, iri, hasad, menyebarkan fitnah. Orang-orang seperti itu tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah Saw, tidak sesuai dengan ajaran Islam," katanya.
"Dengan berpuasa, kita perjuangan kembali persatuan bangsa dengan semangat Ketuhanan yang Maha Esa," kakak dari almarhum Habib Munzir bin Munzir Al Musawa ini.
"Mudah-mudahan dengan Ramadan ini, kita, kaum Muslim semua, kembali menjadi bersaudara, kembali menjadi satu bangsa yang kokoh, Bhinneka Tunggal Ika demi bangsa dan negara. Mau kelompok Islamis, mau nasionalis, tujuan kita itu adalah membesarkan bangsa ini, NKRI. Bukan memecah-belah, apalagi untuk kepentingan politik semata," kata Habib Nabiel Al Musawa di Jakarta, Jumat (24/3/2023).
Habib Nabiel menuturkan, dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Abu Daud, Rasullullah SAW bersabda, 'Barang siapa yang tidak meninggalkan qaula dzur atau kata-kata bohong, menyebarkan fitnah, maka Allah tidak butuh orang berpuasa atau tidak makan dan minum'.
Baca juga: Bagaimana Astronot Muslim Berpuasa Ramadan di Luar Angkasa? Ini Kisah Menariknya
"Allah nggak butuh dia meninggalkan makan minum. Artinya apa? Nggak ada pahala puasa. Maka kaum muslimin, wal muslimat itu disunahkan kita, sebelum berpuasa kita minta maaf, minta halal, bersihkan hati," kata Dewan Syuro Majelis Rasulullah SAW ini.
Pengurus Rabithah Alawiyah atau himpunan WNI keturunan Arab ini mengungkapkan, dalam Surat Al Hujurat ayat 13 disebutkan: 'Sesungguhnya Allah menciptakan kamu (manusia) dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal'.
"Untuk apa tujuannya? Supaya kalian saling mengenal, bukan saling membenci, bukan saling memfitnah, bukan saling menyebar isu, bukan saling membunuh, Tujuannya ya untuk saling menghormati satu dengan yang lain termasuk yang berbeda pun," kata Habib Nabiel.
Mantan Anggota DPR periode 2009-2014 ini menyerukan agar umat muslim mampu menahan diri, sebagaimana anjuran Rasulullah SAW dalam haditsnya agar menghindar demi menjaga kesucian dan amal ibadah di bulan Ramadan.
"Baginda Rasulullah SAW bersabda, kalau ada orang yang mencaci maki kita, ngajak kita berantem, katakan, saya lagi puasa, saya lagi puasa," ujar Anggota Mustasyar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi DKI Jakarta ini.
Karena itu, Habib Nabiel menekankan momentum Ramadan dijadikan perisai diri untuk menyucikan hati dan anggota tubuh, termasuk jari-jemari. Jangan sampai membuat komentar atau hasutan yang dapat merusak pahala puasa. Habib Nabil juga menekankan untuk meniru akhlak Nabi Muhammad SAW sebagai sosok yang menebar kebaikan dan kasih sayang.
"Jangan sampai hati kita dipenuh dengan kebencian, kedengkian, iri, hasad, menyebarkan fitnah. Orang-orang seperti itu tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah Saw, tidak sesuai dengan ajaran Islam," katanya.
"Dengan berpuasa, kita perjuangan kembali persatuan bangsa dengan semangat Ketuhanan yang Maha Esa," kakak dari almarhum Habib Munzir bin Munzir Al Musawa ini.
(abd)
tulis komentar anda