Ancaman Cak Imin Bubarkan Koalisi Gerindra-PKB Dinilai Bentuk Ketegasan

Sabtu, 18 Maret 2023 - 07:57 WIB
Ancaman Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar membubarkan Koalisi Gerindra-PKB atau Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) dinilai bentuk ketegasan pria yang akrab disapa Cak Imin itu. Foto/Dok MPI
JAKARTA - Ancaman Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar membubarkan Koalisi Gerindra-PKB atau Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) dinilai bentuk ketegasan pria yang akrab disapa Cak Imin itu. Diketahui, Cak Imin mengungkapkan Koalisi KIR akan bubar jika Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memilih Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai calon wakil presiden (cawapres) di Pilpres 2024 .

Menurut Analis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indrostrategic) Ahmad Khoirul Umam, wacana duet Prabowo-Ganjar menjadi pukulan telak bagi Cak Imin. "Karena itu, wajar Cak Imin menyatakan sikap tegasnya, jika skema Prabowo-Ganjar kian matang, maka Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang telah disemai Gerindra-PKB akan bubar," ujarnya, Jumat (17/3/2023).





Umam menuturkan, skema duet Prabowo-Ganjar yang diasumsikan didukung oleh PDIP dan Gerindra, secara tidak langsung akan kembali menegasikan kontribusi partai Islam. Menurutnya, partai Islam dipaksa hanya menjadi jamaah atau makmum saja dalam koalisi.



"Dalam konteks yang lebih spesifik, suara pemilih Nahdliyin hanya dijadikan sebagai rebutan saja, sedangkan mesin politik Nahdliyin seolah tidak diberikan peran memadai dalam ruang kompetisi kepemimpinan nasional," tuturnya.

Dalam konteks ini, kata dia, PKB yang merupakan partai berbasis Islam dengan kekuatan suara terbesar hasil Pemilu 2019, seolah akan dipaksa untuk kesekian kalinya oleh kekuatan politik tertentu untuk mengalah dan mundur menjadi kontestasi pilpres.

"Di Pilpres 2019 lalu, setelah proposal Cak Imin untuk menjadi cawapres Jokowi bertepuk sebelah tangan, PKB hampir membentuk koalisi bersama partai lain untuk mengusung Gatot Nurmantyo-Muhaimin. Namun rencana koalisi itu terpaksa digagalkan karena Cak Imin berada di bawah tekanan kekuatan tertentu," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, kini ikhtiar PKB untuk maju dalam kontestasi pilpres juga tengah dibayang-bayangi oleh tekanan serupa, yang akan memaksa PKB untuk tunduk pada perintah kekuasaan. "Karena itu, sikap tegas Muhaimin yang siap menyatakan koalisi Gerindra-PKB bubar jika Prabowo-Ganjar menguat, merupakan bentuk ketegasan atas sikap Gerindra yang hingga hari ini terlihat masih bermain dua kaki (double standard)," pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More