Rieke Diah Pitaloka: Arsip RA Kartini Penting Dijadikan Memori Kolektif Dunia

Kamis, 16 Maret 2023 - 00:33 WIB
Duta Arsip Nasional Republik Indonesia Rieke Diah Pitaloka menilai arsip Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat atau R.A Kartini sangat penting untuk dijadikan memori kolektif dunia. Foto/Istimewa
JAKARTA - Duta Arsip Nasional Republik Indonesia Rieke Diah Pitaloka menilai arsip Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat atau R.A Kartini sangat penting untuk dijadikan memori kolektif dunia. Khususnya, surat-surat R.A Kartini kepada sahabat penanya Stella Zeehandelaar.

"Jika ditelaah lebih jauh, itu bukan sekadar perjuangan atas emansipasi perempuan," kata Rieke dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/3/2023).

Menurut dia, Kartini mempunyai wacana kritis atas sistem konservatif dan feodal, yang melahirkan ketidakadilan. Rieke berpendapat, ketidakadilan yang disoroti Kartini, bukan hanya terjadi pada perempuan, tapi masyarakat secara umum.



Dia menilai Kartini membuka cakrawala pemikiran. Dia melanjutkan, isu kesetaraan gender merupakan perjuangan keadilan sosial bagi setiap manusia.



“Kesetaraan gender merupakan perjuangan kaum perempuan untuk berperan aktif dalam upaya menghadirkan kehidupan yang lebih baik, kehidupan tanpa penindasan dalam bentuk apa pun," pungkasnya.

Hal tersebut dikatakan Rieke saat Delegasi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menindaklanjuti kerja sama antara ANRI dan Universitas Leiden, Belanda, pada Selasa, 14 Maret 2023. Perjanjian kerja sama program eksekutif ditandatangani oleh Direktur Perpustakaan Universitas Leiden Kurt de Belder dan Sekretaris Utama ANRI Rini Agustiani.



Kepala ANRI Imam Gunarto memimpin rombongan delegasi Arsip Nasional Republik Indonesia. Imam menjelaskan bahwa kerja sama penguatan kapasitas arsiparis Indonesia disepakati oleh ANRI dan Universitas Leiden.

"Hal lain yang dibicarakan adalah joint nomination dua negara, Republik Indonesia dan Belanda. Kami mengajukan kepada UNESCO arsip Kartini sebagai Memory of The World (MoW) di tahun ini," pungkas Imam.

Kegiatan penandatanganan itu dihadiri oleh Dewan Pakar Indonesia untuk MoW UNESCO Wardiman Djojonegoro, Penasihat Ahli ANRI Bidang Arsip Kemaritiman Connie Rahakundini Bakrie, dan Kepala Biro Hukum dan Administrasi Kementerian dan Perwakilan Kementerian Luar Negeri Pendekar Muda Leonard Sondakh.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(rca)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More