6 Pahlawan Nasional Indonesia asal Sumatera, Nomor Terakhir Perempuan Pejuang Gerilya
Senin, 20 Februari 2023 - 17:53 WIB
Pahlawan nasional yang berasal dari Sumatera berikutnya adalah Harimau Paderi Dari Rokan yang lebih populer dengan nama Tuanku Tambusai. Beliau berasal dari Riau, lahir di Rokan Hulu pada 5 November 1784, dan berjuang di daerah Rokan Hulu dan sekitarnya hingga 15 tahun untuk melawan penjajahan Belanda.
5. Sultan Mahmud Badaruddin II
Sultan Mahmud Badaruddin II mendapatkan gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI Nomor 063/TK/Tahun 1984 Tanggal 20 Oktober 1984. Tokoh kelahiran Palembang pada 1768 ini merupakan kepala Kesultanan Palembang Darussalam yang memerintah selama dua periode, 1803-1813 dan 1818-1821.
Kolonial Belanda yang ingin menguasasi Palembang mendapatkan perlawanan dari pasukan Sultan Badaruddin II. Setelah tiga hari tiga malam, Belanda kalah dalam pertempuan. Belanda mencoba berulang kali melakukan serangan tapi tak mampu mengalahkan pasukan Kesultanan Palembang.
Tak kekurangan akal, Belanda mengajak Sultan Badaruddin II untuk berunding. Dalam perundingan itu, Sultan Badaruddin II ditangkap dan dibuang ke Batavia dan diasingkan ke Ternate. Ia wafat pada 22 November 1852.
6. Cut Nyak Dhien
Cut Nyak Dien diberikan gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI Nomor 106/Tahun 1964 Tanggal 2 Mei 1964. Perempuan kelahiran Lampadang, Aceh Besar pada 1848 ini merupakan istri dari pejuang Aceh, Teuku Ibrahim Lamnga.
Perang Aceh meletus pada 1873 dan dua tahun setelahnya Belada mampu menduduki daerah VI Mukim. Pada 1978, suami Cut Nyak Dien meninggal dunia dalam pertempuran melawan Belanda. Cut Nyak pun bertekad meneruskan perjuangan dan membalas kematian suaminya.
Cut Nyak Dien kembali menikah dengan pejuang Aceh, Teuku Umar. Namun suaminya itu pun gugur dalam medan pertempuran pada 1899. Sejak saat itu, Cut Nyak Dien terus menjalankan perang gerilya. Namun dia akhirnya tertangkap pasukan Belanda kemudian dibuang ke Sumedang, Jawa Barat. Cut Nyak Dien meninggal dunia pada 6 November 1908.
MG/Tazakka Artesa Hidayat
5. Sultan Mahmud Badaruddin II
Sultan Mahmud Badaruddin II mendapatkan gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI Nomor 063/TK/Tahun 1984 Tanggal 20 Oktober 1984. Tokoh kelahiran Palembang pada 1768 ini merupakan kepala Kesultanan Palembang Darussalam yang memerintah selama dua periode, 1803-1813 dan 1818-1821.
Kolonial Belanda yang ingin menguasasi Palembang mendapatkan perlawanan dari pasukan Sultan Badaruddin II. Setelah tiga hari tiga malam, Belanda kalah dalam pertempuan. Belanda mencoba berulang kali melakukan serangan tapi tak mampu mengalahkan pasukan Kesultanan Palembang.
Tak kekurangan akal, Belanda mengajak Sultan Badaruddin II untuk berunding. Dalam perundingan itu, Sultan Badaruddin II ditangkap dan dibuang ke Batavia dan diasingkan ke Ternate. Ia wafat pada 22 November 1852.
6. Cut Nyak Dhien
Cut Nyak Dien diberikan gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI Nomor 106/Tahun 1964 Tanggal 2 Mei 1964. Perempuan kelahiran Lampadang, Aceh Besar pada 1848 ini merupakan istri dari pejuang Aceh, Teuku Ibrahim Lamnga.
Perang Aceh meletus pada 1873 dan dua tahun setelahnya Belada mampu menduduki daerah VI Mukim. Pada 1978, suami Cut Nyak Dien meninggal dunia dalam pertempuran melawan Belanda. Cut Nyak pun bertekad meneruskan perjuangan dan membalas kematian suaminya.
Cut Nyak Dien kembali menikah dengan pejuang Aceh, Teuku Umar. Namun suaminya itu pun gugur dalam medan pertempuran pada 1899. Sejak saat itu, Cut Nyak Dien terus menjalankan perang gerilya. Namun dia akhirnya tertangkap pasukan Belanda kemudian dibuang ke Sumedang, Jawa Barat. Cut Nyak Dien meninggal dunia pada 6 November 1908.
MG/Tazakka Artesa Hidayat
Lihat Juga :
tulis komentar anda