Berikut Sejumlah Penyebab Tumbuhnya Politik Dinasti
Selasa, 14 Juli 2020 - 20:03 WIB
Dia mengakui, sangat sulit untuk memutus mata rantai politik dinasti walaupun telah berada di alam demokrasi, dikarenakan terkait dengan trah atau kehormatan keturunan keluarga. Bagaikan di alam kerajaan, seorang raja atau ratu akan mempersiapkan putra mahkota (pangeran atau putri) untuk meneruskan kehormatan kerajaan sebagai Raja atau Ratu.
Begitu juga di politik Indonesia, seorang wali kota atau bupati atau gubernur bahkan presiden mempersiapkan keturunannya mengikuti jejak langkahnya sebagai kehormatan dan martabat keluarga. Tak terkecuali di legislatif juga terjadi dinasti politik yang sangat kentara.
"Tak mudah untuk menghilangkan dinasti politik saat ini tengah menggurita, karena terkait dengan mitos mempertahankan trah kehormatan keluarga. Seorang bupati/walikota akan mempersiapkan pengganti dirinya dari trah keluarganya, begitu juga seorang gubernur bahkan seorang presiden sekalipun," ungkapnya.
"Begitu juga di legislatif seperti Ade Komarudin meloloskan anaknya sebagai pengganti dan contoh lainnya. Kita pada hakikatnya tengah berada di alam demokrasi ala kerajaan. Jelas sudah bahwa politik dinasti adalah bentuk dari kekalahan demokrasi," pungkasnya.
Begitu juga di politik Indonesia, seorang wali kota atau bupati atau gubernur bahkan presiden mempersiapkan keturunannya mengikuti jejak langkahnya sebagai kehormatan dan martabat keluarga. Tak terkecuali di legislatif juga terjadi dinasti politik yang sangat kentara.
"Tak mudah untuk menghilangkan dinasti politik saat ini tengah menggurita, karena terkait dengan mitos mempertahankan trah kehormatan keluarga. Seorang bupati/walikota akan mempersiapkan pengganti dirinya dari trah keluarganya, begitu juga seorang gubernur bahkan seorang presiden sekalipun," ungkapnya.
"Begitu juga di legislatif seperti Ade Komarudin meloloskan anaknya sebagai pengganti dan contoh lainnya. Kita pada hakikatnya tengah berada di alam demokrasi ala kerajaan. Jelas sudah bahwa politik dinasti adalah bentuk dari kekalahan demokrasi," pungkasnya.
(maf)
Lihat Juga :
tulis komentar anda