Bacakan Pleidoi, Kuat Ma'ruf: Demi Allah, Saya Bukan Orang Sadis
Selasa, 24 Januari 2023 - 11:31 WIB
JAKARTA - Terdakwa Kuat Ma’ruf bersumpah bahwa dirinya bukan orang sadis atau tega. Hal tersebut ditegaskan Kuat saat membacakan pleidoi atau nota pembelaannya atas tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.
"Almarhum Yosua juga baik kepada saya, bahkan saat saya 2 tahun tidak bekerja dengan Bapak Ferdy Sambo, almarhum Yosua pernah membantu saya dengan rezekinya karena pada saat itu anak saya belum bayar sekolah," ujar Kuat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (24/1/2023).
Kuat mengakui bodoh. Dia mengklaim mudah dimanfaatkan oleh penyidik untuk mengikuti sebagian berita acara pemeriksaan (BAP) dari Bharada E atau Richard Eliezer.
Dia merasa bingung dan tidak mengerti dengan semua proses persidangan yang sedang berjalan. Namun, dia mengaku tetap berusaha untuk menjalankan proses persidangan sebagaimana seharusnya.
"Walaupun saat ini saya tidak tahu salah saya apa dan saya tidak mengerti kenapa saya dituduh ikut dalam perencanaan pembunuhan almarhum Yosua. Demi Allah, saya bukan orang sadis tega dan tidak punya hati untuk ikut membunuh orang, apalagi orang yang saya kenal baik dan pernah menolong saya," tutur Kuat.
Kuat tidak menangis saat membacakan pleidoi. Sambil mengakhiri pleidoinya itu, Kuat sempat membacakan ayat suci Al-Quran sebagaimana tercantum dalam surat Ar-Rahman ayat 9.
"Semoga Majelis Hakim yang terhormat dapat berlaku dengan seadil-adilnya, karena yang saya pahami Majelis Hakim Yang Mulia adalah wakil Tuhan di dunia ini dalam memutuskan perkara akan mempengaruhi hidup seseorang," pungkasnya.
"Almarhum Yosua juga baik kepada saya, bahkan saat saya 2 tahun tidak bekerja dengan Bapak Ferdy Sambo, almarhum Yosua pernah membantu saya dengan rezekinya karena pada saat itu anak saya belum bayar sekolah," ujar Kuat di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (24/1/2023).
Kuat mengakui bodoh. Dia mengklaim mudah dimanfaatkan oleh penyidik untuk mengikuti sebagian berita acara pemeriksaan (BAP) dari Bharada E atau Richard Eliezer.
Dia merasa bingung dan tidak mengerti dengan semua proses persidangan yang sedang berjalan. Namun, dia mengaku tetap berusaha untuk menjalankan proses persidangan sebagaimana seharusnya.
"Walaupun saat ini saya tidak tahu salah saya apa dan saya tidak mengerti kenapa saya dituduh ikut dalam perencanaan pembunuhan almarhum Yosua. Demi Allah, saya bukan orang sadis tega dan tidak punya hati untuk ikut membunuh orang, apalagi orang yang saya kenal baik dan pernah menolong saya," tutur Kuat.
Kuat tidak menangis saat membacakan pleidoi. Sambil mengakhiri pleidoinya itu, Kuat sempat membacakan ayat suci Al-Quran sebagaimana tercantum dalam surat Ar-Rahman ayat 9.
"Semoga Majelis Hakim yang terhormat dapat berlaku dengan seadil-adilnya, karena yang saya pahami Majelis Hakim Yang Mulia adalah wakil Tuhan di dunia ini dalam memutuskan perkara akan mempengaruhi hidup seseorang," pungkasnya.
(rca)
tulis komentar anda