Pemberontak Houthi Terima Tawaran Gencatan Senjata

Senin, 11 Mei 2015 - 09:45 WIB
Pemberontak Houthi Terima Tawaran Gencatan Senjata
Pemberontak Houthi Terima Tawaran Gencatan Senjata
A A A
SANAA - Pemberontak Houthi menerima gencatan senjata kemanusiaan selama lima hari yang ditawarkan Arab Saudi. Namun, kelompok Syiah pro- Iran itu berjanji akan melancarkan serangan jika terjadi pelanggaran.

Juru bicara kelompok militer Yaman yang berpihak kepada Houthi, Kolonel Sharaf Luqman mengungkapkan, pasukan mereka sepakat dengan gencatan senjata. Namun, mereka akan melancarkan serangan terhadap tentara pemerintah jika ada pelanggaran gencatan senjata. ”Segala pelanggaran yang dilakukan Al-Qaeda dan siapa saja yang berjuang bersama mereka, kita akan membalasnya,” ujar Luqman dikutip kantor berita Saba , kemarin.

Stasiun televisi milik pemberontak Houthi juga membenarkan milisi Syiah itu menyepakati gencatan senjata. Itu dilaksanakan sebagai upaya mengurangi penderitaan rakyat. ”Para petinggi Houthi menyatakan kesiapannya melakukan gencatan senjata,” demikian laporan stasiun televisi Al- Massirah. Houthi juga siap melaksanakan segala upaya mengurangi penderitaan rakyat Yaman akibat serangan udara Saudi.

Sikap menerima tawaran gencatan senjata itu setelah pasukan Saudi melancarkan serangan udara dan artileri ke Provinsi Saada, Yaman, yang menjadi basis kekuatan Houthi. Kekuatan milisi Syiah itu juga melemah karena tidak ada pasokan senjata dan amunisi dari Iran. Namun, milisi pro-Pemerintah Yaman mengungkapkan keraguannya atas prospek gencatan senjata itu.

Menurut seorang milisi, Houthi dikenal sebagai kelompok kerap merusak komitmen politik yang telah disepakati sebelumnya. ”Kita meragukan pemberontak Houthi akan memegang teguh gencatan senjata,” ujar seorang milisi pro-pemerintah yang tidak disebutkan namanya dikutip Reuters . Riyadh menyatakan gencatan senjata akan dimulai pada Selasa (12/5).

Gencatan senjata itu akan dimanfaatkan untuk memperlancar pasokan makanan dan obat-obatan. ”Gencatan senjata ini hanya bersifat sementara. Kita tidak mengambil keuntungan secara militer,” demikian keterangan Pemerintah Arab Saudi. Gencatan senjata tersebut didukung penuh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry.

Dia mengungkapkan gencatan senjata bisa diperpanjang jika pemberontak tidak melanggar. ”Gencatan senjata memastikan agar Houthi tidak melakukan pengeboman, tidak ada penembakan, tidak ada pergerakan pasukan, atau manuver untuk mereposisi persenjataan berat,” ujar Kerry.

Gencatan yang ditawarkan Saudi juga setelah ada kritikan tajam dari Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB). Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Yaman, Johannes Van Der Klauuw mengatakan, sangat prihatin oleh dampak serangan udara terbaru di Provinsi Saada, Yaman Utara.

Andika hendra m
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5625 seconds (0.1#10.140)