Dorongan Reshuffle karena Kepemimpinan Jokowi Lemah
A
A
A
JAKARTA - Lemahnya kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dianggap menjadi salah satu penyebab rendahnya kinerja kabinet kerja.
Hal demikian diungkapkan Direktur Eksekutif Setara Institute Hendardi menanggapi isu reshuffle kabinet kerja Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla yang belakangan ini mencuat.
Hendardi mengatakan dorongan reshuffle kabinet kerja dari berbagai pihak membuktikan kekecewaan publik kepada kinerja pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla selama enam bulan belakangan ini.
"Meskipun reshuffle juga bisa menjadi penanda kulminasi kontestasi politik partai-partai, khususnya partai pendukung pemerintahan untuk berebut jabatan," ujar Hendardi kepada Sindonews, Jumat (8/5/2015).
Dia menambahkan, aspirasi reshuffle itu muncul karena faktanya sejumlah menteri tidak menunjukkan prestasi yang layak, apalagi memuaskan.
"Daripada memperpanjang daftar kekecewaan, reshuffle memang dapat menjadi salah satu alternatif konsolidasi politik dan peningkatan kinerja," imbuhnya.
Namun, lanjut dia, reshuffle bukan obat penawar segalanya. Dilanjutkannya, jika kepemimpinan Jokowi tidak berubah, maka reshuffle juga akan sia-sia dan tidak akan mampu meningkatkan kinerja.
"Perlu diingat salah satu penyebab rendahnya kinerja pemerintahan adalah kepemimpinan Jokowi sendiri yang lemah," pungkasnya. (ico)
Baca juga : Menteri Jokowi yang Layak Diganti versi Populi Center
Hal demikian diungkapkan Direktur Eksekutif Setara Institute Hendardi menanggapi isu reshuffle kabinet kerja Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla yang belakangan ini mencuat.
Hendardi mengatakan dorongan reshuffle kabinet kerja dari berbagai pihak membuktikan kekecewaan publik kepada kinerja pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla selama enam bulan belakangan ini.
"Meskipun reshuffle juga bisa menjadi penanda kulminasi kontestasi politik partai-partai, khususnya partai pendukung pemerintahan untuk berebut jabatan," ujar Hendardi kepada Sindonews, Jumat (8/5/2015).
Dia menambahkan, aspirasi reshuffle itu muncul karena faktanya sejumlah menteri tidak menunjukkan prestasi yang layak, apalagi memuaskan.
"Daripada memperpanjang daftar kekecewaan, reshuffle memang dapat menjadi salah satu alternatif konsolidasi politik dan peningkatan kinerja," imbuhnya.
Namun, lanjut dia, reshuffle bukan obat penawar segalanya. Dilanjutkannya, jika kepemimpinan Jokowi tidak berubah, maka reshuffle juga akan sia-sia dan tidak akan mampu meningkatkan kinerja.
"Perlu diingat salah satu penyebab rendahnya kinerja pemerintahan adalah kepemimpinan Jokowi sendiri yang lemah," pungkasnya. (ico)
Baca juga : Menteri Jokowi yang Layak Diganti versi Populi Center
(kur)