Warga Papua Ikrar Damai dengan Bakar Batu

Kamis, 07 Mei 2015 - 08:52 WIB
Warga Papua Ikrar Damai dengan Bakar Batu
Warga Papua Ikrar Damai dengan Bakar Batu
A A A
SALATIGA - Warga Papua yang berdomisili di sejumlah daerah di Jawa Tengah (Jateng) dan Yogyakarta menggelar upacara adat bakar batu di Lapangan Satlantas Polres Salatiga, kemarin.

Upaya tersebut merupakan salah satu wujud warga Papua menjalin perdamaian dengan warga Jawa Tengah dan Yogyakarta. Mereka berkomitmen menjaga hubungan persaudaraan dengan semua warga di kedua provinsi itu. Wakil warga Papua di Salatiga, Donius Taboni, mengatakan warga Papua akan menjunjung tinggi daerah di mana mereka berada. Dia berjanji warga Papua tidak akan membuat keributan yang bisa merugikan masyarakat dan warga Papua, baik di Salatiga atau daerah lain di Jawa Tengah maupun Yogyakarta.

”Pemicu keributan yang telah terjadi selama ini salah satunya adalah miras (minum keras). Sebenarnya miras dan mabuk-mabukan bukan budaya kami. Kami juga tidak senang dengan keributan. Yang kami inginkan di sini adalah kedamaian dan kenyamanan. Kami di Salatiga ini untuk menimba ilmu,” tandasnya. Kapolda Jateng Irjen Nur Ali mengatakan kegiatan sakral ritual bakar batu sebagai janji penyelesaian perselisihan dengan perdamaian di Salatiga. Ini juga sebagai bentuk jalinan persaudaraan warga Papua terhadap seluruh warga daerah lain.

”Ini bisa mengilhami perdamaian di daerah lain seperti di Yogyakarta. Semoga bisa ditularkan ke Yogyakarta. Perbedaan yang ada jangan dijadikan perselisihan, melainkan perbedaan dikemas menjadi keindahan dan perdamaian demi kebaikan bersama,” ucapnya. Kapolda berharap ide dari upacara adat bakar batu warga Papua dalam menyelesaikan perselisihan ini menjadi sumber inspirasi dari Kota Salatiga untuk kedamaian bersama di Indonesia.

”Mari kita ciptakan perdamaian di Jawa Tengah. Semua warga harus guyub rukun dan menjaga kondusivitas perdamaian dan stabilitas keamanan Indonesia, khususnya di Jawa Tengah,” katanya. Beberapa waktu lalu di Salatiga sempat terjadi perbedaan pendapat terkait rencana pembangunan asrama mahasiswa Papua. Namun berkat kebijakan dan peran semua pihak akhirnya perselisihan bisa diselaikan dengan baik dan perdamaian bisa tercapai.

”Saya mengucapkan terima kasih kepada jajaran Forkompimda, tokoh masyarakat, ulama, dan seluruh masyarakat Salatiga karena semuanya legawa dan mengedepankan kearifan bersama. Perdamaian ini harus terus kita jaga,” tegasnya. Kapolres Salatiga AKBP Ribut Hari Wibowo menilai acara sakral bakar batu ini merupakan awal jaminan keamanan dan kondusivitas, khususnya di Kota Salatiga dan Indonesia pada umumnya.

”Kami minta kepada semua pihak untuk menjaga perdamaian yang telah terjalin ini,” ucapnya. Menurut Wakil Wali Kota Salatiga Muh Haris, Kota Salatiga merupakan wilayah yang memiliki kenyamanan. Karena itu, warga dari mana pun dan dari etnis mana pun dijamin hidup damai. ”Warga Salatiga siap memberi kenyamanan bagi warga Papua. Dan kami berharap warga Papua juga bisa memberikan kenyamanan bagi warga Salatiga. Mari kita openi dan kita emong (pelihara) perdamaian yang telah terjalin dengan kebaikan,” tandasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kapolda beserta tamu undangan juga mencicipi makanan berupa jagung, umbi-umbian, daging ayam, dan daging kambing yang dimasak dengan cara dibakar dengan batu.

Angga rosa
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.6444 seconds (0.1#10.140)