Polisi Buru Koordinator Prostitusi Online
A
A
A
JAKARTA - Polisi memburu koordinator prostitusi online di sebuah apartemen yang berada di Kalibata, Jakarta Selatan. Selain sebagai koordinator, yang bersangkutan juga diduga pemilik website esek-esek.
Ada keterlibatan koordinator prostitusi online ini terungkap dari pemeriksaan tersangka FMH, 25, yang ditangkap bersama sejumlah pekerja seks komersial (PSK) di apartemen tersebut. ”FMH mengaku kalau pemilik situs adalah koordinator prostitusi online . Ini masih kita selidiki, diduga sudah menjadi satu jaringan,” ungkap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto kemarin.
Namun, dia enggan mengungkap nama pelaku yang menjadi incaran kepolisian. Menurut dia, tidak menutup kemungkinan ada lokasi lain yang digunakan pelaku untuk dijadikan tempat prostitusi. ”Kami masih selidiki kemungkinan ke arah itu. Kami menduga jaringan ini memanfaatkan lokasi lain untuk melancarkan aksinya,” katanya.
Praktik prostitusi online terbongkar pada Jumat (24/4) saat polisi menggerebek dua kamardi sebuah apartemen di Kalibata. Dari penggerebekan tersebut, polisi menangkap FMH dan beberapa PSK rata-rata berusia 14, 16, dan 19 tahun. Ada di antaranya yang berusia 14 tahun tengah hamil enam bulan. Setiap tamu yang akan memesan PSK harus bertemu FMH terlebih dahulu sekaligus melunasi sisa pembayaran. Baru kemudian dia akan mengajak tamu ke kamar untuk berhubungan intim.
Sindikat prostitusi anak ini menyediakan tempat yakni satu unit apartemen di Tower H lantai 8 yang di dalamnya terdapat dua kamar. Tak heran jika bisa ada dua pria hidung belang berhubungan intim dengan anak di bawah umur pada waktu bersamaan.
Pengamat sosial budaya Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati menuturkan, peran polisi sangat vital dalam membongkar praktik prostitusi, namun bukan hal bijak pula jika menempatkan aparat keamanan di tempat-tempat yang diduga sarang prostitusi. Tugas mereka tidak sebatas menjaga agar tidak terjadi praktik tersebut.
”Yang lebih penting, apakah masyarakat mau sama-sama menjaga? Apakah mereka mau membiarkan itu terjadi di kawasan tempat tinggalnya?” ungkapnya. Menurut dia, prostitusi bisa terjadi di mana saja. Tidak menutup kemungkinan juga terjadi dirumahkosanyangdidugasejak lama berjalan. Saat ini memang ada pergeseran pandangan di masyarakat yang mengubah kehidupan bersosial.
Orang berpandangan bahwa pasangan di luar yang hidup bersama tanpa ikatan pernikahan sebagai hal biasa. ”Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan prostitusi menjadi marak,” kata Devie.
Di bagian lain, penyidik Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya memajukan jadwal rekonstruksi kasus pembunuhan Deudeuh Alfisahrin alias Tata Chubby yang semula direncanakan pada 12 Mei menjadi Rabu (6/5). ”Tersangka M Prio Santoso, 25, akan mempraktikkan beberapa adegan yang berkaitan dengan pembunuhan,” ujar Kanit I Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Buddy Towoliu.
Rekonstruksi digelar di dua lokasi yakni kosan Tata di Jalan Tebet Utara No 15C, Tebet, Jakarta Selatan, tempat di mana wanita beranak satu itu tewas dihabisi. Kemudian rekonstruksi juga dilakukan di Stasiun Cawang, lokasi di mana tersangka membuang kunci kamar kosan korban.
Sekadar mengingatkan perjalanan kasus pembunuhan Tata Chubby. Pada 10 April, sekitar pukul 20.00 WIB terdengar ribut-ribut di kamar kos Tata. 11 April, Tata ditemukan tewas dalam kondisi tanpa busana, hanya ditutupi selimut, mulut disumpal kaus kaki, dan lehernya terlilit kabel. Barangbarang korban juga hilang seperti empat ponsel, Macbook, iPad, serta laptop.
Pada 12 April polisi melakukan penyelidikan ke indekos Tata dengan mengambil barang bukti berupa botol air mineral, kondom yang berisi sperma, dan buku daftar tamu milik korban. Selain itu, penghuni kos lain juga dimintai keterangan. Pada 13-14 April polisi melacak jejak deoxyribose nucleic acid (DNA) pelaku pembunuhan Tata. DNA diambil dari barang bukti yang ditemukan di kamar kos.
Kemudian, 15 April polisi menangkap pelaku pembunuhanTata bernama M Prio Santoso, 25, di rumah kontrakannya di Bojonggede, Bogor. Pelaku nekat membunuh Tata karena kesal diejek bau badan saat berhubungan intim.
Helmi syarif/ R ratna purnama
Ada keterlibatan koordinator prostitusi online ini terungkap dari pemeriksaan tersangka FMH, 25, yang ditangkap bersama sejumlah pekerja seks komersial (PSK) di apartemen tersebut. ”FMH mengaku kalau pemilik situs adalah koordinator prostitusi online . Ini masih kita selidiki, diduga sudah menjadi satu jaringan,” ungkap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto kemarin.
Namun, dia enggan mengungkap nama pelaku yang menjadi incaran kepolisian. Menurut dia, tidak menutup kemungkinan ada lokasi lain yang digunakan pelaku untuk dijadikan tempat prostitusi. ”Kami masih selidiki kemungkinan ke arah itu. Kami menduga jaringan ini memanfaatkan lokasi lain untuk melancarkan aksinya,” katanya.
Praktik prostitusi online terbongkar pada Jumat (24/4) saat polisi menggerebek dua kamardi sebuah apartemen di Kalibata. Dari penggerebekan tersebut, polisi menangkap FMH dan beberapa PSK rata-rata berusia 14, 16, dan 19 tahun. Ada di antaranya yang berusia 14 tahun tengah hamil enam bulan. Setiap tamu yang akan memesan PSK harus bertemu FMH terlebih dahulu sekaligus melunasi sisa pembayaran. Baru kemudian dia akan mengajak tamu ke kamar untuk berhubungan intim.
Sindikat prostitusi anak ini menyediakan tempat yakni satu unit apartemen di Tower H lantai 8 yang di dalamnya terdapat dua kamar. Tak heran jika bisa ada dua pria hidung belang berhubungan intim dengan anak di bawah umur pada waktu bersamaan.
Pengamat sosial budaya Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati menuturkan, peran polisi sangat vital dalam membongkar praktik prostitusi, namun bukan hal bijak pula jika menempatkan aparat keamanan di tempat-tempat yang diduga sarang prostitusi. Tugas mereka tidak sebatas menjaga agar tidak terjadi praktik tersebut.
”Yang lebih penting, apakah masyarakat mau sama-sama menjaga? Apakah mereka mau membiarkan itu terjadi di kawasan tempat tinggalnya?” ungkapnya. Menurut dia, prostitusi bisa terjadi di mana saja. Tidak menutup kemungkinan juga terjadi dirumahkosanyangdidugasejak lama berjalan. Saat ini memang ada pergeseran pandangan di masyarakat yang mengubah kehidupan bersosial.
Orang berpandangan bahwa pasangan di luar yang hidup bersama tanpa ikatan pernikahan sebagai hal biasa. ”Kondisi inilah yang kemudian menyebabkan prostitusi menjadi marak,” kata Devie.
Di bagian lain, penyidik Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya memajukan jadwal rekonstruksi kasus pembunuhan Deudeuh Alfisahrin alias Tata Chubby yang semula direncanakan pada 12 Mei menjadi Rabu (6/5). ”Tersangka M Prio Santoso, 25, akan mempraktikkan beberapa adegan yang berkaitan dengan pembunuhan,” ujar Kanit I Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Buddy Towoliu.
Rekonstruksi digelar di dua lokasi yakni kosan Tata di Jalan Tebet Utara No 15C, Tebet, Jakarta Selatan, tempat di mana wanita beranak satu itu tewas dihabisi. Kemudian rekonstruksi juga dilakukan di Stasiun Cawang, lokasi di mana tersangka membuang kunci kamar kosan korban.
Sekadar mengingatkan perjalanan kasus pembunuhan Tata Chubby. Pada 10 April, sekitar pukul 20.00 WIB terdengar ribut-ribut di kamar kos Tata. 11 April, Tata ditemukan tewas dalam kondisi tanpa busana, hanya ditutupi selimut, mulut disumpal kaus kaki, dan lehernya terlilit kabel. Barangbarang korban juga hilang seperti empat ponsel, Macbook, iPad, serta laptop.
Pada 12 April polisi melakukan penyelidikan ke indekos Tata dengan mengambil barang bukti berupa botol air mineral, kondom yang berisi sperma, dan buku daftar tamu milik korban. Selain itu, penghuni kos lain juga dimintai keterangan. Pada 13-14 April polisi melacak jejak deoxyribose nucleic acid (DNA) pelaku pembunuhan Tata. DNA diambil dari barang bukti yang ditemukan di kamar kos.
Kemudian, 15 April polisi menangkap pelaku pembunuhanTata bernama M Prio Santoso, 25, di rumah kontrakannya di Bojonggede, Bogor. Pelaku nekat membunuh Tata karena kesal diejek bau badan saat berhubungan intim.
Helmi syarif/ R ratna purnama
(ftr)