Kopassus Harus Tetap Profesional

Kamis, 30 April 2015 - 10:10 WIB
Kopassus Harus Tetap...
Kopassus Harus Tetap Profesional
A A A
JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta Kopassus sebagai pasukan elite TNI untuk tetap menjaga semangat, profesionalitas dan loyalitas meski, di tengah keterbatasan peralatan sistem senjata.

Menurut JK, militer di dunia tidak hanya bergantung pada peralatan, tapi yang paling utama adalah menjaga semangat. Pasalnya, banyak negara yang punya peralatan modern tanpa dibarengi dengan semangat yang kuat, tidak mampu menjaga bangsanya secara lebih baik.

”Dengan semangat yang kuat, keahlian dan pengalaman dan juga skill yang hebat tentulah harapan kita semua kepada Kopassus dan seluruh angkatan, baik TNI maupun Polri untuk menjaga kesinambungan bangsa ini,” ujarnya saat menghadiri HUT ke-63 Kopassus di Cijantung, Jakarta, kemarin.

Dalam kesempatan itu, JK juga mengucapkan terima kasih kepada para tokoh dan purnawirawan yang telah berjuang untuk berdirinya bangsa ini termasuk menjaga ketertiban dan keamanan. ”Saya berterima kasih kepada semua warga Kopassus baik yang masih aktif hari ini ataupun para purnawirawan yang telah menyumbangkan jiwa dan raganya untuk bangsa ini,” ucapnya.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tetapi lebih mencintai kemerdekaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara baik dalam konteks nasional, regional, dan internasional. ”TNI senantiasa memosisikan diri secara profesional sebagai garda terdepan dalam menjaga kedaulatan negara dan perdamaian, bukan garda terdepan dalam pencarian laba posisi tersebut,” katanya.

Mantan KSAD ini mengatakan, alutsista TNI harus terus ditingkatkan, termasuk membangun jiwa dan raga para prajurit TNI. Menurut Panglima, prajurit dilatih untuk menjadi seorang prajurit pejuang bagi rakyatnya dalam menjaga integritas serta prajurit profesional dalam setiap pelaksanaan tugasnya.

”Semua itu dilakukan agar setiap prajurit siap melaksanakan tugas politik negara dengan segenap jiwa militansi dan pengorbanan raga dalam mempertahankan kedaulatan, namun tetap humanis dalam membangun kebersamaan untuk menciptakan perdamaian,” kata Panglima.

Panglima menambahkan, bagi prajurit Kopassus khususnya prajurit TNI umumnya, perang adalah jalan yang ditetapkan negara dan perdamaian serta kehidupan yang aman dan tenteram adalah tujuan yang hendak dicapai dari ketetapan negara. ”Kopassus sebagai komando upaya operasional TNI, saya tekankan untuk terus meningkatkan kapasitas dan kapabilitas serta memelihara sikap humanisme,” katanya.

Danjen Kopassus Mayjen TNI Doni Monardo mengatakan, acara ini bertujuan memupuk hubungan silaturahmi di antara Korps Baret Merah sejak berdirinya sampai hingga kini. ”Kopassus tidak mungkin ada hari ini tanpa dukungan dan semangat juang para pendahulu,” ujarnya sambil menangis.

Kegiatan ini adalah implementasi dari kebijakan Panglima TNI Jenderal Moeldoko agar prajurit harus dicintai rakyat, sekaligus sebagai perwujudan dari kebijakan KSAD Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sebagai serbuan teritorial, yaitu mendekatkan diri dan selalu membantu kesulitan rakyat.

”Kegiatan ini juga untuk merajut hubungan baik dengan para sahabat yang pada masa lalu pernah berseteru sehingga tercipta hubungan yang harmonis sebagai anak bangsa,” katanya. Mantan komandan Paspampres ini mengaku ada yang berbeda dalam perayaan HUT Korps Baret Merah, di mana kali ini Kopassus mengundang para pihak yang berseteru.

Hal ini terinspirasi dari pertemuan dengan Panglima Angkatan Bersenjata Republik Demokratik Timor Leste Mayor Jenderal Lere Amon Timor pada 13 Maret 2013 lalu, di Jakarta. ”Beliau berpesan untuk meningkatkan hubungan yang harmonis, kepada mereka yang pernah bertugas di Timor Timur ketika itu. Tidak ada dendam dan bisa menjadi contoh bagi pihak-pihak yang pernah bertikai tanpa melupakan peristiwa bersejarah yang pernah terjadi pada masa lalu,” katanya.

Kopassus adalah bagian dari TNI yang bertugas melindungi kedaulatan bangsa. Manakala negara memutuskan membangun persahabatan maka Kopassus akan menjalankan kebijakan itu. Demikian juga bila negara menyatakan suatu golongan yang pada mulanya berseberangan, kemudian negara memutuskan mereka telah kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, maka Kopassus tunduk dan taat pada keputusan itu.

Sementara itu, mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Muzakir Manaf mengatakan saat ini Kopassus lebih transparan dan profesional dalam mempertahankan Tanah Air. ”Saya rasa lebih transparan, lebih maju ke depan. Kita lihat Kopassus lebih giat dalam mempertahankan Tanah Air dan lebih profesional,” katanya saat hadir di Mako Kopassus Cijantung, Jakarta Timur.

Mantan Wakil Panglima Milisi Pro Integrasi Eurico Gueterres mengatakan ini merupakan awal yang baik dan luar biasa yang perlu didukung. ”Kalau kita bicara masa lalu, Kopassus bagaimana, saya kira semua kan sudah lewat lah , semua sudah selesai. Tidak ada dendam, tidak ada marah. Semua itu baik-baik saja, tidak ada masalah lagi,” katanya.

Menurut Gueterres, kegiatan ini mempertemukan kembali kawan-kawan lama di Ainaro. Semua itu terjadi karena kebijakan pemerintah pada saat itu. ”Saudara-saudara kita ingin merdeka. Kami juga ingin merdeka, tapi tetap bersama Indonesia. Sekarang tinggal bagaimana kita saling menghargai, saling menghormati, saling menerima kembali, dengan tidak melupakan masalah yang dulu. Kita tetap ingat, tapi jangan jadikan alasan untuk kita tidak bersatu,” katanya.

Sucipto
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6903 seconds (0.1#10.140)