Jelang Pilkada, Parpol Berburu Tokoh Populer

Kamis, 30 April 2015 - 03:35 WIB
Jelang Pilkada, Parpol...
Jelang Pilkada, Parpol Berburu Tokoh Populer
A A A
JAKARTA - Pendaftaran calon kepala daerah (kada) dan wakil kepala daerah (wakada) untuk pilkada serentak 2015 tinggal tiga bulan lagi. Sejumlah partai politik (parpol) tengah berburu sejumlah tokoh dengan tingkat popularitas tinggi untuk dijadikan sebagai calon kada dan wakada.

Seperti misalnya yang dilakukan oleh Partai Gerindra, PAN, dan Partai Golkar. Mulai dari survei tokoh-tokoh untuk mengetahui tingkat popularitas sampai dengan perekrutan tokoh populer dari parpol lain untuk dijadikan calon kada dan wakada.

"Kita masih melakukan survei, baik itu survei kekuatan partai, maupun juga tokoh yang muncul," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Gerindra, Ahmad Muzani kepada wartawan di Jakarta, Rabu 29 April 2015.

Muzani mengatakan, ada sejumlah tokoh-tokoh yang kabarnya akan dipersiapkan Partai Gerindra sebagai calon kada dan wakada. Seperti misalnya musisi ternama Indonesia, Ahmad Dhani yang namanya santer disebut di internal Partai Gerindra.

"Di internal ada suara seperti itu," imbuhnya.

Selain itu, lanjutnya, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang merupakan kader PKS juga kabarnya akan masuk ke Partai Gerindra dan diusung sebagai calon kada atau wakada. Muzani juga berharap, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dari PDIP dapat bersanding dengan kader Partai Gerindra sebagai pasangan calon.

"Bu Risma contoh kepala daerah yang sukses, kita akan lihat mungkin enggak Bu Risma berpasangan dengan kader Partai Gerindra," jelas Ketua Fraksi Partai Gerindra di DPR itu.

Menurut Muzani, pilkada serentak 2015 menjadi penting karena menjadi ajang konsolidasi menuju Pemilu 2019. Sehingga, Partai Gerindra melakukan kecermatan dan ketelitian agar calon yang diusung dapat memberikan harapan besar bagi daerah. Karena, bisa memengaruhi besar pada perolehan suara pada Pemilu 2019.

"Kriteria utama, orang yang memiliki komitmen jelas bagi pembangunan daerah, dan sejalan dengan perjuangan Partai Gerindra. Pengalaman-pengalaman kita menjadikan kita matang dalam mengambil sikap politik (memilih calon)," terangnya.

Lebih jauh, Muzani menjelaskan, Partai Gerindra juga tidak akan menutup diri untuk memmbentuk koalisi dengan partai lain di luar Koalisi Merah Putih (KMP). Karena, fakta jumlah kursi rata-rata Partai Gerindra di daerah yang tidak mencukupi, tidak sampai 20% sehingga harus koalisi.

"Gerindra tidak pernah alergi dengan partai manapun, tidak pernah melarang Gerindra cabang manapun untuk menjalin hubungan dengan partai lain," tandasnya.

Hal serupa juga dilakukan oleh PAN. Ketua DPP PAN Yandri Susanto berujar, saat ini PAN tengah bekerja sama dengan berbagai lembaga survei untuk mengetahui tingkat popularitas dan elektabilitas sejumlah tokoh yang potensial diusung, tak hanya tokoh yang merupakan kader PAN, tapi juga tokoh di luar PAN.

"Tapi, yang kami prioritaskan adalah kader sendiri, dan berpotensi untuk memimpin daerah," kata Anggota Komisi II DPR itu didampingi oleh Wasekjen DPP PAN Soni Sumarsono di Gedung DPR.

Menurut Yandri, sejumlah tokoh yang tingkat elektabilitas dan tingkat popularitasnya tinggi di daerah yakni, Bupati Jabung Timur Zumi Zola yang populer di Jambi, ada juga vokalis band ternama Pasha "Ungu" yang cukup populer di Palu, dan Desi Ratnasari yang popularitasnya tinggi di Sukabumi.

"Tapi apakah mereka akan diusung itu akan diputuskan nanti, Teh Desi juga belum tahu mau maju atau tidak," jelas Sekretaris Fraksi PAN itu.

Yandri menjelaskan, PAN betul-betul mempersiapkan diri untuk memenangkan pertarungan dalam pilkada serentak 2015. PAN yakin, dengan konsolidasi Rakernas pada 6-7 Mei 2015 nanti PAN akan membicarakan bersama perihal persiapan pilkada, dan memilah-milah kader internal maupun eksternal agar bisa mengusung calon yang terbaik.

Lebih dari itu mengenai koalisi, Yandri menambahkan, PAN tidak akan terkungkung dalam KIH atau KMP. PAN akan membebaskan DPW dan DPD PAN di daerah untuk berkomunikasi dan melakukan konsolidasi tanpa memandang KIH atau KMP. Karena, persoalan daerah akan lebih dikuasai oleh daerah sendiri.

"Mengenai komitmen bebas koalisi, kondisi daerah satu dengan yang lain pasti beda. Komitmen KMP dalam hitam di atas putih tidak memaksa daerah," tandasnya.

Kemudian, Sekjen DPP Partai Golkar hasil Munas Bali Idrus Marham mengatakan, meskipun saat ini Partai Golkar sedang menhadapi proses hukum di PTUN mengenai dualisme di Partai Golkar dan sejumlah pengadilan lainnya, Partai Golkar masih terus mempersiapkan diri untuk menghadapi pilkada serentak 2015.

"Konsolidasi daerah terus berjalan, dan survei-survei popularitas dan elektabilitas juga tengah dilakukan," kata Idrus di Gedung DPR.

Menurut Idrus, Partai Golkar masih terus mencari tokoh terbaik yang akan diusung dalam pilkada nanti. Partai Golkar memiliki target yang cukup tinggi yakni, tidak boleh kurang dari 59% dari 269 daerah yang akan menyelenggarakan pilkada. Karena, pada pilkada sebelumnya Partai Golkar memenangkan 59% di daerah.

"Kita anggap 59% itu modal dasar dengan demikian tentu tidak bergeser dari situ, ya sekitar itu lah. Kita bicara faktual," jelas Idrus.

Lebih dari itu, Idrus menambahkan, mengenai KMP memang membentuk koalisi di daerah, agar KMP konsisten dan solid menghadapi pilkada. Tapi, koalisi tentunya akan mencair.

"Ada realitas poilitik di daerah yang tidak bisa dinafikan," pungkasnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5423 seconds (0.1#10.140)