Gedung Baru DPR Picu Polemik
A
A
A
JAKARTA - Ketua DPR Setya Novanto memastikan DPR segera memiliki gedung baru yang akan menjadi ikon nasional. Peletakan batu pertama pembangunan gedung tersebut rencananya dilakukan Presiden Joko Widodo pada 16 Agustus mendatang.
Dalam pidato penutupan masa sidang III tahun sidang 2014/ 2015 pada Jumat (24/4) malam, Novanto mengatakan dia telah mengesahkan usulan anggaran DPR tahun 2016 untuk pembangunan gedung tersebut. Gedung itu akan digunakan untuk perpustakaan, museum, research centre, ruang kerja anggota dan tenaga ahli. Namun rencana pembangunan gedung ini mengundang banyak kritik.
Bahkan DPR diminta melakukan penundaan hingga waktunya tepat. Direktur Eksekutif Indo Strategi Andar Nubowo mengatakan, ada dua alasan sehingga DPR seharusnya tidak mendapatkan fasilitas mewah saat ini. Pertama, publik masih menunggu DPR yang baru membuktikan kinerjanya lebih dulu.
Menurutnya ironis ketika kinerja baik yang dinantikan tersebut belum juga tampak, DPR malah menambah fasilitas mewah. ”Bisa saja gedung baru itu memang dibutuhkan, tapi ini timing-nya tidak tepat. Enam bulan ini DPR belum menghasilkan sesuatu yang membanggakan rakyat, kinerjanya biasabiasa saja, bahkan ada yang menilai buruk,” ujarnya kemarin.
Kedua, pembangunan gedung baru tersebut tidak menunjukkan empati pada kondisi kehidupan masyarakat yang masih terbebani akibat melonjaknya harga kebutuhan pokok. Lebih jauh, Andar juga menyoroti pemerintah yang seolah- olah memanjakan DPR dengan melakukan persetujuan terhadap rencana pembangunan gedung tersebut.
Dia mengatakan, persepsi yang muncul adalah pemerintah memuluskan rencana DPR karena tidak ingin programnya terganjal saat pembahasan di parlemen. ”Ini seperti terjadi transaksi elite antara eksekutif dan legislatif. Ini ironis karena kedua lembaga seolah tidak memedulikan kondisi ekonomi masyarakat yang sedang lesu,” ujarnya.
Untuk itu dia mendukung jika proyek yang diperkirakan bernilai ratusan miliar rupiah tersebut ditunda pembangunannya. Peneliti dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Lucius Karus juga menentang keras rencana pembangun gedung baru DPR tersebut. ”Saya melihat logika DPR yang agak kacau ketikamenganggapgedungitunanti akan jadi simbol atau ikon yang penting.
Kami menginginkan ini dibatalkan,” ujar Lucius kemarin. Menurut Lucius, yang ditunggu rakyat saat ini bukan balutanarsitekturmahal, tetapihasil kerja nyata sesuai dengan fungsi Dewan sebagai wakil rakyat. Lucius juga mempertanyakan pernyataan Ketua DPR Setya Novanto bahwa anggaran pembangunan gedung berasal dari APBN 2016. Hal itu menurutnya janggal karena anggaran tersebut belum pernah disahkan bahkan baru mulai dibicarakan.
Diketahui, dalam pidatonya di DPR, Setya Novanto menegaskan bahwa gedung baru DPR tersebut segera terwujud. Dia mengakui pembangunan gedung baru itu akan dimulai pada 16 Agustus 2015. Presiden Joko Widodo diakui telah menyetujui proyek tersebut dan akan melakukan peletakan batu pertama setelah menyampaikan pidato nota keuangan.
”Pada kesempatan yang sama Presiden akan menandatangani komitmen membangun ikon nasional bersama dan peletakan batu pertama untuk pembangunan ikon nasional tersebut,” ujarnya. Novanto mengatakan arah kebijakan pembangunan gedung baru tersebut untuk memperkuat representasi DPR dengan mendekatkan wakil rakyat dengan konstituennya.
”DPR berpandangan bahwa pembangunan ikon nasional ini akan menjadi warisan bangsa karena setelah 70 tahun Indonesia merdeka dan 17 tahun reformasi, gedung lembaga legislatif belum pernah dibangun secara mandiri,” ujarnya. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyatakan,
lembaga parlemen dinegara laindiduniasudah memiliki museum dan reseach centre sebagai penguatan legislatif agar lebih independen. ”Kita sudah 70 tahun merdeka tapi belumpunyamuseumtempatbelajar bagi legislatif,” tandasnya.
Mula akmal/ dian ramdhani
Dalam pidato penutupan masa sidang III tahun sidang 2014/ 2015 pada Jumat (24/4) malam, Novanto mengatakan dia telah mengesahkan usulan anggaran DPR tahun 2016 untuk pembangunan gedung tersebut. Gedung itu akan digunakan untuk perpustakaan, museum, research centre, ruang kerja anggota dan tenaga ahli. Namun rencana pembangunan gedung ini mengundang banyak kritik.
Bahkan DPR diminta melakukan penundaan hingga waktunya tepat. Direktur Eksekutif Indo Strategi Andar Nubowo mengatakan, ada dua alasan sehingga DPR seharusnya tidak mendapatkan fasilitas mewah saat ini. Pertama, publik masih menunggu DPR yang baru membuktikan kinerjanya lebih dulu.
Menurutnya ironis ketika kinerja baik yang dinantikan tersebut belum juga tampak, DPR malah menambah fasilitas mewah. ”Bisa saja gedung baru itu memang dibutuhkan, tapi ini timing-nya tidak tepat. Enam bulan ini DPR belum menghasilkan sesuatu yang membanggakan rakyat, kinerjanya biasabiasa saja, bahkan ada yang menilai buruk,” ujarnya kemarin.
Kedua, pembangunan gedung baru tersebut tidak menunjukkan empati pada kondisi kehidupan masyarakat yang masih terbebani akibat melonjaknya harga kebutuhan pokok. Lebih jauh, Andar juga menyoroti pemerintah yang seolah- olah memanjakan DPR dengan melakukan persetujuan terhadap rencana pembangunan gedung tersebut.
Dia mengatakan, persepsi yang muncul adalah pemerintah memuluskan rencana DPR karena tidak ingin programnya terganjal saat pembahasan di parlemen. ”Ini seperti terjadi transaksi elite antara eksekutif dan legislatif. Ini ironis karena kedua lembaga seolah tidak memedulikan kondisi ekonomi masyarakat yang sedang lesu,” ujarnya.
Untuk itu dia mendukung jika proyek yang diperkirakan bernilai ratusan miliar rupiah tersebut ditunda pembangunannya. Peneliti dari Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Lucius Karus juga menentang keras rencana pembangun gedung baru DPR tersebut. ”Saya melihat logika DPR yang agak kacau ketikamenganggapgedungitunanti akan jadi simbol atau ikon yang penting.
Kami menginginkan ini dibatalkan,” ujar Lucius kemarin. Menurut Lucius, yang ditunggu rakyat saat ini bukan balutanarsitekturmahal, tetapihasil kerja nyata sesuai dengan fungsi Dewan sebagai wakil rakyat. Lucius juga mempertanyakan pernyataan Ketua DPR Setya Novanto bahwa anggaran pembangunan gedung berasal dari APBN 2016. Hal itu menurutnya janggal karena anggaran tersebut belum pernah disahkan bahkan baru mulai dibicarakan.
Diketahui, dalam pidatonya di DPR, Setya Novanto menegaskan bahwa gedung baru DPR tersebut segera terwujud. Dia mengakui pembangunan gedung baru itu akan dimulai pada 16 Agustus 2015. Presiden Joko Widodo diakui telah menyetujui proyek tersebut dan akan melakukan peletakan batu pertama setelah menyampaikan pidato nota keuangan.
”Pada kesempatan yang sama Presiden akan menandatangani komitmen membangun ikon nasional bersama dan peletakan batu pertama untuk pembangunan ikon nasional tersebut,” ujarnya. Novanto mengatakan arah kebijakan pembangunan gedung baru tersebut untuk memperkuat representasi DPR dengan mendekatkan wakil rakyat dengan konstituennya.
”DPR berpandangan bahwa pembangunan ikon nasional ini akan menjadi warisan bangsa karena setelah 70 tahun Indonesia merdeka dan 17 tahun reformasi, gedung lembaga legislatif belum pernah dibangun secara mandiri,” ujarnya. Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyatakan,
lembaga parlemen dinegara laindiduniasudah memiliki museum dan reseach centre sebagai penguatan legislatif agar lebih independen. ”Kita sudah 70 tahun merdeka tapi belumpunyamuseumtempatbelajar bagi legislatif,” tandasnya.
Mula akmal/ dian ramdhani
(bbg)