Operator TV Berbayar Perlu Bersinergi

Sabtu, 25 April 2015 - 12:09 WIB
Operator TV Berbayar Perlu Bersinergi
Operator TV Berbayar Perlu Bersinergi
A A A
DENPASAR - Ratusan operator televisi berbayar se-Asia-Pasifik kembali berkumpul di Bali untuk mengikuti Asia-Pacific Pay-TV Operators Summit (APOS) tahun ini.

Dalam acara yang memasuki tahun keenam itu, MNC Group kembali menjadi tuan rumah perhelatan untuk membahas perkembangan bisnis TV berlangganan ke depan. Penggagas APOS Hary Tanoesoedibjo (HT) memberikan apresiasi positif kepada pengelola TV berbayar karena semakin banyak yang bergabung ke APOS. Di tengah potensi besar tersebut, HT berharap kehadiran APOS semakin banyak memberikan kemanfaatan bagi pengelola maupun masyarakat dunia.

”Pertemuan tahunan ini juga bisa menjadi ajang untuk menjajaki, menciptakan, bahkan meningkatkan kerja sama antaroperator televisi berbayar maupun antara operator televisi berbayar dengan televisi komersial,” ujar HT saat membuka gala dinner APOS di Hotel Ayana, Jimbaran, Badung, tadi malam. HT yang juga CEO MNC Group mengungkapkan, Indonesia konsisten menjadi tuan rumah APOS sejak 2010.

Dari tahun ke tahun, makin banyak operator televisi berbayar ikut hadir ke pertemuan organisasi ini. Jika sebelumnya peserta yang hadir hanya didominasi dari kawasan Asia, kini sejumlah operator televisi berbayar dari Amerika dan Eropa ikut berpartisipasi. Dari kawasan Asia sendiri, hadir operator televisi berbayar dari Jepang, Korea, China, Singapura, dan Malaysia.

Dari 680 peserta yang hadir, beberapa di antaranya adalah pimpinan perusahaan seperti dari Disney, FOX, dan HBO. ”Jadi bukan lagi perwakilannya yang datang, tapi pimpinan mereka langsung,” tandas HT. Kehadiran para pemimpin media itu, lanjut HT, mengindikasikan bahwa mereka melihat potensi yang ada di negeri ini.

”Lewat forum ini, mereka minimal jadi tahu tentang potensi negeri ini,” imbuh Ketua Umum Partai Perindo itu. APOS 2015 akan berlangsung tiga hari dan membahas berbagai macam isu, mulai dari konten, digital media, internet, broadband hingga isu televisi komersial. Para peserta saling berbagi pengalaman tentang banyak hal seperti perkembangan pelanggan, channel, program atau konten siaran hingga sistem dan perkembangan teknologinya.

Bagi MNC Group, forum ini juga potensial karena bisa menyampaikan presentasi profil perusahaan. Dia berharap dari presentasi ini akan muncul kerja sama saling menguntungkan yang bisa dikembangkan di kemudian hari. ”Ini juga untuk Indonesiabaikdari sisipopularitas maupun investasi,” tandas HT.

Head of Anty Piracy Asosiasi Penyelenggara Multimedia Indonesia (APMI) Suroso sebelumnya menyampaikan pada 2014 jumlah pelanggan TV berbayar bisa menyentuh angka 3 juta. Menurut dia, siaran televisi berlangganan mengalami pertumbuhan yang baik di Indonesia. Pay TV tumbuh di berbagai daerah di seluruh Indonesia.

Namun ada oknum yang memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk membajak siaran televisi berbayar tersebut. Parahnya, siaran televisi yang dibajak ini kemudian didistribusikan ulang dan dijadikan bisnis usaha yang menghasilkan uang. ”Sudah ada yang dilaporkan. Pelanggan yang ilegal lebih besar daripada yang legal,” kata Suroso.

Dia mengungkapkan, ada tim pencari yang menelusuri setiap daerah. Menurutnya, lebih mudah menemukan tindakan pembajakan yang didistribusikan melalui kabel ketimbang teknologi nirkabel. Dengan menggunakan kabel, para pelaku usaha ilegal ini mendistribusikan ulang secara paralel ke tiap rumah dengan biaya yang bervariasi. Dalam satu area, pelanggannya bisa mencapai 20.000 orang dengan biaya lebih murah.

Miftahul chusna/ Okezone
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6312 seconds (0.1#10.140)