Wujudkan Batam sebagai The Smart City
A
A
A
Kota yang penuh daya tarik akan memancing banyak orang datang dan mengadu nasib di sana. Sedemikian besar daya tarik kota sampai-sampai terjadi eskalasi peningkatan yang tinggi.
Pada 1990 penduduk perkotaan besarnya 31% dari seluruh penduduk Indonesia dan terus meningkat hingga kini. Peningkatan jumlah penduduk di perkotaan menimbulkan masalah daya dukung yang terbatas dan perlunya manajemen perkotaan yang andal. Asia adalah kawasan dengan tingkat pertumbuhan tercepat di dunia, di mana kota-kotanya dihuni oleh satu miliar penduduk selama periode 1980-2010.
Hal ini sangat mengancam sumber-sumber daya utama seperti energi, air, dan pangan. Urbanisasi memperkuat posisi Asia sebagai kekuatan ekonomi, tetapi diperlukan perencanaan yang seksama agar pertumbuhan ini dapat berkesinambungan sehingga tercipta kota-kota lebih kuat yang tak hanya efisien dari segi sumber daya, tetapi juga mampu mengedepankan kehidupan berkualitas.
Di Indonesia, Bank Dunia mencatat, Januari 2015 pertumbuhan rata-rata arus urbanisasi tiap tahun mencapai sekitar 4,4%, terhitung sejak 1960 hingga 2013. Diperkirakan, pada 2025 sebanyak 68% rakyat Indonesia akan tinggal di kota besar sehingga menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan kaum urban terbanyak di Asia.
Bagaimana dengan Batam? Posisi kota yang berada di persimpangan jalur perdagangan internasional dan berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia ini menjadikan Batam sebagai kawasan investasi dan telah ditetapkan sebagai Kawasan Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas (Free Trade Zone).
Keuntungan komparatif ini menjadikan Batam sebagai kota industri di mana sektor ini menyumbang produk domestik regional bruto (PDRB) Kota Batam di atas 55% dan laju pertumbuhan ekonomi di atas 7%. Inilah yang seakan menjadi magnet bagi pencari kerja dari seluruh penjuru daerah di Indonesia, bahkan pekerja asing untuk datang ke kota yang didesain sebagai kota industri, perdagangan, alih kapal, dan pariwisata ini.
Tingginya migrasi penduduk ke Kota Batam yang mencapai 10% setiap tahunnya mengakibatkan peningkatan kebutuhan sumber daya utama sebagai syarat terciptanya kota yangcerdasdan nyaman untuk ditinggali. Dalam beberapa kesempatan, saya selaku kepala daerah terus mengampanyekan Batam sebagai kota besar di Indonesia bagian barat yang telah menjadi Smart City (Kota Cerdas).
Menyusul infrastruktur dan penataan kota telah terintegrasi dengan mengikuti kebutuhan masyarakat perkotaan dan ramah lingkungan sehingga nyaman untuk ditinggali dan berinvestasi. Penerapan informasi teknologi juga sangat luar biasa. Bahkan sudah dicanangkan sejak beberapa tahun lalu Batam sebagai Digital Island.
Konsep Smart
Untuk menuju kota cerdas, ada beberapa hal yang harus disiapkan. Di antaranya smart social and infrastructureyakni penyediaan fasilitas dan infrastruktur utama dalam memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan. Kebutuhan itu meliputi sarana air bersih, jaringan listrik, perumahan, tata kelola perkotaan dan infrastruktur, serta fasilitas pendukung lainnya.
Batam sudah cukup memadai dalampenyediaan infrastruktur utama. Saat ini Batam telah memiliki enam waduk utama dan satu waduk yang sedang dibangun di kawasan trembesi guna pemenuhan kebutuhan air bersih di Batam. Listrik juga telah dialirkan hingga ke pelosok Batam dan mampu mencakup seluruh bidang baik industri maupun rumah tangga serta keperluan lainnya.
Akses keluar-masuk Batam juga telah tersedia dengan baik melalui Bandara Internasional Hang Nadim dan lima Feri Terminal Internasional sehingga memudahkan arus keluarmasuk wisatawan maupun pendatang baik dari dan menuju Batam. Kondisi keamanan Batam sangat kondusif dan aman untuk interaksi sosial kemasyarakatan dan kegiatan investasi.
Dukungan aparat keamanan sangat kuat, level institusi keamanan di KotaBatamberada pada levelnasional, provinsi, dan kota (Mako Marinir, Polda Kepri, Poltabes, Lanal, dan Kodim, serta dukungan Linmas). Kokohnya persatuan kemasyarakatan dan keagamaan di Kota Batam (Paguyuban semua provinsi ada di Batam, FKUB, LAM, PMB, dan ormas lainnya).
Pemerintah Kota Batam juga terus bersinergi dengan seluruh stakeholders guna memberikan kemudahan pelayanan pemerintah dalam interaksi sosial kemasyarakatan, di mana transparansi pelayanan pemerintah kepada masyarakat di sebagian besar jenjang pelayanan birokrasi sangat baik, dimulai dari tingkat kelurahan sampai kecamatan dan SKPD.
Selain itu, masyarakat juga diberikan kemudahan dalam pemanfaatan fasilitas umum milik pemerintah untuk kegiatan masyarakat. Di bidang informasi teknologi, Batam dilewati oleh jaringan kabel serat optik TIS yang memiliki panjang 1.200 km melintasi Songkhla (Thailand), Batam (Indonesia), dan Changi (Singapura). Ini tentu memberikan keuntungan bagi Batam dalam memanfaatkan teknologi informasi.
Di kota ini pula terdapat IT Center Batam yang merupakan salah satu area penyimpanan serta pengolahan data dan informasi yang terjamin dan aman, yang dimanfaatkan oleh berbagai instansi seperti Disaster Recovery Centre (DRC) oleh BIG, EKTP oleh Kemendagri, Kemenhub, BPPT, Kominfo, dan Teknet.
Untuk masyarakat, pemanfaatan teknologi informasi telah diterapkan oleh Pemerintah Kota Batam dalam pelelangan dengan penggunaan e-Proc (LPSE), penyediaan taman internet, aplikasi one stop service, aplikasi keuangan dan monitoring kegiatan, aplikasi pajak dan PBB, media center, serta pengaturan traffic light dengan ATCS di control roomuntuk mengurai kemacetan.
Di tengah pencapaian kota modern yang cerdas, unsur kemajemukan tetap diperhatikan oleh Pemerintah Kota Batam dalam menjaga keseimbangan dan pelestarian adat dan budaya. Keberadaan dan penetapan kampung tua sebagai langkah menjaga kearifan lokal dan bentuk keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat asli Batam yang telah menghuni Pulau Batam sebelum kota ini dibangun. Ada 33 kawasan kampung tua di seluruh Batam yang telah ditetapkan dan akan terus dijaga keberadaannya.
AHMAD DAHLAN
Wali Kota Batam
Pada 1990 penduduk perkotaan besarnya 31% dari seluruh penduduk Indonesia dan terus meningkat hingga kini. Peningkatan jumlah penduduk di perkotaan menimbulkan masalah daya dukung yang terbatas dan perlunya manajemen perkotaan yang andal. Asia adalah kawasan dengan tingkat pertumbuhan tercepat di dunia, di mana kota-kotanya dihuni oleh satu miliar penduduk selama periode 1980-2010.
Hal ini sangat mengancam sumber-sumber daya utama seperti energi, air, dan pangan. Urbanisasi memperkuat posisi Asia sebagai kekuatan ekonomi, tetapi diperlukan perencanaan yang seksama agar pertumbuhan ini dapat berkesinambungan sehingga tercipta kota-kota lebih kuat yang tak hanya efisien dari segi sumber daya, tetapi juga mampu mengedepankan kehidupan berkualitas.
Di Indonesia, Bank Dunia mencatat, Januari 2015 pertumbuhan rata-rata arus urbanisasi tiap tahun mencapai sekitar 4,4%, terhitung sejak 1960 hingga 2013. Diperkirakan, pada 2025 sebanyak 68% rakyat Indonesia akan tinggal di kota besar sehingga menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan kaum urban terbanyak di Asia.
Bagaimana dengan Batam? Posisi kota yang berada di persimpangan jalur perdagangan internasional dan berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia ini menjadikan Batam sebagai kawasan investasi dan telah ditetapkan sebagai Kawasan Pelabuhan Bebas dan Perdagangan Bebas (Free Trade Zone).
Keuntungan komparatif ini menjadikan Batam sebagai kota industri di mana sektor ini menyumbang produk domestik regional bruto (PDRB) Kota Batam di atas 55% dan laju pertumbuhan ekonomi di atas 7%. Inilah yang seakan menjadi magnet bagi pencari kerja dari seluruh penjuru daerah di Indonesia, bahkan pekerja asing untuk datang ke kota yang didesain sebagai kota industri, perdagangan, alih kapal, dan pariwisata ini.
Tingginya migrasi penduduk ke Kota Batam yang mencapai 10% setiap tahunnya mengakibatkan peningkatan kebutuhan sumber daya utama sebagai syarat terciptanya kota yangcerdasdan nyaman untuk ditinggali. Dalam beberapa kesempatan, saya selaku kepala daerah terus mengampanyekan Batam sebagai kota besar di Indonesia bagian barat yang telah menjadi Smart City (Kota Cerdas).
Menyusul infrastruktur dan penataan kota telah terintegrasi dengan mengikuti kebutuhan masyarakat perkotaan dan ramah lingkungan sehingga nyaman untuk ditinggali dan berinvestasi. Penerapan informasi teknologi juga sangat luar biasa. Bahkan sudah dicanangkan sejak beberapa tahun lalu Batam sebagai Digital Island.
Konsep Smart
Untuk menuju kota cerdas, ada beberapa hal yang harus disiapkan. Di antaranya smart social and infrastructureyakni penyediaan fasilitas dan infrastruktur utama dalam memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan. Kebutuhan itu meliputi sarana air bersih, jaringan listrik, perumahan, tata kelola perkotaan dan infrastruktur, serta fasilitas pendukung lainnya.
Batam sudah cukup memadai dalampenyediaan infrastruktur utama. Saat ini Batam telah memiliki enam waduk utama dan satu waduk yang sedang dibangun di kawasan trembesi guna pemenuhan kebutuhan air bersih di Batam. Listrik juga telah dialirkan hingga ke pelosok Batam dan mampu mencakup seluruh bidang baik industri maupun rumah tangga serta keperluan lainnya.
Akses keluar-masuk Batam juga telah tersedia dengan baik melalui Bandara Internasional Hang Nadim dan lima Feri Terminal Internasional sehingga memudahkan arus keluarmasuk wisatawan maupun pendatang baik dari dan menuju Batam. Kondisi keamanan Batam sangat kondusif dan aman untuk interaksi sosial kemasyarakatan dan kegiatan investasi.
Dukungan aparat keamanan sangat kuat, level institusi keamanan di KotaBatamberada pada levelnasional, provinsi, dan kota (Mako Marinir, Polda Kepri, Poltabes, Lanal, dan Kodim, serta dukungan Linmas). Kokohnya persatuan kemasyarakatan dan keagamaan di Kota Batam (Paguyuban semua provinsi ada di Batam, FKUB, LAM, PMB, dan ormas lainnya).
Pemerintah Kota Batam juga terus bersinergi dengan seluruh stakeholders guna memberikan kemudahan pelayanan pemerintah dalam interaksi sosial kemasyarakatan, di mana transparansi pelayanan pemerintah kepada masyarakat di sebagian besar jenjang pelayanan birokrasi sangat baik, dimulai dari tingkat kelurahan sampai kecamatan dan SKPD.
Selain itu, masyarakat juga diberikan kemudahan dalam pemanfaatan fasilitas umum milik pemerintah untuk kegiatan masyarakat. Di bidang informasi teknologi, Batam dilewati oleh jaringan kabel serat optik TIS yang memiliki panjang 1.200 km melintasi Songkhla (Thailand), Batam (Indonesia), dan Changi (Singapura). Ini tentu memberikan keuntungan bagi Batam dalam memanfaatkan teknologi informasi.
Di kota ini pula terdapat IT Center Batam yang merupakan salah satu area penyimpanan serta pengolahan data dan informasi yang terjamin dan aman, yang dimanfaatkan oleh berbagai instansi seperti Disaster Recovery Centre (DRC) oleh BIG, EKTP oleh Kemendagri, Kemenhub, BPPT, Kominfo, dan Teknet.
Untuk masyarakat, pemanfaatan teknologi informasi telah diterapkan oleh Pemerintah Kota Batam dalam pelelangan dengan penggunaan e-Proc (LPSE), penyediaan taman internet, aplikasi one stop service, aplikasi keuangan dan monitoring kegiatan, aplikasi pajak dan PBB, media center, serta pengaturan traffic light dengan ATCS di control roomuntuk mengurai kemacetan.
Di tengah pencapaian kota modern yang cerdas, unsur kemajemukan tetap diperhatikan oleh Pemerintah Kota Batam dalam menjaga keseimbangan dan pelestarian adat dan budaya. Keberadaan dan penetapan kampung tua sebagai langkah menjaga kearifan lokal dan bentuk keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat asli Batam yang telah menghuni Pulau Batam sebelum kota ini dibangun. Ada 33 kawasan kampung tua di seluruh Batam yang telah ditetapkan dan akan terus dijaga keberadaannya.
AHMAD DAHLAN
Wali Kota Batam
(bbg)