Dua Oknum TNI Diperiksa Pomdam Jaya

Rabu, 22 April 2015 - 11:55 WIB
Dua Oknum TNI Diperiksa...
Dua Oknum TNI Diperiksa Pomdam Jaya
A A A
JAKARTA - Dua oknum anggota Pomdam Jaya berinisial P dan M yang diduga terlibat dalam penculikan Thalib Abbas, 78, telah diperiksa di Markas Pomdam Jaya, Guntur, Jakarta Selatan.

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) Jaya Kolonel TNI Heri Prakosa mengatakan, dua anggotanya itu diajak mantan anggota Paldam berpangkat kopral kepala (kopka), Sujarwo, 55. Heri melanjutkan, Sujarwo telah pensiun sejak 2013. Dalam kasus ini dia diminta bantuan oleh kawannya untuk menagih utang kepada Kemal Rafli alias Abda, anak Thalib Abbas.

Mendapat permintaan itu, Sujarwo kemudian mengajak dua anggota Pomdam Jaya yang dia kenal. ”Ini masalah pribadi. Nah, Kopka Jarwo (sapaan Sujarwo) yang pensiun 2013 itu mengajak kenalannya yakni dua anggota kami,” tuturnya. Meski demikian, Heri membantah dua anggota tersebut dikenai pasal turut serta melakukan penculikan.

”Ya, bagaimana dikatakan penyertaan, mereka diajak, tidak tahu apa-apa kan,” katanya. Sebelumnya Subdit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Polda Metro Jaya membekuk enam pelaku penculikan pengusaha Thalib Abbas di Bogor dan Serang, Minggu (19/4) sekitar pukul 23.00 WIB. Enam pelaku yang ditangkap yakni Deni alias DDQ, 35, Adil alias MAM, 50, Saefudin alias S, 31, THM, 38, S, 55, dan ED, 35.

Dari penyelidikan lanjutan diketahui MAM merupakan otak penculikan Thalib Abbas. Kasus ini berawal saat MAM menanamkan modal untuk investasi yang dilakukan Kemal. MAM kemudian meminta DDQ melakukan penagihan utang terhadap Kemal dan mendapatkan jatah 30% dari hasil penagihan.

”Jadi saat itu pelaku meminta untuk menagih Rp400 juta. Jika berhasil, Rp120 juta menjadi milik DDQ dan kelompoknya,” ungkap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Heru Pranoto. Polisi segera memanggil Kemal yang menjadi penyebab penculikan lelaki 78 tahun tersebut.

Penyidik juga akan menyelidiki investasi yang berujung penculikan ini. ”Kalau dari keterangan MAM, utangnya sebesar Rp9,8 miliar. Tapi, untuk investasi apa, kami masih belum mengetahuinya,” tuturnya.

Helmi syarif
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5999 seconds (0.1#10.140)