Mendagri Malaysia Jadi Pelindung Ikatan Alumni ESQ
A
A
A
MALAYSIA - Menteri Dalam Negeri Malaysia YB Datuk Seri Ahmad Zahid menyatakan kesediaan untuk menjadi pelindung Ikatan Alumni ESQ Malaysia. ESQ dinilai dapat meningkatkan komitmen dan semangat untuk senantiasa maju ke depan.
”Kementerian Dalam Negeri (KDN) pernah beberapa kali menyelenggarakan inhouse training ESQ dan saat ini sudah ada sekitar 1647 orang alumni,” kata Zahid saat menghadiri acara ”Majlis Pelancaran Alumni ESQ Kementerian Dalam Negeri Malaysia”, Senin (20/04). Hadir juga pendiri ESQ dan pakar pembangunan karakter Ary Ginanjar Agustian yang memberi executive talk bertema ”Membina Bangsa Melalui Nilai dan Jati Diri”.
Selain dihadiri para petinggi KDN, acara yang baru kali pertama diselenggarakan juga dihadiri Panel Syariah ESQ Datuk Mustafa Abdul Rahman dan mantan Mufti Kedah Datuk Hasbullah Abdul Halim. Hadir juga mantan Mufti Perak Tan Sri Harussani Zakaria yang merupakan tokoh Alumni ESQ senior di Malaysia.
Menurut Zahid, tujuan diadakan acara itu adalah untuk menghimpun alumni ESQ yang ada di KDN sehingga dapat meningkatkan komitmen dan semangat untuk senantiasa maju ke depan. Selain itu, dia merasa terpanggil untuk mempererat ESQ 165 di Malaysia dan ingin memulainya dari KDN. Zahid mengemukakan, pelatihan ESQ dapat menautkan hubungan hati dua negara yang semakin erat di masa depan.
Mengenai dampak ESQ terhadap KDN, Zahid mengatakan bahwa komitmen mereka jelas terlihat dalam prestasi tahun lalu dalam KPI yang ditentukan. Mereka mendapat penghargaan dari Perdana Menteri karena telah mencapai target 138%, lebih dari target awal. ”Hal itu dicapai karena semangat dan komitmen yang dibangun melalui pelatihan ESQ. Kami berharap di akhir tahun depan dapat mencapai target 150 persen,” ujarnya.
Menurut Zahid, penguatan komitmen dan semangat harus terus dihidupkan di Malaysia karena sebentar lagi akan berada di ambang 2020. Pada tahun itu dia berharap Malaysia menjadi negara maju, berpendapatan tinggi, dan komitmen dengan nilai-nilai murni dan ketakwaan. Datuk Zahid sebelumnya pernah menjabat menteri pertahanan dan menyelenggarakan training ESQ bagi para petinggi kementerian tersebut.
Dalam dua tahun masa jabatannya itu Datuk Zahid berhasil membawa Kementerian Pertahanan melakukan transformasi menjadi kementerian berbintang lima. Ary Ginanjar Agustian menegaskan pentingnya transformasi budaya yang dilandasi nilai- nilai mulia sebagai kunci meraih keberhasilan sebuah instansi atau bangsa.
Malaysia, menurut Ary, memiliki nilainilai murni yang berdasarkan prinsip rukun negara pertama yaitu ”fitrah pada Tuhan”, ”Yang jika dimaknai dan dibangkitkan akan mampu menjadi daya dorong yang kuat akan perubahan,” kata Ary. Karena itu dia yakin KDN bisa menjadi lokomotif penggerak perubahan di Malaysia.
KDN, lanjut Ary, sangat strategis perannya karena membawahi lembaga penting negara seperti kepolisian, imigrasi, lembaga pemasyarakatan, percetakan, film, narkotika, dan lain-lain. Bagi Ari, acara ini menjadi hal yang spesial karena menunjukkan kepercayaan pemerintahan dan rakyat Malaysia terhadap ESQ secara khusus sekaligus terhadap bangsa Indonesia.
Ini merupakan pengakuan dan kepercayaan yang tinggi negara maju Malaysia pada hasil karya putra Indonesia. Para peserta yang sebagian adalah alumni ESQ menyatakan kegembiraannya dengan acara ini. Menurut Azi, yang aktif sebagai ATS (Alumnae Training Support) di Malaysia, kegiatan tersebut memacu kembali semangatnya untuk senantiasa berbuat baik dan ingat tujuan hidup sebenarnya.
Dia berharap acara seperti ini sering terselenggara di Malaysia. Para panel syariah juga terkesan dengan penyelenggaraan kegiatan ini. Ini bisa menjadi titik balik keberadaan ESQ di Malaysia untuk kembali dipercaya dan berjaya. Mantan Mufti Perak dan ulama senior Malaysia, Tan Sri Harussani Zakaria, optimistis ke depan ESQ akan makin diterima di Malaysia.
Datuk Hasbullah Abdul Halim, mantan Mufti Kedah, juga melihat banyaknya manfaat ESQ bagi pencerahan masyarakat Malaysia sehingga dia merasa perlu senantiasa mendukung kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan ESQ di Malaysia.
Chamad hojin
”Kementerian Dalam Negeri (KDN) pernah beberapa kali menyelenggarakan inhouse training ESQ dan saat ini sudah ada sekitar 1647 orang alumni,” kata Zahid saat menghadiri acara ”Majlis Pelancaran Alumni ESQ Kementerian Dalam Negeri Malaysia”, Senin (20/04). Hadir juga pendiri ESQ dan pakar pembangunan karakter Ary Ginanjar Agustian yang memberi executive talk bertema ”Membina Bangsa Melalui Nilai dan Jati Diri”.
Selain dihadiri para petinggi KDN, acara yang baru kali pertama diselenggarakan juga dihadiri Panel Syariah ESQ Datuk Mustafa Abdul Rahman dan mantan Mufti Kedah Datuk Hasbullah Abdul Halim. Hadir juga mantan Mufti Perak Tan Sri Harussani Zakaria yang merupakan tokoh Alumni ESQ senior di Malaysia.
Menurut Zahid, tujuan diadakan acara itu adalah untuk menghimpun alumni ESQ yang ada di KDN sehingga dapat meningkatkan komitmen dan semangat untuk senantiasa maju ke depan. Selain itu, dia merasa terpanggil untuk mempererat ESQ 165 di Malaysia dan ingin memulainya dari KDN. Zahid mengemukakan, pelatihan ESQ dapat menautkan hubungan hati dua negara yang semakin erat di masa depan.
Mengenai dampak ESQ terhadap KDN, Zahid mengatakan bahwa komitmen mereka jelas terlihat dalam prestasi tahun lalu dalam KPI yang ditentukan. Mereka mendapat penghargaan dari Perdana Menteri karena telah mencapai target 138%, lebih dari target awal. ”Hal itu dicapai karena semangat dan komitmen yang dibangun melalui pelatihan ESQ. Kami berharap di akhir tahun depan dapat mencapai target 150 persen,” ujarnya.
Menurut Zahid, penguatan komitmen dan semangat harus terus dihidupkan di Malaysia karena sebentar lagi akan berada di ambang 2020. Pada tahun itu dia berharap Malaysia menjadi negara maju, berpendapatan tinggi, dan komitmen dengan nilai-nilai murni dan ketakwaan. Datuk Zahid sebelumnya pernah menjabat menteri pertahanan dan menyelenggarakan training ESQ bagi para petinggi kementerian tersebut.
Dalam dua tahun masa jabatannya itu Datuk Zahid berhasil membawa Kementerian Pertahanan melakukan transformasi menjadi kementerian berbintang lima. Ary Ginanjar Agustian menegaskan pentingnya transformasi budaya yang dilandasi nilai- nilai mulia sebagai kunci meraih keberhasilan sebuah instansi atau bangsa.
Malaysia, menurut Ary, memiliki nilainilai murni yang berdasarkan prinsip rukun negara pertama yaitu ”fitrah pada Tuhan”, ”Yang jika dimaknai dan dibangkitkan akan mampu menjadi daya dorong yang kuat akan perubahan,” kata Ary. Karena itu dia yakin KDN bisa menjadi lokomotif penggerak perubahan di Malaysia.
KDN, lanjut Ary, sangat strategis perannya karena membawahi lembaga penting negara seperti kepolisian, imigrasi, lembaga pemasyarakatan, percetakan, film, narkotika, dan lain-lain. Bagi Ari, acara ini menjadi hal yang spesial karena menunjukkan kepercayaan pemerintahan dan rakyat Malaysia terhadap ESQ secara khusus sekaligus terhadap bangsa Indonesia.
Ini merupakan pengakuan dan kepercayaan yang tinggi negara maju Malaysia pada hasil karya putra Indonesia. Para peserta yang sebagian adalah alumni ESQ menyatakan kegembiraannya dengan acara ini. Menurut Azi, yang aktif sebagai ATS (Alumnae Training Support) di Malaysia, kegiatan tersebut memacu kembali semangatnya untuk senantiasa berbuat baik dan ingat tujuan hidup sebenarnya.
Dia berharap acara seperti ini sering terselenggara di Malaysia. Para panel syariah juga terkesan dengan penyelenggaraan kegiatan ini. Ini bisa menjadi titik balik keberadaan ESQ di Malaysia untuk kembali dipercaya dan berjaya. Mantan Mufti Perak dan ulama senior Malaysia, Tan Sri Harussani Zakaria, optimistis ke depan ESQ akan makin diterima di Malaysia.
Datuk Hasbullah Abdul Halim, mantan Mufti Kedah, juga melihat banyaknya manfaat ESQ bagi pencerahan masyarakat Malaysia sehingga dia merasa perlu senantiasa mendukung kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan ESQ di Malaysia.
Chamad hojin
(bbg)