Sepak Bola Indonesia Terancam Diisolasi Dunia
A
A
A
JAKARTA - Sepak bola Indonesia terancam diisolasi dunia. Hal itu sebagai dampak keputusan Kemenpora membekukan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), kemarin. Langkah tersebut dianggap sebagai intervensi yang bisa memancing sanksi FIFA.
Mantan pemain dan Pelatih Persib Bandung Risnandar Soendoro mengatakan pembekuan yang dilakukan Kemenpora akan mengundang FIFA sebagai induk persepakbolaan dunia untuk memberi sanksi kepada Indonesia.
Alasannya pemerintah telah melakukan intervensi terhadap urusan federasi. Jika sanksi dijatuhkan FIFA, Merah Putih terancam tidak boleh terlibat dalam semua ajang sepak bola internasional, baik di level timnas maupun klub. Salah satu imbas yang nyata adalah Persib Bandung dan Persipura Jayapura yang saat ini tengah mengikuti kompetisi AFC Cup 2015. Jika sanksi dari FIFA turun, kedua klub tidak bisa lagi melanjutkan perjuangan mereka di AFC Cup 2015. Padahal, saat ini kedua tim tampil luar biasa dengan menguasai puncak klasemen grup masing-masing.
”Sayang juga kan jika Persib- Persipura yang sudah berbicara banyak di level Asia tidak bisa main lagi gara-gara PSSI dibanned,” ungkapnya. Risnandar juga menilai keputusan pembekuan oleh Kemenpora sebagailangkahyangkurang bijak karena hanya dua klub yang tidak memenuhi ketentuan administrasi, 16 klub peserta QNB League menjadi korban. Selain di ajang AFC Cup 2015, sepak bola Indonesia juga terancam tidak bisa berkiprah di SEA Games 2015 Singapura.
Pada ajang kualifkasi Piala Dunia 2018Timnas Indonesia juga terancam. Indonesia yang tergabung di Grup F bersama Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Irak akan menggelar laga perdana pada 11 Juni 2015 nanti. Ancaman sanksi juga pernah dilontarkan Sekjen FIFA Jerome Valcke melalui surat yang ditujukan kepada Menpora tertanggal 10 April 2015. FIFA menjelaskan bahwa langkah yang dibuat Kemenpora dan BOPI memberikan sejumlah persyaratan dalam proses verifikasi menyalahi statuta FIFA.
Lebih jauh FIFA memperingatkan agar permasalahan sepak bola Indonesia yang melibatkan PSSI, Kemenpora, dan BOPI cepat terselesaikan. Jika terus berlarut, ancaman sanksi dari FIFA sudah menanti. Mantan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin pun tidak menampik kemungkinan sanksi dari FIFA. Namun Djohar yang kemarin resmi digantikan La Nyalla Mahmud Mattalitti sebagai ketua umum PSSI berharap agar Federasi Sepak Bola Dunia tersebut tidak menambah beban PSSI dengan menjatuhkan sanksi.
”Kami belum melaporkan masalah ini ke FIFA. Mudah-mudahan mereka tidak menambah beban kita karena ini hanya masalah komunikasi saja,” tutup Djohar di Surabaya, Jawa Timur, kemarin. Hal lain yang dikhawatirkan Djohar adalah sepak bola bisa kehilangan sponsor karena dampak dari pembekuan ini sangat besar. ”Bahkan kerusakannya sangat luar biasa dan sangat dahsyat. Kompetisi bisa mundur dan sponsor yang membiayai kehidupan organisasi ini juga akan lari ,” kata Djohar.
Kemarin dalam surat yang ditandatangani Menpora Imam Nahrawi disebutkan, pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah termasuk kepolisian tidak dapat lagi memberikan pelayanan dan fasilitasi kepada kepengurusan PSSI dan seluruh kegiatan keolahragaannya. ”Baru saja ditandatangani Peraturan Menpora No 01307 Tahun 2015 tentang Pengenaan Sanksi Administratif Berupa Kegiatan Keolahragaan PSSI Tidak Diakui. Artinya segala kegiatan PSSI sudah tidak diakui, termasuk hasil kongres,” ujar Deputi V Kemenpora Gatot Dewa Broto kemarin.
Menurut dia, keputusan ini diambilkarenasampaibataswaktu yang telah ditetapkan dalam surat teguran tertulis I, II, dan III, PSSI telah mengabaikan kebijakan pemerintah. Dalam ketiga peringatan itu, PSSI dinilai tak mengambil tindakan atas keputusan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) yang tidak merekomendasikan Arema Cronus dan Persebaya Surabaya untuk mengikuti Qatar National Bank (QNB) League 2015.
Selain membekukan PSSI, dalam surat itu disebutkan juga bahwa pemerintah bersama KONI/KOI akan membentuk tim transisi yang bertugas mengawal liga serta tim nasional (timnas) sampai dengan terbentuknya kepengurusan PSSI yang kompeten sesuai dengan mekanisme organisasi dan statuta FIFA. Ketua Umum PSSI yang kemarin baru saja terpilih di Kongres Luar Biasa (KLB) di Surabaya, La Nyalla, menyatakan bahwa pembekuan oleh Kemenpora tersebut tidak bisa dilakukan karena PSSI berada di bawah FIFA.
Bahkan La Nyalla menyiapkan langkah hukum untuk menghadapi keputusan Kemenpora tersebut. ”Negara kita ini negara hukum. Jadi apa pun yang dilakukan Menpora itu nanti akan kami sampaikan ke bagian hukum PSSI,” katanya. La Nyalla juga segera menemui langsung Menpora Imam Nahrawi untuk menyelesaikan kemelut sepak bola Indonesia.
General Manager Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) Valentino Simanjuntak menegaskan, segera mengumpulkan seluruh kapten dari tiap klub untuk menentukan sikap soal pembekuan PSSI. ”Intinya, para pemain ingin kompetisi terus berjalan. Mereka tidak peduli siapa yang menggelar kompetisi, yang penting pekerjaan mereka tidak terancam dan mereka masih bisa cari makan dari sepak bola,” tutur pria yang juga pengamat sepak bola itu.
Sekretaris Persipura Jayapura Rocky Babena menyayangkan pembekuan PSSI. Keterlibatan atau intervensi pemerintah, menurut Rocky bisa dipastikan hukuman tambahan bakal dilayangkan FIFA.
”Jika FIFA menghukum Indonesia, siapa yang bakal bertanggung jawab atas Indonesia Super League (ISL), apalagi saat ini Persipura Jayapura dan Persib Bandung telanjur mengikuti Piala AFC,” papar Rocky di Surabaya kemarin.
Abdul haris/ rachmad tomy/ muhammad ginanjar/ sindo news/okezone
Mantan pemain dan Pelatih Persib Bandung Risnandar Soendoro mengatakan pembekuan yang dilakukan Kemenpora akan mengundang FIFA sebagai induk persepakbolaan dunia untuk memberi sanksi kepada Indonesia.
Alasannya pemerintah telah melakukan intervensi terhadap urusan federasi. Jika sanksi dijatuhkan FIFA, Merah Putih terancam tidak boleh terlibat dalam semua ajang sepak bola internasional, baik di level timnas maupun klub. Salah satu imbas yang nyata adalah Persib Bandung dan Persipura Jayapura yang saat ini tengah mengikuti kompetisi AFC Cup 2015. Jika sanksi dari FIFA turun, kedua klub tidak bisa lagi melanjutkan perjuangan mereka di AFC Cup 2015. Padahal, saat ini kedua tim tampil luar biasa dengan menguasai puncak klasemen grup masing-masing.
”Sayang juga kan jika Persib- Persipura yang sudah berbicara banyak di level Asia tidak bisa main lagi gara-gara PSSI dibanned,” ungkapnya. Risnandar juga menilai keputusan pembekuan oleh Kemenpora sebagailangkahyangkurang bijak karena hanya dua klub yang tidak memenuhi ketentuan administrasi, 16 klub peserta QNB League menjadi korban. Selain di ajang AFC Cup 2015, sepak bola Indonesia juga terancam tidak bisa berkiprah di SEA Games 2015 Singapura.
Pada ajang kualifkasi Piala Dunia 2018Timnas Indonesia juga terancam. Indonesia yang tergabung di Grup F bersama Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Irak akan menggelar laga perdana pada 11 Juni 2015 nanti. Ancaman sanksi juga pernah dilontarkan Sekjen FIFA Jerome Valcke melalui surat yang ditujukan kepada Menpora tertanggal 10 April 2015. FIFA menjelaskan bahwa langkah yang dibuat Kemenpora dan BOPI memberikan sejumlah persyaratan dalam proses verifikasi menyalahi statuta FIFA.
Lebih jauh FIFA memperingatkan agar permasalahan sepak bola Indonesia yang melibatkan PSSI, Kemenpora, dan BOPI cepat terselesaikan. Jika terus berlarut, ancaman sanksi dari FIFA sudah menanti. Mantan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin pun tidak menampik kemungkinan sanksi dari FIFA. Namun Djohar yang kemarin resmi digantikan La Nyalla Mahmud Mattalitti sebagai ketua umum PSSI berharap agar Federasi Sepak Bola Dunia tersebut tidak menambah beban PSSI dengan menjatuhkan sanksi.
”Kami belum melaporkan masalah ini ke FIFA. Mudah-mudahan mereka tidak menambah beban kita karena ini hanya masalah komunikasi saja,” tutup Djohar di Surabaya, Jawa Timur, kemarin. Hal lain yang dikhawatirkan Djohar adalah sepak bola bisa kehilangan sponsor karena dampak dari pembekuan ini sangat besar. ”Bahkan kerusakannya sangat luar biasa dan sangat dahsyat. Kompetisi bisa mundur dan sponsor yang membiayai kehidupan organisasi ini juga akan lari ,” kata Djohar.
Kemarin dalam surat yang ditandatangani Menpora Imam Nahrawi disebutkan, pemerintah baik tingkat pusat maupun daerah termasuk kepolisian tidak dapat lagi memberikan pelayanan dan fasilitasi kepada kepengurusan PSSI dan seluruh kegiatan keolahragaannya. ”Baru saja ditandatangani Peraturan Menpora No 01307 Tahun 2015 tentang Pengenaan Sanksi Administratif Berupa Kegiatan Keolahragaan PSSI Tidak Diakui. Artinya segala kegiatan PSSI sudah tidak diakui, termasuk hasil kongres,” ujar Deputi V Kemenpora Gatot Dewa Broto kemarin.
Menurut dia, keputusan ini diambilkarenasampaibataswaktu yang telah ditetapkan dalam surat teguran tertulis I, II, dan III, PSSI telah mengabaikan kebijakan pemerintah. Dalam ketiga peringatan itu, PSSI dinilai tak mengambil tindakan atas keputusan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) yang tidak merekomendasikan Arema Cronus dan Persebaya Surabaya untuk mengikuti Qatar National Bank (QNB) League 2015.
Selain membekukan PSSI, dalam surat itu disebutkan juga bahwa pemerintah bersama KONI/KOI akan membentuk tim transisi yang bertugas mengawal liga serta tim nasional (timnas) sampai dengan terbentuknya kepengurusan PSSI yang kompeten sesuai dengan mekanisme organisasi dan statuta FIFA. Ketua Umum PSSI yang kemarin baru saja terpilih di Kongres Luar Biasa (KLB) di Surabaya, La Nyalla, menyatakan bahwa pembekuan oleh Kemenpora tersebut tidak bisa dilakukan karena PSSI berada di bawah FIFA.
Bahkan La Nyalla menyiapkan langkah hukum untuk menghadapi keputusan Kemenpora tersebut. ”Negara kita ini negara hukum. Jadi apa pun yang dilakukan Menpora itu nanti akan kami sampaikan ke bagian hukum PSSI,” katanya. La Nyalla juga segera menemui langsung Menpora Imam Nahrawi untuk menyelesaikan kemelut sepak bola Indonesia.
General Manager Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) Valentino Simanjuntak menegaskan, segera mengumpulkan seluruh kapten dari tiap klub untuk menentukan sikap soal pembekuan PSSI. ”Intinya, para pemain ingin kompetisi terus berjalan. Mereka tidak peduli siapa yang menggelar kompetisi, yang penting pekerjaan mereka tidak terancam dan mereka masih bisa cari makan dari sepak bola,” tutur pria yang juga pengamat sepak bola itu.
Sekretaris Persipura Jayapura Rocky Babena menyayangkan pembekuan PSSI. Keterlibatan atau intervensi pemerintah, menurut Rocky bisa dipastikan hukuman tambahan bakal dilayangkan FIFA.
”Jika FIFA menghukum Indonesia, siapa yang bakal bertanggung jawab atas Indonesia Super League (ISL), apalagi saat ini Persipura Jayapura dan Persib Bandung telanjur mengikuti Piala AFC,” papar Rocky di Surabaya kemarin.
Abdul haris/ rachmad tomy/ muhammad ginanjar/ sindo news/okezone
(ars)