Tiga Anak Buah Kapal Tewas Terbakar

Rabu, 15 April 2015 - 08:57 WIB
Tiga Anak Buah Kapal Tewas Terbakar
Tiga Anak Buah Kapal Tewas Terbakar
A A A
MEDAN - Tanker MT Palu Sipat milik PT Pertamina meledak saat dalam perbaikan di galangan kapal PT Waruna Nusa Sentana di perairan Belawan, Sumatera Utara (Sumut), Senin (13/4) sekitar pukul 18.00 WIB.

Akibat ledakan itu, tiga awak kapal tewas dengan luka bakar. Ketiga ABK itu adalah Suharto, 48, warga Jalan Gaperta, Medan Helvetia; Prigatin Sembiring, 39, warga Sei Mati, Medan Labuhan; dan Sulaiman, 48, warga Marelan, Medan. Ketiga jenazah ABK kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Pirngadi, Medan, Sumut. Dari pantauan di Ruang Jenazah RSUD Dr Pirngadi Medan, jasad ketiga ABK itu hampir seluruhnya mengalami luka bakar.

Bahkan, tak sehelai benang pun tersisa dari tubuh ketiga awak kapal nahas itu. Penjaga kamar mayat RSUD Dr Pirngadi Medan, Marisi, mengungkapkan, ketiga korban dievakuasi ke rumah sakit pada Senin (13/4) sekitar pukul 20.00 WIB. Kemudian, pihak keluarga membawa korban pada Selasa (14/4) pukul 04.00 WIB.

”Seluruh jasad ABK mengalami luka bakar hampir 100%. Kulit sudah terkelupas dan pakaian korban habis terbakar,” ujarnya di ruang jenazah. Sampai kemarin, Polres Belawan belum bisa menyebutkan detail penyebab ledakan tanker MT Palu Sipat. Kasat Reskrim Polres Belawan AKP Bambang Gunanti Hutabarat menjelaskan, petugas masih terus melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab ledakan.

”Kronologinya, kapal meledak pukul 18.00 WIB saat proses perbaikan. Akibat ledakan tersebut, tiga orang meninggal dunia. Petugas masih melakukan penyelidikan terkait penyebab meledaknya kapal itu,” ungkapnya. Sementara itu, External Relation Marketing Operation Regior Mor I Pertamina Zainal Abidin menjelaskan, saat kejadian MT Palu Sipat sedang docking di Pelabuhan Belawan.

”Tanker milik Pertamina itu sedang dalam perbaikan. Kapal itu sedang dicat di bagian dalam. Tapi kronologi pastinya, silakan hubungi pihak kepolisian,” kata Zainal kepada KORAN SINDO kemarin. Zainal menambahkan, biasanya saat dalam posisi docking tidak ada bahan bakar minyak (BBM) di kapal tersebut. Jadi, belum bisa diketahui pasti penyebab ledakan tersebut.

”Posisinya sedang kosong, tidak ada BBM yang diangkut di dalamnya. Namanya juga sedang dalam perbaikan. Pertamina pun tidak mempermasalahkan kerugian akibat meledaknya kapal tersebut, karena kapal tersebut sudah diasuransikan,” ungkapnya. Namun demikian, Zainal mengimbau kepada semua mitra Pertamina untuk mengutamakan keselamatan dalam bekerja. ”Bagaimanapun, keselamatan harus diutamakan,” pungkasnya.

Dody ferdiansyah/ dicky irawan
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3365 seconds (0.1#10.140)