SBMPTN CBT Akan Diuji Coba 2016

Rabu, 15 April 2015 - 08:38 WIB
SBMPTN CBT Akan Diuji Coba 2016
SBMPTN CBT Akan Diuji Coba 2016
A A A
JAKARTA - Panitia Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2015 akan menguji coba SBMPTN berbasis komputer (computer based test/CBT) tahun depan. Seleksi tulis berbasis komputer ini dianggap lebih efektif daripada ujian menggunakan kertas.

Ketua Panitia SBMPTN 2015 Rochmat Wahab mengatakan, tahun depan panitia akan melakukan pilot project SBMPTN berbasis komputer. Jika seleksi tulis ini akan menggunakan CBT, tradisi seleksi selama satu hari menggunakan kertas pun akan berakhir. Rochmat mengaku SBMPTN CBT ini diwacanakan karena pihaknya melihat ujian nasional (UN) pun sudah memakai CBT dan berhasil diuji coba sebelumnya.

”Kami mewacanakan SBMPTN CBT ini karena melihat UN pun sudah berbasis komputer dan kami rasa ini akan berhasil,” katanya di Kantor Kemenristek Dikti kemarin. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu menuturkan, belum dapat dipastikan berapa PTN dari total 74 PTN yang masuk dalam daftar uji coba. Yang jelas, menurutnya, tidak semua kampus akan menerapkannya untuk meminimalisasi kesalahan.

Menurut dia, saat ini Universitas Airlangga (Unair) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) sedang melakukan inventarisasi. Dia menjelaskan, panitia akan melihat bagaimana infrastruktur komputer dan kekuatan jaringan di semua kampus. Nanti akan diseleksi kampus mana yang sudah lengkap untuk diujicobakan seleksi berbasis komputer itu. Rochmat menjelaskan, SBMPTN CBT akan diselenggarakan setelah dapat dipastikan layak dilaksanakan baik dari segi akademik, teknis maupun ketersediaan infrastruktur.

Panitia juga akan membuat panitia lokal (panlok) yang terdiri atas beberapa PTN di seluruh daerah untuk mengukur kemampuan jaringan. Tidak hanya itu, panitia SBMPTN akan berembuk mengenai jaringan internet. Dalam waktu tiga hingga empat bulan ke depan inventarisasi akan selesai dan hasilnya akan diumumkan ke publik. Seleksi bersama dalam penerimaan mahasiswa baru di lingkungan PTN melalui ujian tertulis secara nasional yang selama ini telah dilakukan menunjukkan berbagai keuntungan dan keunggulan, baik bagi peserta, PTN maupun bagi kepentingan nasional.

Dia menjelaskan, berdasarkan pengalaman dalam melaksanakan seleksi penerimaan mahasiswa baru melalui ujian tertulis, pada 2015 Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) tetap menyelenggarakan ujian tertulis SBMPTN yang dapat diikuti siswa lulusan pendidikan menengah (SMA/ MA/SMK/MAK) dan sederajat, termasuk Paket C tahun 2013, 2014, dan 2015.

Rochmat menjelaskan, ujian tertulis menggunakan soal ujian yang dikembangkan sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan reliabilitas dan validitas yang memadai. Soal ujian tertulis SBMPTN dirancang untuk mengukur kemampuan dasar yang dapat memprediksi keberhasilan calon mahasiswa di semua program studi. Yakni kemampuan penalaran tingkat tinggi (higher order thinking), yang meliputi potensi akademik, penguasaan bidang studi dasar, bidang sains dan teknologi (saintek) dan/ atau bidang sosial dan humaniora (soshum).

Selain mengikuti ujian tertulis, peserta yang memilih program studi ilmu seni dan/ atau keolahragaan diwajibkan mengikuti ujian keterampilan. Sekjen Kementerian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) Ainun Naim mengaku sepakat dengan wacana SBMPTN berbasis komputer ini.

Sebab, menurut Ainun yang juga menjabat sebagai sekjen Kemendikbud ini, SBMPTN sebenarnya sudah berbasis komputer yang terlihat dengan proses pendaftaran yang ditautkan dengan laman resmi SBMPTN. Namun kementerian tetap meminta panitia SBMPTN mempersiapkan segala sesuatunya agar kesalahan teknis dan kekurangan infrastruktur bisa dicegah.

Anggota Komisi X DPR Ferdiansyah berpendapat, panitia SBMPTN harus melihat evaluasi dari UN CBT yang diterapkan tahun ini. Sebab pada hari kedua UN CBT saja sudah banyak masalah yang merugikan siswa. Dia mengatakan, proses pendaftaran pada seleksi ini saja masih banyak kendala seperti server yang overload karena pendaftar yang serentak mendaftar. Lalu bagaimana jika nanti server overload ketika ujian berlangsung?

”Sebaiknya persiapan dilakukan dengan matang. Ada kebiasaan pemerintah melakukan segala sesuatunya mendadak, tetapi implementasinya malah hancur,” ujarnya.

Neneng zubaidah
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4077 seconds (0.1#10.140)