Nahas, PAN Tak Lagi Punya Kantor DPP
A
A
A
JAKARTA - Sejarah Partai Amanat Nasional (PAN) tak memiliki kantor usai menggelar kongres kembali terulang. Usai Kongres PAN ke-IV yang menjadikan Zulkifli Hasan sebagai Ketua Umum DPP PAN menggantikan Hatta Rajasa, Rumah PAN di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, tidak lagi menjadi kantor DPP PAN.
Hal serupa pernah terjadi usai Kongres PAN ke-III silam. Saat itu Hatta Rajasa terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum DPP PAN menggantikan Soetrisno Bachir. Kemudian, kantor DPP PAN yang berkedudukan di Jalan Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan yang merupakan milik Soetrisno Bachir dihibahkan ke ormas Muhammadiyah.
“PAN ini memang sampai sekarang belum punya kantor tetap. Dulu harapan kita dikira (kantor DPP di Jalan TB Simatupang) tetap, ternyata belum milik PAN,” kata Ketua DPP PAN, Yandri Susanto ketika dihubungi oleh KORAN SINDO di Jakarta, Minggu 12 April kemarin malam.
Yandri menjelaskan, dirinya tidak tahu persis bagaimana posisi Rumah PAN itu bisa dijadikan sebagai kantor DPP PAN. Bahkan, dia juga kaget mengetahui Rumah PAN di Jalan TB Simatupang itu bukan asset PAN. “Dalam banyak pikiran orang itu milik PAN, ternyata dipinjami,” imbuhnya.
Kondisi ini membuat PAN berpikir untuk membeli gedung atas nama DPP PAN. Pada Rakernas PAN yang akan digelar bulan depan, PAN akan bertekad dan bergotong royong untuk membeli kantor permanen. Seluruh kader diminta untuk menyumbang seikhlasnya, dan untuk Anggota DPR diwajibkan untuk memotong gaji selama satu bulan untuk urunan ini.
“Kita harus mengakhiri PAN yang nomaden seperti ini setiap ganti kepengurusan, kita akan patungan dan urunan untuk beli Kantor PAN,” tandas Yandri.
Dihubungi terpisah, mantan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PAN sekaligus loyalis Hatta, Sulistyowati membenarkan gedung setinggi delapan lantai tersebut merupakan gedung milik Reza Rajasa (anak Hatta Rajasa). Namun, karena kondisi waktu itu DPP PAN tidak memiliki kantor tetap, maka gedung tersebut dipinjamkan oleh Hatta kepada PAN. “Itu memang punya Reza, hanya saja kemarin dipinjamkan dan kondisinya lagi enggak dibutuhin,” kata Sulis ketika dihubungi.
Mengenai tudingan Hatta membalas perlakuan Soetrisno yang serupa, Sulis menegaskan, kondisi saat ini jelas berbeda dengan zaman Soetrisno dulu. Soetrisno jelas telah memberikan gedung itu kepada DPP PAN, namun ketika dirinya tak lagi terpilih dalam Kongres PAN ke-III, Soetrisno lantas mengambil kembali gedung itu dan dihibahkan kepada Muhammadiyah. “Kalau Bang Hatta memang dari awal pinjam punya Reza, ada peranjiannya,” tegas Sulis.
Oleh karena itu, lanjut Sulis, sebelum habis masa peminjamannya kepada PT Arthindo, pihak Reza sudah memberitahukan untuk mengosongkan gedung tersebut. Lebih jauh, menurutnya, sebelum Kongres PAN ke-IV, kubu Zulkifli Hasan telah sibuk untuk urunan membeli gedung baru. “Beli gedung baru saja sekarang, kasihan kan PAN enggak ada (kantor) sekretariatnya,” pungkasnya.
Hal serupa pernah terjadi usai Kongres PAN ke-III silam. Saat itu Hatta Rajasa terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum DPP PAN menggantikan Soetrisno Bachir. Kemudian, kantor DPP PAN yang berkedudukan di Jalan Warung Buncit Raya, Jakarta Selatan yang merupakan milik Soetrisno Bachir dihibahkan ke ormas Muhammadiyah.
“PAN ini memang sampai sekarang belum punya kantor tetap. Dulu harapan kita dikira (kantor DPP di Jalan TB Simatupang) tetap, ternyata belum milik PAN,” kata Ketua DPP PAN, Yandri Susanto ketika dihubungi oleh KORAN SINDO di Jakarta, Minggu 12 April kemarin malam.
Yandri menjelaskan, dirinya tidak tahu persis bagaimana posisi Rumah PAN itu bisa dijadikan sebagai kantor DPP PAN. Bahkan, dia juga kaget mengetahui Rumah PAN di Jalan TB Simatupang itu bukan asset PAN. “Dalam banyak pikiran orang itu milik PAN, ternyata dipinjami,” imbuhnya.
Kondisi ini membuat PAN berpikir untuk membeli gedung atas nama DPP PAN. Pada Rakernas PAN yang akan digelar bulan depan, PAN akan bertekad dan bergotong royong untuk membeli kantor permanen. Seluruh kader diminta untuk menyumbang seikhlasnya, dan untuk Anggota DPR diwajibkan untuk memotong gaji selama satu bulan untuk urunan ini.
“Kita harus mengakhiri PAN yang nomaden seperti ini setiap ganti kepengurusan, kita akan patungan dan urunan untuk beli Kantor PAN,” tandas Yandri.
Dihubungi terpisah, mantan Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PAN sekaligus loyalis Hatta, Sulistyowati membenarkan gedung setinggi delapan lantai tersebut merupakan gedung milik Reza Rajasa (anak Hatta Rajasa). Namun, karena kondisi waktu itu DPP PAN tidak memiliki kantor tetap, maka gedung tersebut dipinjamkan oleh Hatta kepada PAN. “Itu memang punya Reza, hanya saja kemarin dipinjamkan dan kondisinya lagi enggak dibutuhin,” kata Sulis ketika dihubungi.
Mengenai tudingan Hatta membalas perlakuan Soetrisno yang serupa, Sulis menegaskan, kondisi saat ini jelas berbeda dengan zaman Soetrisno dulu. Soetrisno jelas telah memberikan gedung itu kepada DPP PAN, namun ketika dirinya tak lagi terpilih dalam Kongres PAN ke-III, Soetrisno lantas mengambil kembali gedung itu dan dihibahkan kepada Muhammadiyah. “Kalau Bang Hatta memang dari awal pinjam punya Reza, ada peranjiannya,” tegas Sulis.
Oleh karena itu, lanjut Sulis, sebelum habis masa peminjamannya kepada PT Arthindo, pihak Reza sudah memberitahukan untuk mengosongkan gedung tersebut. Lebih jauh, menurutnya, sebelum Kongres PAN ke-IV, kubu Zulkifli Hasan telah sibuk untuk urunan membeli gedung baru. “Beli gedung baru saja sekarang, kasihan kan PAN enggak ada (kantor) sekretariatnya,” pungkasnya.
(hyk)