Menggadaikan Rakyat

Sabtu, 11 April 2015 - 10:32 WIB
Menggadaikan Rakyat
Menggadaikan Rakyat
A A A
Kegaduhan politik tidak hanya terjadi di lingkungan parlemen, tapi juga sudah menyebar ke lembaga negara.

Setelah kisruh antara Koalisi Merah Putih dan Koalisi Indonesia Hebat di parlemen pusat mereda, muncullah istilah Cicak versus Buaya Jilid 3. Saat ketegangan antara institusi kepolisian dengan KPK belum selesai, muncul lagi polemik di Pemerintahan Provinsi Jakarta. Lakon ini mempertontonkan ketegangan antara Gubernur Jakarta Ahok dan ketua DPDR Jakarta.

Berbicara politik maka akan bersentuhan dengan kepentingan. Mereka sepertinya tidak sadar bahwa “pertunjukan” yang mereka pertontonkan disaksikan oleh rakyat Indonesia. Mereka sebenarnya sedang menggadaikan kepentingan rakyat. Khusus untuk ketegangan politik yang mendera pejabat legislatif tentu saja mereka sudah melukai perasaan rakyat yang telah mempercayai mereka sebagai wakil rakyat di parlemen.

Jika melihat perseteruan antara institusi kepolisian dan KPK, hal tersebut begitu miris dan membuat jengkel pihak yang mengikuti perkembangannya. Aroma balas dendam sepertinya merasuki institusi kepolisian atas penetapan tersangka kepada calon tunggal kepala Polri yang diajukan Presiden Jokowi oleh KPK.

Karena itu, pihak kepolisian segera balik menetapkan status tersangka kepada dua pimpinan lembaga antirasuah itu. Tetapi, kita harus khusnudzon terhadap langkah kepolisian tersebut. Jika dicermati lagi, timing penatapan tersangka kuranglah tepat sehingga menimbulkan prasangka ada kepentingan politis di balik penetapan tersebut.

Dalam negara demokrasi, yang katanya Indonesia menganut sistem ini, seharusnya kepentingan rakyat diutamakan dan dikedepankan. Jika kegaduhan politik terus terjadi, itu akan mengikis kepercayaan publik terhadap para penyelenggara negara. Apa pasal, seharusnya para penyelenggara negara bertugas melayani kepentingan publik. Kewajiban tersebut akan tersandera karena kegaduhan tersebut.

Akhirnya, rakyatlah yang dirugikan. Atas sejumlah kegaduhan politik yang sedang melanda negeri ini, tentu saja rakyat dibuat kecewa. Publik sudah lelah dengan penampilan-penampilan polisi yang kerap mempertontonkan tingkah seperti anak kecil. Seharusnya politisi fokus bagaimana caranya mengabdi untuk rakyat Indonesia.

Mereka harus berpikir keras dengan mengeluarkan tenaga dan pikiran semaksimal mungkin untuk memberikan andil terhadap kesejahteraan rakyat Indonesia.

Muhamad Faisal Al’ansori
Mahasiswa Jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1134 seconds (0.1#10.140)