Gelar Rekonstruksi, Mario Dibawa ke Pekanbaru

Jum'at, 10 April 2015 - 10:03 WIB
Gelar Rekonstruksi,...
Gelar Rekonstruksi, Mario Dibawa ke Pekanbaru
A A A
PEKANBARU - Dengan menyandang status tersangka, Mario Steven Ambareta, 21, penumpang gelap Garuda Indonesia yang bersembunyi di roda pesawat, kemarin, diterbangkan dari Jakarta ke Pekanbaru.

Kepulangan Mario ke Pekanbaru untuk menjalani rekonstruksi aksi nekatnya setelah berhasil menyelinap ke pesawat dan terbang lebih dari satu jam ke Jakarta, Selasa (7/4). Mario bertolak ke Pekanbaru dengan menumpang pesawat Garuda. Pengamanan kawasan Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Kota Pekanbaru, Riau, juga diperketat seiring kedatangan kembali Mario sekitar pukul 11.00 WIB tersebut.

Selain meningkatkan pengamanan, pihak PT Angkasa Pura (AP) diduga berusaha menutupi kedatangan Mario dari puluhan jurnalis yang sudah menunggu sejak pagi untuk meliput rencana rekonstruksi tindakan nekat pemuda asal Jalan Ki Hajar Dewantara, Desa Bagan Batu, Kecamatan Sinembah, Kabupaten Rokan Hilir tersebut.

Setiba di Pekanbaru, Mario langsung dibawa ke kantor AP II Bandara SSK II Pekanbaru. Salah satu petugas bandara menyebut Mario beserta Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah tiba di Pekanbaru sekitar pukul 11.00 WIB.

Dia langsung dibawa petugas mengelilingi bandara. ”Begitu sampai, dia dibawa pakai mobil berputar-putar,” ucap petugas tersebut. Delapan petugas keamanan bandara ditempatkan di pintu masuk kantor AP II dan tidak mengizinkan wartawan untuk meliput. ”Mohon maaf tidak ada izin untuk (wartawan) masuk,” kata seorang petugas.

Kepala Subdirektorat PPNS dan Personel Keamanan Penerbangan Kemenhub Rudi Ricardo mengatakan, rencana rekonstruksi Mario belum dilaksanakan kemarin. Pihaknya masih meminta keterangan dari Mario seputar aksi nekatnya.

”Kapan dilaksanakan rekonstruksi itu, belum bisa kita pastikan. Tapi yang jelas secepatnya kami akan melaksanakan itu,” kata dia kepada wartawan. Dari hasil keterangan tersangka, Mario menyusup 300 meter sebelah gudang kargo. Mario melompat pagar pertama yang berbatasan areal publik, selanjutnya menuju runway.

Direktur Operasi dan Teknik PT Angkasa Pura II Joko Muriatmojo mengatakan, pascakasus Mario, pihaknya akan mengevaluasi secara internal, khususnya bagian keamanan. Investigasi dilakukan tim AP II dari Jakarta untuk menyoroti dugaan telah terjadinya pelanggaran prosedur pengamanan.

”Tim AP II akan melihat apakah terjadi deviasi dalam ketentuan bidang keamanan. Standar prosedur operasi juga akan dilihat, termasuk juga fasilitas bandara, personelnya, dan juga cara bekerjanya,” kata Joko pada jumpa pers di Bandara SSK II, Pekanbaru, kemarin.

Kasus penyusupan Mario, ujar Joko, juga diinvestigasi PPNS dari Ditjen Perhubungan Udara (Kemenhub). Menurut dia, investigasi dari PPNS Kemhub selaku regulator akan melihat apakah perlu adanya regulasi keamanan penerbangan yang perlu disempurnakan. ”Karena kasus ini akan jadi bahan perbaikan ke depan,” katanya.

Dia menambahkan, PPNS Kemenhub juga menangani langsung untuk menindak Mario sesuai dengan Undang-undang No 1/2009 tentang Penerbangan. ”Karena tindakan Mario merupakan tindak pidana,” ujarnya.

Dia mengaku belum mengetahui persis siapa yang akan menjabat general manager (GM) Bandara SSK II untuk menggantikan Slamet Samiaji yang dicopot. Slamet sendiri sebenarnya juga baru sekitar sepekan dipercaya di jabatan itu. ”Saya kurang tahu siapa orangnya, penggantinya dari Jakarta,” ujar Joko.

Ayah Mario Sakit Jantung

Manahan Ambareta, 62, ayah kandung Mario, menderita sakit jantung setelah mendengar dan mengetahui ulah anaknya menyusup ke ruang roda pesawat Garuda Indonesia rute Pekanbaru-Jakarta. Cerita itu disampaikan langsung Tiar Sitanggang, 48, istrinya. ”Suami saya mendadak sakit jantung setelah tahu ulah Mario sebagaimana pemberitaan televisi beberapa hari belakangan,” ucap Tiar.

Tiar kemarin ke Bandara SSK II Pekanbaru untuk menunggu Mario karena sebelumnya anaknya itu dikabarkan akan menjalani rekonstruksi hari ini. ”Saya datang sejak pagi tadi bersama keluarga,” kata Tiar.

Setelah menunggu delapan jam atau sekitar pukul 16.00 WIB, Tiar akhirnya mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Mario. Keduanya bertemu secara tertutup di sebuah ruangan sekitar pukul 16.00 WIB.

Wajah Tiar itu terlihat semringah setelah bertemu dengan anaknya. ”Dia sehat, walau ketemu sebentar, tapi sangat senang bisa bertemu Mario,” kata Tiar dengan senyum lebar.

Hakim/okezone/ant
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6517 seconds (0.1#10.140)