Batu Hiasan di Makam Sapto Hoedojo Raib

Kamis, 09 April 2015 - 09:47 WIB
Batu Hiasan di Makam...
Batu Hiasan di Makam Sapto Hoedojo Raib
A A A
BANTUL - Batu hiasan di atas makam seniman asal Yogyakarta, Sapto Hoedojo, di Taman Makam Seniman Budayawan Giri Sapto di Imogiri, Yogyakarta, raib.

Batu tersebut diduga diambil pencinta batu akik. Jamhari, 60, sang juru kunci makam, mengatakan, saat akan mulai membersihkan kompleks makam seluas 40 hektare itu pada pukul 05.30 WIB pekan lalu, dia kaget karena batu hiasan yang biasanya ada di atas makam Sapto ternyata sudah tidak ada lagi di tempat.

”Saya sangat kaget saat itu. Saat saya mau menyapu, saya tidak melihat lagi batunya,” ujar Jamhari kemarin. Jamhari mengaku tidak mengetahui jenis batu hias yang dicuri tersebut berharga atau tidak. Tetapi, batu sebesar kepala bayi berumur setahunan tersebut memang indah dilihat.

Dari sisi warna, batu tersebut memiliki beragam warna mulai dari merah hati, hijau, hitam, dan putih. Permukaannya juga sangat halus layaknya batu keramik. Dia juga tidak mengetahui apakah batu tersebut benarbenar batu atau hanya cetakan. Namun, Jamhari menduga orang yang mengambilnya adalah pencinta batu akik.

Kemungkinan besar batu tersebut akan digunakan untuk membuat batu akik yang tengah booming di masyarakat dan kini memiliki nilai jual cukup tinggi. Dia juga tidak bisa memastikan kapan batu tersebut diambil, apakah malam atau siang hari. ”Waktu tepatnya saya tidak tahu. Kalau siang, di sini ramai sekali, tetapi kalau malam sepi sekali,” ujar pria asal Dusun Karangkulon, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri itu.

Bagi Jamhari, batu di atas makam seniman Sapto itu tidak memiliki arti karena hanya hiasan. Batu itu dipasang sejak dua hari menjelang gempa bumi 2006 oleh putra-putri almarhum Sapto dari istrinya, Yani Hoedojo. Dia juga mengaku tidak mengetahui asal batu itu karena tidak ikut memasangnya.

Yang jelas, Jamhari menyatakan bahwa kompleks makam 46 pasang suami-istri seniman dari berbagai daerah itu tidak memiliki penjaga resmi. Dia hanya tukang sapu yang melaksanakan tugas setiap hari dari pukul 05.30 WIB hingga 12.00 WIB.

Setelah itu makam tersebut tidak ada yang menunggui meski hampir sepanjang hari selalu dikunjungi masyarakat. ”Pencurian ini sudah saya laporkan ke Bu Yani (istri mendiang Sapto), tetapi beliau baru tiba di Jakarta. Kalau untuk laporan ke pihak kepolisian itu bergantung keluarga Bapak (Sapto Hoedojo),” ungkapnya.

Sokidi, 43, warga Nogosari 1, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, yang sering berkunjung ke makam tersebut, mengatakan, batu tersebut memang batu akik dan kalau dijual kemungkinan besar harganya cukup tinggi.

Batu tersebut memiliki tekstur unik dan corak warna yang banyak dicari para pemburu batu akik. ”Itu batu akik. Kalau bukan, mana mungkin ada yang mengambilnya,” katanya.

Erfanto linangkung
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1299 seconds (0.1#10.140)