Sejarah Pilu yang Kembali Terulang

Senin, 06 April 2015 - 10:13 WIB
Sejarah Pilu yang Kembali...
Sejarah Pilu yang Kembali Terulang
A A A
Bukan 350 tahun dijajah, setidaknya pernyataan itulah yang kerap diucapkan banyak pihak atas realita sejarah perjalanan bangsa Indonesia dalam menghadapi penjajahan Belanda.

Dari jumlah tahun tersebut, sering timbul perdebatan mengenai lamanya periode Belanda menjajah Indonesia secara pasti. Akan tetapi, yang menjadi permasalahan bukanlah seberapa lama Belanda menjajah Indonesia, melainkan seberapa kuat perjuangan bangsa Indonesia dalam menghadapi masalah-masalahnya, terutama saat masih dijajah oleh Belanda hingga saat ini di masa kemerdekaan.

Mengakar pada fakta sejarah, perjalanan Indonesia kerap kali mengalami dinamika dalam berbagai aspek, salah satunya adalah dalam bidang politik. Pada dasarnya, politik Indonesia adalah politik perpaduan dari berbagai unsur yang sering kali mengalami pergantian alur sesuai dengan zeitgeist atau jiwa zaman yang berlaku.

Dari sini bisa dikatakan bahwa akan kerap terjadi dinamika dalam masyarakat suatu negara di kala haluan politiknya mulai bergeser. Masalah politik dalam negeri pada dasarnya suatu bentuk refleksi bahwa di Indo-nesia sedang terjadi sesuatu. Hal ini tentunya akan berimbas kepada kelangsungan hidup rakyat Indonesia sehingga akan timbul suatu ketidakstabilan dalam tataran kehidupan negara.

Banyak rakyat Indonesia yang hidup dalam bayang kemiskinan, dalam ketidaksejahteraan, dan tentunya dalam suatu kehidupan yang memprihatinkan. Bisa disadari bahwa politik merupakan ladang subur bagi para politisi untuk meraup rezeki saat ini. Urusan negara yang sejatinya berkaitan dengan kepentingan masyarakat secara luas, kini berubah menjadi urusan yang hanya dikaitkan dengan diri sendiri.

Oleh karena itu, para politisi akan berjuang mati-matian untuk memperjuangkan nasibnya sendiri, bukan nasib negara yang sejatinya selalu berkorelasi dengan rakyat menjadi terabaikan. Hal ini tentunya sangat berbeda dengan sifat para politisi bangsa yang hadir di era 1920-an, mereka memperjuangkan kepentingan bangsanya untuk menjadi suatu negara Indonesia merdeka dengan tidak memprioritaskan ego masing-masing.

Mengenai koherensi dengan masalah politik yang sedang terjadi saat ini, terdapat suatu kutipan yang mengatakan bahwa sejarah akan berulang. Apabila dicermati, keadaan politik Indonesia yang terjadi saat ini dengan kondisi rakyatnya bisa dikatakan sama dengan apa yang terjadi selama Indonesia berada dalam periode ”Demokrasi Liberal” tahun 1950–1959.

Pada masa Demokrasi Liberal ditandai dengan banyaknya jumlah partai politik yang masing-masing memiliki kepentingan dan cara yang berbeda dalam membangun Indonesia. Alhasil banyak kabinet dari partai tertentu yang berkuasa kala itu dijatuhkan oleh lawan politiknya yang tidak puas atas kerja kabinet yang berkuasa. Situasi politik yang tidak stabil ini menyebabkan masalah di bidang lain, seperti inflasi, pemberontakan- pemberontakan daerah, dan masalah dalam militer.

Dengan keadaan yang hampir sama ini, sebagai bangsa yang besar seharusnya Indonesia mampu belajar dari masa lalu untuk menjalani masa kini dan masa depan yang lebih baik. Bukan justru mengulang kesalahan yang telah terjadi di masa lampau.

Nesia Qurrota A’yuni
Mahasiswa Ilmu Sejarah, Kepala Departemen Penulisan Kelompok Studi Mahasiswa Eka Prasetya UI Universitas Indonesia
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9518 seconds (0.1#10.140)