Dua Kecamatan Tertutup Debu Vulkanik
A
A
A
KARO - Dampak guguran awan panas Gunung Sinabung pada Kamis (2/4) malam, masih terlihat hingga kemarin. Sejumlah desa di dua kecamatan Kabupaten Karo, Sumatera Utara diselimuti debu vulkanik tebal.
Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara memang terus bergejolak. Gunung api itu masih mengeluarkan awan panas dan tremor secara terus-menerus. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, aktivitas Gunung Sinabung itu tercatat berdasarkan laporan pos pengamatan yang disiagakan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Pada Rabu (1/4), tercatat tremor terus terjadi berupa gempa guguran yang muncul sebanyak 146 kali dengan amplitudo maksimum 5-120 mm. Petugas pos pengamatan mengamati terjadinya luncuran awan panas sejauh 3,5 km ke arah selatan dengan tinggi kolom mencapai 2 km. Sementara pada malam harinya, teramati adanya guguran lava pijar dan banjir lahar hujan di beberapa tempat sehingga merusak infrastruktur jalan.
Pada Kamis (2/4), tercatat munculnya 118 kali gempa guguran dengan amplitudo maksimum 5-113 mm dan 22 kali awan panas guguran yang meluncur sejauh 4 km ke arah selatan, serta memunculkan abu vulkanik setinggi 2 km. ”Bahkan pada Kamis malam hingga pukul 21.09 WIB, terjadi 18 kali guguran awan panas. Namun, secara visual tidak dapat terlihat karena tertutup kabut dan angin timurtenggara,” ujar Sutopo.
Gejolak yang dialami Gunung Sinabung tersebut menyebabkan masyarakat dari beberapa desa terdekat, seperti Sigarang-Garang, Kutagunggung, dan Sukanalu mengalami kepanikan sehingga bersiap-siap untuk evakuasi. Menurut Anto, warga Desa Tiga Pancur, Kecamatan Simpang, masyarakat pada malam kejadian sempat panik dengan luncuran awan panas yang terus-menerus, dibarengi hujan debu berbentuk lumpur.
Kecemasan masyarakat semakin menjadi ketika aliran listrik di kawasan itu juga padam. ”Warga sudah sempat menyusun barang-barang untuk dievakuasi, sebab yang paling menakutkan adalah saat mati lampu sekitar setengah jam. Apalagi, ada gemuruh bercampur petir yang memekakkan telinga dari Gunung Sinabung. Belum lagi suara bambu yang roboh akibat tak kuat menahan beratnya lumpur vulkanik,” tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan, sekitar pukul 21.30 WIB terlihat lontaran material vulkanik yang menjulang tinggi ke langit. Sontak, hal itu membuat ketakutan warga semakin memuncak. ”Pasokan masker sudah tidak ada lagi di posko-posko sekitar sini. Mobil tangki air juga tidak ada dikerahkan untuk mengurangi material debu,” ungkap Anto. Berdasarkan pantauan di sejumlah desa di Kecamatan Simpang Empat dan Payung, yakni Tiga Pancur, Gamber, Payung, Berastepu, dan Batukarang, ketebalan material debu vulkanik pada aspal, lahan pertanian, dan atap rumah warga mencapai 5 cm.
Hal itu membuat warga sangat rentan terserang penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Terparah apabila ada kendaraan yang melintas di aspal, tebaran debu vulkanik menyebabkan berkurangnya jarak pandang. Ratusan hektare lahan pertanian warga juga dipastikan terancam gagal panen akibat diselimuti debu hasil dari guguran awan panas Sinabung.
Produk hasil pertanian itu di antaranya cabai, tomat, bunga kol, kentang. Adapun di seputaran Kecamatan Tiganderket dan Kecamatan Naman Teran hanya dihujani debu vulkanik tipis. Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat menyebutkan, pihaknya belum bisa mengetahui perkembangan kondisi gunung, termasuk pergerakan guguran awan panas.
Hal itu karena kawasan itu masih tertutup kabut. Sementara angin perlahan bergerak kearah barat. Untuk aktivitas kegempaan sendiri tercatat 18 kali gempa guguran, 13kali gempa hybrid ,19kali lowfrequency (LF), 1 kali tektonik jauh, dan tremor secara terus-menerus 0,5-2 mm dominan 0,5.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo Subur Tambun mengatakan, pihaknya sudah melakukan penyiraman dengan mobil tangki air di Kecamatan Tiganderket dan Payung. Sementara dampak debu vulkanik di Kecamatan Simpang akan disiram hari ini.
”Besok (hari ini) kami akan menyiram debu vulkanik di Kecamatan Simpang Empat. Kalau untuk masker sudah ada di posko-posko dan puskesmas setempat,” ujar Subur. Yang jelas, tim dari Satgas Penanggulangan Bencana terus melakukan patroli dan pemantauan di lapangan guna menghindari terjadinya halhal yang tidak diinginkan. BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, termasuk wisatawan, agar tidak mendaki dan melakukan aktivitas dalam radius 3 km dari Gunung Sinabung.
Riza pinem/ant
Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara memang terus bergejolak. Gunung api itu masih mengeluarkan awan panas dan tremor secara terus-menerus. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, aktivitas Gunung Sinabung itu tercatat berdasarkan laporan pos pengamatan yang disiagakan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Pada Rabu (1/4), tercatat tremor terus terjadi berupa gempa guguran yang muncul sebanyak 146 kali dengan amplitudo maksimum 5-120 mm. Petugas pos pengamatan mengamati terjadinya luncuran awan panas sejauh 3,5 km ke arah selatan dengan tinggi kolom mencapai 2 km. Sementara pada malam harinya, teramati adanya guguran lava pijar dan banjir lahar hujan di beberapa tempat sehingga merusak infrastruktur jalan.
Pada Kamis (2/4), tercatat munculnya 118 kali gempa guguran dengan amplitudo maksimum 5-113 mm dan 22 kali awan panas guguran yang meluncur sejauh 4 km ke arah selatan, serta memunculkan abu vulkanik setinggi 2 km. ”Bahkan pada Kamis malam hingga pukul 21.09 WIB, terjadi 18 kali guguran awan panas. Namun, secara visual tidak dapat terlihat karena tertutup kabut dan angin timurtenggara,” ujar Sutopo.
Gejolak yang dialami Gunung Sinabung tersebut menyebabkan masyarakat dari beberapa desa terdekat, seperti Sigarang-Garang, Kutagunggung, dan Sukanalu mengalami kepanikan sehingga bersiap-siap untuk evakuasi. Menurut Anto, warga Desa Tiga Pancur, Kecamatan Simpang, masyarakat pada malam kejadian sempat panik dengan luncuran awan panas yang terus-menerus, dibarengi hujan debu berbentuk lumpur.
Kecemasan masyarakat semakin menjadi ketika aliran listrik di kawasan itu juga padam. ”Warga sudah sempat menyusun barang-barang untuk dievakuasi, sebab yang paling menakutkan adalah saat mati lampu sekitar setengah jam. Apalagi, ada gemuruh bercampur petir yang memekakkan telinga dari Gunung Sinabung. Belum lagi suara bambu yang roboh akibat tak kuat menahan beratnya lumpur vulkanik,” tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan, sekitar pukul 21.30 WIB terlihat lontaran material vulkanik yang menjulang tinggi ke langit. Sontak, hal itu membuat ketakutan warga semakin memuncak. ”Pasokan masker sudah tidak ada lagi di posko-posko sekitar sini. Mobil tangki air juga tidak ada dikerahkan untuk mengurangi material debu,” ungkap Anto. Berdasarkan pantauan di sejumlah desa di Kecamatan Simpang Empat dan Payung, yakni Tiga Pancur, Gamber, Payung, Berastepu, dan Batukarang, ketebalan material debu vulkanik pada aspal, lahan pertanian, dan atap rumah warga mencapai 5 cm.
Hal itu membuat warga sangat rentan terserang penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Terparah apabila ada kendaraan yang melintas di aspal, tebaran debu vulkanik menyebabkan berkurangnya jarak pandang. Ratusan hektare lahan pertanian warga juga dipastikan terancam gagal panen akibat diselimuti debu hasil dari guguran awan panas Sinabung.
Produk hasil pertanian itu di antaranya cabai, tomat, bunga kol, kentang. Adapun di seputaran Kecamatan Tiganderket dan Kecamatan Naman Teran hanya dihujani debu vulkanik tipis. Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat menyebutkan, pihaknya belum bisa mengetahui perkembangan kondisi gunung, termasuk pergerakan guguran awan panas.
Hal itu karena kawasan itu masih tertutup kabut. Sementara angin perlahan bergerak kearah barat. Untuk aktivitas kegempaan sendiri tercatat 18 kali gempa guguran, 13kali gempa hybrid ,19kali lowfrequency (LF), 1 kali tektonik jauh, dan tremor secara terus-menerus 0,5-2 mm dominan 0,5.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karo Subur Tambun mengatakan, pihaknya sudah melakukan penyiraman dengan mobil tangki air di Kecamatan Tiganderket dan Payung. Sementara dampak debu vulkanik di Kecamatan Simpang akan disiram hari ini.
”Besok (hari ini) kami akan menyiram debu vulkanik di Kecamatan Simpang Empat. Kalau untuk masker sudah ada di posko-posko dan puskesmas setempat,” ujar Subur. Yang jelas, tim dari Satgas Penanggulangan Bencana terus melakukan patroli dan pemantauan di lapangan guna menghindari terjadinya halhal yang tidak diinginkan. BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, termasuk wisatawan, agar tidak mendaki dan melakukan aktivitas dalam radius 3 km dari Gunung Sinabung.
Riza pinem/ant
(bbg)