Obama Sambut Kesepakatan Nuklir Iran

Sabtu, 04 April 2015 - 10:23 WIB
Obama Sambut Kesepakatan Nuklir Iran
Obama Sambut Kesepakatan Nuklir Iran
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menyambut baik kesepakatan pembatasan program nuklir Iran sebagai ”kesepakatan bersejarah”.

Kesepakatan nuklir antara Iran dan enam kekuatan dunia atau P5+1 yang beranggotakan AS, Prancis, Inggris, Rusia, China, dan Jerman menjadi terobosan. Selama 12 tahun, pencegahan program nuklir Iran menjadi dilema karena tidak pernah tercapai kesepakatan. ”Jika kesepakatan itu diimplementasikan, itu akan membuat dunia semakin aman,” ungkap Obama kemarin di Washington, AS.

Kesepakatan pembatasan nuklir Iran setelah perundingan maraton yang dilaksanakan oleh Iran dengan kekuatan dunia atau dikenal 5P+1 yang digelardi Lausanne, Swiss. Perundingan itu berhasil menyepakati pencegahan Iran untuk membuat bom nuklir dengan imbalan kelonggaran sanksi ekonomi.

”Kesepakatan tersebut akan menjadi kesepakatan jangka panjang yang ditujukan untuk menyelesaikan segala bentuk potensi bom nuklir Iran,” kata Presiden AS Obama. ”Jika Iran berbohong, dunia akan mengetahui itu,” imbuhnya. Obama mengungkapkan, kesepakatan nuklir Iran itu bukan berdasarkan kepercayaan, melainkan verifikasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

”Jika kesepakatan itu diselesaikan, kita akan mampu menyelesaikan salah satu ancaman paling besar terhadap keamanan kita dan itu diselesaikan dengan damai,” ucapnya. Kesepakatan nuklir Iran mengatur kewajiban Teheran harus mengurangi dua pertiga sentrifugal yang dapat digunakan untuk mengayakan uranium untuk membuat bom. Iran juga wajib mengubah ulang pembangkit listrik sehingga tidak mampu memproduksi plutonium.

Teheran juga diwajibkan memperbolehkan inspektor asing untuk melakukan investigasi. Negeri Para Mullah itu juga tidak boleh mengayakan uranium lebih dari 3,67% dalam kurun waktu 15 tahun. Kesepakatan itu diumumkan setelah delapan hari perundingan di Kota Lausanne, Swiss. ”Kita akan melacak uranium Iran dari buaian hingga ke kuburan,” kata Menteri Luar Negeri AS John Kerry.

Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif kemarin disambut seperti pahlawan saat mendarat di Teheran, Iran, setelah menghadiri perundingan nuklir Iran. ”Hidup Zarif,” demikian teriakan warga Iran yang mengeluelukan Zarif. Dia mengucapkan terima kasih kepada pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei atas dukungan dan petunjuk kepada tim negosiasi.

”Kerangka kesepakatan itu belum disepakati sepenuhnya, tetapi itu menjadi solusi bagi dokumen akhir kesepakatan nuklir Iran,” ucapnya. Zarif mengungkapkan, kesepakatan nuklir Iran sebagai hasil yang menguntungkan semua pihak. Dia mengungkapkan, langkah besar telah ditorehkan, tetapi semua masih jauh dari apa yang diinginkan bersama.

Iran dan kekuatan dunia memiliki ketidakpercayaan masa lalu. ”Saya berharap beberapa ketidakpercayaan dapat diperbaiki,” ujarnya. Di Teheran, ribuan warga Iran turun ke jalan-jalan untuk merayakan tercapainya kerangka kerja kesepakatan nuklir Iran. Jalan terpanjang di Teheran, Val-e-Asr Avenue, dipadati berbagai kendaraan motor. Warga membunyikan klakson mobil dan motor.

”Apa pun hasil akhir dari perundingan, kami pemenangnya. Kini kami bisa hidup normal seperti warga dunia lainnya,” kata seorang warga kepada kantor berita AFP . Iran selama 12 tahun belakangan menghadapi sanksi internasional terkait program nuklirnya dan sanksi tersebut memukul perekonomian negara itu.

Di Riyadh, Raja Arab Saudi Salman mengungkapkan kesepakatan akhir nuklir Iran dengan kekuatan dunia akan memperkuat keamanan dunia dan regional. Harapan Salman itu disampaikan saat dia menghubungi Presiden AS Barack Obama, Kamis (2/4) lalu. Baik Iran maupun Saudi merupakan dua negara yang bersitegang dalam beberapa tahun terakhir, termasuk dalam konflik di Yaman dan Suriah.

Sebagai musuh bebuyutan Iran, Israel menentang segala bentuk kesepakatan nuklir Iran. Menteri Hubungan Strategi Israel Yuval Steinitz mengatakan, senyuman di Laussane berangkat dari realitas yang mengerikan di mana Iran menolak membuat konsesi tentang isu nuklir dan terus mengancam Israel serta negara lain di Timur Tengah. ”Kita akan terus melanjutkan upaya kita untuk menjelaskan dan membujuk dunia untuk mencegak kesepakatan buruk itu,” kata Steinitz.

Dia menambahkan, Israel sangat khawatir ketika Iran mendapatkan kelonggaran sanksi ekonomi tanpa ada konsensi yang signifikan. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu langsung mengumpulkan semua para pejabat keamanan untuk membahas respons resmi terhadap kesepakatan nuklir Iran. Juru bicara Pemerintah Israel Mark Regev mengungkapkan, kerangka kesepakatan nuklir Iran merupakan langkah yang sangat berbahaya.

”Tujuan utama Iran hanya membuat bom nuklir,” katanya. Dia menambahkan, kesepakatan itu bukan hanya menjadi ancaman bagi Israel, tetapi juga perdamaian dan keamanan dunia. Seorang pejabat Israel lain mengungkapkan, kesepakatan nuklir Iran sebagai ”kesalahan bersejarah” karena internasional melegitimasi terhadap program nuklir Iran yang bertujuan untuk membuat bom atom. Kerangka kesepakatan itu juga mengakomodasi keinginan Iran. ”Sanksi ekonomi yang dicabut, Iran akan mempertahankan kemampuan nuklirnya,” kata pejabat yang enggan disebutkan namanya.

Andika hendra m
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6596 seconds (0.1#10.140)