Angkot di Bogor Mogok, Ribuan Penumpang Telantar
A
A
A
BOGOR - Sekitar 300 angkutan perkotaan (angkot) trayek 08 jurusan Pasar Anyar-Citeureup, Bogor melakukan mogok operasi pagi kemarin. Akibatnya ribuan penumpang yang hendak bekerja dan sekolah telantar di sepanjang jalan.
Mereka terpaksa menggunakan jasa ojek sepeda motor dan jalan kaki mencari angkutan alternatif untuk bisa sampai tujuan. Rizki, 28, warga Cikaret, Cibinong, Kabupaten Bogor, mengaku resah dengan tidak beroperasinya angkot 08. Dia terpaksa menggunakan jasa ojek motor untuk berbelanja ke Pasar Anyar, Kota Bogor. Sudah sekitar satu jam dia tidak mendapat angkutan umum.
”Dari pukul 05.00 WIB saya menunggu di pinggir jalan, tapi enggak ada satu pun angkot. Terpaksa saya bayar ojek mahal banget Rp25.000 daripada saya enggak dagang, mau enggak mau harus berangkat,” katanya. Daeng, sopir angkot 08, mengatakan bahwa aksi mogok beroperasi ini bertujuan memberi pelajaran kepada para penumpang.
Pasalnya, para sopir kesal dengan penumpang yang membayar tidak sesuai dengan tarif yang ditentukan mereka. ”Biasanya tarif dari Citeureup ke Pasar Anyar atau sebaliknya Rp7.000. Namun, para penumpang suka seenaknya saja bayar Rp5.000. Yang ada kita tekor terus. Memang tarif resmi belum ada, tapi itu kan disesuaikan dengan harga BBM,” ujarnya di simpang Warung Jambu, Bogor.
Wakil Ketua Organda Kota Bogor Fredy Safier menjelaskan, angkot 08 itu merupakan angkutan kota dalam provinsi (AKDP) yang tarif dasarnya ditentukan Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat. Hari ini pihaknya akan berkoordinasi dengan Organda Kabupaten Bogor untuk segera mengajukan tarif baru AKDP.
”AKDP ini memang tarif resminya ditentukan melalui SK gubernur, bukan bupati atau wali kota, karena operasinya dari Kabupaten Bogor hingga Kota Bogor. Jadi hingga saat ini masih menunggu SK tersebut. Saya masih berkoordinasi dengan pihak KKSU agar angkot 08 kembali beroperasi,” katanya.
Haryudi
Mereka terpaksa menggunakan jasa ojek sepeda motor dan jalan kaki mencari angkutan alternatif untuk bisa sampai tujuan. Rizki, 28, warga Cikaret, Cibinong, Kabupaten Bogor, mengaku resah dengan tidak beroperasinya angkot 08. Dia terpaksa menggunakan jasa ojek motor untuk berbelanja ke Pasar Anyar, Kota Bogor. Sudah sekitar satu jam dia tidak mendapat angkutan umum.
”Dari pukul 05.00 WIB saya menunggu di pinggir jalan, tapi enggak ada satu pun angkot. Terpaksa saya bayar ojek mahal banget Rp25.000 daripada saya enggak dagang, mau enggak mau harus berangkat,” katanya. Daeng, sopir angkot 08, mengatakan bahwa aksi mogok beroperasi ini bertujuan memberi pelajaran kepada para penumpang.
Pasalnya, para sopir kesal dengan penumpang yang membayar tidak sesuai dengan tarif yang ditentukan mereka. ”Biasanya tarif dari Citeureup ke Pasar Anyar atau sebaliknya Rp7.000. Namun, para penumpang suka seenaknya saja bayar Rp5.000. Yang ada kita tekor terus. Memang tarif resmi belum ada, tapi itu kan disesuaikan dengan harga BBM,” ujarnya di simpang Warung Jambu, Bogor.
Wakil Ketua Organda Kota Bogor Fredy Safier menjelaskan, angkot 08 itu merupakan angkutan kota dalam provinsi (AKDP) yang tarif dasarnya ditentukan Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat. Hari ini pihaknya akan berkoordinasi dengan Organda Kabupaten Bogor untuk segera mengajukan tarif baru AKDP.
”AKDP ini memang tarif resminya ditentukan melalui SK gubernur, bukan bupati atau wali kota, karena operasinya dari Kabupaten Bogor hingga Kota Bogor. Jadi hingga saat ini masih menunggu SK tersebut. Saya masih berkoordinasi dengan pihak KKSU agar angkot 08 kembali beroperasi,” katanya.
Haryudi
(bhr)