Ahok Ingin Bongkar Pasar Blok G
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ingin membongkar gedung Blok G Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Alasannya karena blok itu sepi pengunjung dan mengalami kerusakan berat.
Gedung Blok G saat ini memang kurang diminati dan tampak seperti tak ada kehidupan. ”Iya dibongkar habis,” kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta kemarin. Setelah dibongkar, Pemprov DKI akan melakukan tender pembangunannya melalui beauty contest . Dengan cara ini, pihaknya tidak mengeluarkan biaya sepeser pun, karena perusahaan pemenang tender akan memiliki hak pengelolaan pasar selama beberapa tahun.
Namun, sesuai kesepakatan hak kepemilikan gedung dan pengelolaan pasar nanti akan dikembalikan sepenuhnya ke Pemprov DKI. ”Hanya pembagiannya mesti dibikin lebih jelas buat kami,” ucapnya. Ke depan Blok G Pasar Tanah Abang akan dibangun sekelas Blok A dan Blok B. Terpenting para pedagang mendapatkan porsi sewa dengan harga murah seperti yang berlaku pada Blok G saat ini.
”Tanah Abang itu yang terkenal kan Blok A dan Blok B. Kami pengen bangun sekelas itu. Pedagang tidak boleh dikenakan harga mahal, jadi ada subsidi silang. Kami lagi siapkan hitungan pembangunannya seperti apa,” ujar mantan bupati Belitung Timur itu. Meski saat ini Blok G kalah kelas dari Blok A dan Blok B, Ahok enggan mengatakan bahwa Blok G merupakan program coba-coba yang bertujuan menertibkan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Tanah Abang.
”Bukan karena cobacoba, tapi memang enggak ketemu, jadi lebih baik disambungkan dengan Blok B dan Blok A,” katanya. Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, rencana itu sudah melalui kajian yang benar dan diputuskan harus dibongkar. ”Tujuannya menjadikan Blok G Pasar Tanah Abang menjadi ramai dan bermanfaat. Memang harus terintegrasi dengan blok lainnya, itu salah satu solusi,” ungkapnya.
Kondisi Blok G Pasar Tanah Abang memang sangat memprihatinkan setelah ditinggalkan para pedagang. Otomatis blok tersebut semakin sepi pengunjung. Kini bagian konstruksi utama gedung Blok G mengalami kerusakan terlihat pada sisi gedung sebelah timur mulai dari lantai dua dan tiga. Celah dengan lebar mulai 5-8 cm tampak pada bagian dinding dan lantai gedung.
Menurut Rudi, 42, pedagang pakaian di lantai dua Blok G Pasar Tanah Abang, kondisi gedung sudah tidak layak guna dan sangat mengancam keselamatan pedagang, khususnya pedagang di lantai dasar dan lantai satu. Bila gedung roboh dipastikan akan jatuh banyak korban jiwa, walaupun posisi retak pada bagian atas gedung yang tidak memiliki beban berat. ”Untungnya kondisi lantai tiga sama lantai dua kosong, jadi bebannya enggak terlalu gede.
Tapi tetap saja serem kalau memang beneran roboh,” ujarnya. Dia meminta PD Pasar Jaya segera melakukan evaluasi dan perbaikan besar pada gedung pasar. Apalagi gedung rusak diduga karena adanya proyek pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO) Blok B Pasar Tanah Abang. ”Kondisi ini jelas jadi bukti kalau proyek enggak dikerjain bener sama kontraktornya soalnya sudah bertahun-tahun jembatan enggak jadi-jadi.
Sudah gitu kondisinya malah retak sekarang, gimana pasar jadi rame kalau kondisinya kayak begini,” kata Rudi. Manajer UPB Blok G Pasar Tanah Abang Namen Suhandi menyebutkan kerusakan sudah terjadi sejak pertengahan 2009. Retaknya bangunan disebabkan tidak berimbangnya beban yang diterima gedung lama terhadap pembangunan JPO dari Blok F Pasar Tanah Abang.
”Gedung Blok G sudah sangat tua. Sejak dibangun pada 1987, konstruksi gedung tidak ada yang berubah. Sementara, pembangunan JPO Blok B pada 2004 tidak menghitung beban yang diterima gedung lama, sehingga kondisinya retak seperti sekarang,” ungkapnya. Sementara itu, minimnya pengawasan dari PD Pasar Jaya membuat sebagian pasar beralih fungsi seperti di bagian atas Pasar Palmerah.
Di sini ada tiga lapangan futsal. Hal serupa juga bisa ditemukan di Pasar Senen, di mana bagian atas pasar ini terdapat meja biliar dan tidak jarang terlihat beberapa orang asyik memainkan kartu. Pantauan di lapangan terlihat lebih dari tiga lapangan futsal berdiri di lantai 4 Pasar Palmerah.
Kondisi pasar juga tidak terawat, seperti banyaknya keretakan di beberapa sudut dan kondisi sampah di belakang pasar sangat berserakan. Melihat ini Pemkot Jakarta Pusat menyayangkan kebijakan PD Pasar Jaya yang memberikan izin usaha kepada pengusaha lapangan futsal di dalam Pasar Palmerah.
”Harusnya PD Pasar Jaya memberikan kios kepada pedagang bukan membuka usaha futsal. Itu pasar apa sarana olah raga,” ujar Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede. Humas PD Pasar Jaya Agus Lamun mengaku tidak bisa menolak orang yang hendak membuka usaha di dalam pasar. Selama aktivitas usaha itu bisa mendongkrak peningkatan finansial PD Pasar Jaya, usaha futsal pun tidak menjadi masalah.
Bima setiyadi/ ridwansyah
Gedung Blok G saat ini memang kurang diminati dan tampak seperti tak ada kehidupan. ”Iya dibongkar habis,” kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta kemarin. Setelah dibongkar, Pemprov DKI akan melakukan tender pembangunannya melalui beauty contest . Dengan cara ini, pihaknya tidak mengeluarkan biaya sepeser pun, karena perusahaan pemenang tender akan memiliki hak pengelolaan pasar selama beberapa tahun.
Namun, sesuai kesepakatan hak kepemilikan gedung dan pengelolaan pasar nanti akan dikembalikan sepenuhnya ke Pemprov DKI. ”Hanya pembagiannya mesti dibikin lebih jelas buat kami,” ucapnya. Ke depan Blok G Pasar Tanah Abang akan dibangun sekelas Blok A dan Blok B. Terpenting para pedagang mendapatkan porsi sewa dengan harga murah seperti yang berlaku pada Blok G saat ini.
”Tanah Abang itu yang terkenal kan Blok A dan Blok B. Kami pengen bangun sekelas itu. Pedagang tidak boleh dikenakan harga mahal, jadi ada subsidi silang. Kami lagi siapkan hitungan pembangunannya seperti apa,” ujar mantan bupati Belitung Timur itu. Meski saat ini Blok G kalah kelas dari Blok A dan Blok B, Ahok enggan mengatakan bahwa Blok G merupakan program coba-coba yang bertujuan menertibkan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Tanah Abang.
”Bukan karena cobacoba, tapi memang enggak ketemu, jadi lebih baik disambungkan dengan Blok B dan Blok A,” katanya. Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, rencana itu sudah melalui kajian yang benar dan diputuskan harus dibongkar. ”Tujuannya menjadikan Blok G Pasar Tanah Abang menjadi ramai dan bermanfaat. Memang harus terintegrasi dengan blok lainnya, itu salah satu solusi,” ungkapnya.
Kondisi Blok G Pasar Tanah Abang memang sangat memprihatinkan setelah ditinggalkan para pedagang. Otomatis blok tersebut semakin sepi pengunjung. Kini bagian konstruksi utama gedung Blok G mengalami kerusakan terlihat pada sisi gedung sebelah timur mulai dari lantai dua dan tiga. Celah dengan lebar mulai 5-8 cm tampak pada bagian dinding dan lantai gedung.
Menurut Rudi, 42, pedagang pakaian di lantai dua Blok G Pasar Tanah Abang, kondisi gedung sudah tidak layak guna dan sangat mengancam keselamatan pedagang, khususnya pedagang di lantai dasar dan lantai satu. Bila gedung roboh dipastikan akan jatuh banyak korban jiwa, walaupun posisi retak pada bagian atas gedung yang tidak memiliki beban berat. ”Untungnya kondisi lantai tiga sama lantai dua kosong, jadi bebannya enggak terlalu gede.
Tapi tetap saja serem kalau memang beneran roboh,” ujarnya. Dia meminta PD Pasar Jaya segera melakukan evaluasi dan perbaikan besar pada gedung pasar. Apalagi gedung rusak diduga karena adanya proyek pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO) Blok B Pasar Tanah Abang. ”Kondisi ini jelas jadi bukti kalau proyek enggak dikerjain bener sama kontraktornya soalnya sudah bertahun-tahun jembatan enggak jadi-jadi.
Sudah gitu kondisinya malah retak sekarang, gimana pasar jadi rame kalau kondisinya kayak begini,” kata Rudi. Manajer UPB Blok G Pasar Tanah Abang Namen Suhandi menyebutkan kerusakan sudah terjadi sejak pertengahan 2009. Retaknya bangunan disebabkan tidak berimbangnya beban yang diterima gedung lama terhadap pembangunan JPO dari Blok F Pasar Tanah Abang.
”Gedung Blok G sudah sangat tua. Sejak dibangun pada 1987, konstruksi gedung tidak ada yang berubah. Sementara, pembangunan JPO Blok B pada 2004 tidak menghitung beban yang diterima gedung lama, sehingga kondisinya retak seperti sekarang,” ungkapnya. Sementara itu, minimnya pengawasan dari PD Pasar Jaya membuat sebagian pasar beralih fungsi seperti di bagian atas Pasar Palmerah.
Di sini ada tiga lapangan futsal. Hal serupa juga bisa ditemukan di Pasar Senen, di mana bagian atas pasar ini terdapat meja biliar dan tidak jarang terlihat beberapa orang asyik memainkan kartu. Pantauan di lapangan terlihat lebih dari tiga lapangan futsal berdiri di lantai 4 Pasar Palmerah.
Kondisi pasar juga tidak terawat, seperti banyaknya keretakan di beberapa sudut dan kondisi sampah di belakang pasar sangat berserakan. Melihat ini Pemkot Jakarta Pusat menyayangkan kebijakan PD Pasar Jaya yang memberikan izin usaha kepada pengusaha lapangan futsal di dalam Pasar Palmerah.
”Harusnya PD Pasar Jaya memberikan kios kepada pedagang bukan membuka usaha futsal. Itu pasar apa sarana olah raga,” ujar Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede. Humas PD Pasar Jaya Agus Lamun mengaku tidak bisa menolak orang yang hendak membuka usaha di dalam pasar. Selama aktivitas usaha itu bisa mendongkrak peningkatan finansial PD Pasar Jaya, usaha futsal pun tidak menjadi masalah.
Bima setiyadi/ ridwansyah
(bbg)