Indonesia Gagal ke Piala Asia U-23
A
A
A
JAKARTA - Timnas U-23 Indonesia dipastikan gagal ke putaran final Piala Asia U-23 2016 di Qatar. Kekalahan telak 0-4 dari Korea Selatan (Korsel) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, kemarin, menutup peluang Garuda Muda lolos lewat jalur runner-up terbaik.
Pada laga yang ditayangkan RCTI , empat gol yang bersarang di gawang M Natshir lewat aksi Jung Seung-yong (54), Lee Chan-dong (71), Kim Seungjun (83), dan Lee Chang-min (87), sekaligus memangkas surplus 7 gol yang dimiliki Indonesia menjadi hanya plus 3. Surplus 7 gol itu didapat saat sukses memukul Timor Leste 5-0 (27/3) dan menekuk Brunei Darussalam 2-0 (29/3). Hanya memiliki surplus tiga gol tidak mampu membuat Indonesia bertahan sebagai lima tim runner-up terbaik.
Kepastian tersingkirnya Indonesia didapat setelah Arab Saudi yang bertemu Iran tadi malam menang 2-1. Hasil itu sekaligus membuat Iran masuk sebagai lima tim runnerup terbaik untuk sementara. Masuknya Iran sebagai salah satu negara yang berjuang lewat jalur lima tim runner-up terbaik langsung membuat daftar klasemen sementara runner-up terbaik berubah.
Klasemen runner- up terbaik pun berurutan ditempati Thailand, Iran, Vietnam, Yaman, dan Uzbekistan. Sementara Indonesia duduk di posisi keenam. Pelatih timnas U-23 Aji Santoso beralasan, empat gol yang bersarang ke gawang M Natshir pada babak kedua terjadi karena beberapa faktor. Pertama, terkait gol pembuka yang berhasil dicetak Taeguk Warriors. Dalam gol tersebut memang ada perdebatan apakah pemain Korsel melakukan pelanggaran lebih dulu kepada M Natshir.
Gol itu dinilai Aji membuat asuhannya drop. Adapun faktor berikut adalah mudahnya Muchlis Hadi Ning dkk terpancing untuk melakukan serangan. ”Jujur sangat disayangkan kami kalah 4-0. Di babak pertama tadi saya sampaikan pemain untuk sedikit bertahan di belakang garis tengah, sementara di babak kedua anak-anak terpancing keluar. Akhirnya ada space yang bisa dimanfaatkan Korea,” ungkap Aji selepas pertandingan.
Skema lebih bertahan dan hanya mengandalkan serangan balik memang diakui Aji jadi strategi yang diterapkannya. Tapi kualitas Taeguk Warriors yang memang ada di atas Indonesia juga jadi faktor yang tidak bisa ditutupi pada pertandingan tersebut. ”Kami juga tahu, jika imbang saja sebetulnya kami sudah lolos. Tapi kami juga tahu jika Korsel adalah tim yang bagus.
Golgol yang terjadi selanjutnya juga dikarenakan kondisi anak-anak yang sudah menurun,” tutur Aji. Keputusan pelatih berusia 44 tahun itu tetap memainkan Evan Dimas yang kondisinya tidak fit, lebih dikarenakan anak asuhnya itu memiliki pengalaman bertanding internasional yang bagus. Sementara itu, Nakhoda Korsel Shin Tae-yong puas dengan kemenangan 4-0 atas Indonesia.
Hasil tersebut juga membuat Korsel tampil clean sheet sepanjang kualifikasi. ”Babak pertama kami mencoba membiasakan diri dengan cuaca, tapi malah membuat permainan kami gagal berkembang,” papar Tae-yong. ”Babak kedua, kami terbiasa. Permainan kami meningkat hingga akhirnya bisa mencetak gol.”
Decky irawan jasri
Pada laga yang ditayangkan RCTI , empat gol yang bersarang di gawang M Natshir lewat aksi Jung Seung-yong (54), Lee Chan-dong (71), Kim Seungjun (83), dan Lee Chang-min (87), sekaligus memangkas surplus 7 gol yang dimiliki Indonesia menjadi hanya plus 3. Surplus 7 gol itu didapat saat sukses memukul Timor Leste 5-0 (27/3) dan menekuk Brunei Darussalam 2-0 (29/3). Hanya memiliki surplus tiga gol tidak mampu membuat Indonesia bertahan sebagai lima tim runner-up terbaik.
Kepastian tersingkirnya Indonesia didapat setelah Arab Saudi yang bertemu Iran tadi malam menang 2-1. Hasil itu sekaligus membuat Iran masuk sebagai lima tim runnerup terbaik untuk sementara. Masuknya Iran sebagai salah satu negara yang berjuang lewat jalur lima tim runner-up terbaik langsung membuat daftar klasemen sementara runner-up terbaik berubah.
Klasemen runner- up terbaik pun berurutan ditempati Thailand, Iran, Vietnam, Yaman, dan Uzbekistan. Sementara Indonesia duduk di posisi keenam. Pelatih timnas U-23 Aji Santoso beralasan, empat gol yang bersarang ke gawang M Natshir pada babak kedua terjadi karena beberapa faktor. Pertama, terkait gol pembuka yang berhasil dicetak Taeguk Warriors. Dalam gol tersebut memang ada perdebatan apakah pemain Korsel melakukan pelanggaran lebih dulu kepada M Natshir.
Gol itu dinilai Aji membuat asuhannya drop. Adapun faktor berikut adalah mudahnya Muchlis Hadi Ning dkk terpancing untuk melakukan serangan. ”Jujur sangat disayangkan kami kalah 4-0. Di babak pertama tadi saya sampaikan pemain untuk sedikit bertahan di belakang garis tengah, sementara di babak kedua anak-anak terpancing keluar. Akhirnya ada space yang bisa dimanfaatkan Korea,” ungkap Aji selepas pertandingan.
Skema lebih bertahan dan hanya mengandalkan serangan balik memang diakui Aji jadi strategi yang diterapkannya. Tapi kualitas Taeguk Warriors yang memang ada di atas Indonesia juga jadi faktor yang tidak bisa ditutupi pada pertandingan tersebut. ”Kami juga tahu, jika imbang saja sebetulnya kami sudah lolos. Tapi kami juga tahu jika Korsel adalah tim yang bagus.
Golgol yang terjadi selanjutnya juga dikarenakan kondisi anak-anak yang sudah menurun,” tutur Aji. Keputusan pelatih berusia 44 tahun itu tetap memainkan Evan Dimas yang kondisinya tidak fit, lebih dikarenakan anak asuhnya itu memiliki pengalaman bertanding internasional yang bagus. Sementara itu, Nakhoda Korsel Shin Tae-yong puas dengan kemenangan 4-0 atas Indonesia.
Hasil tersebut juga membuat Korsel tampil clean sheet sepanjang kualifikasi. ”Babak pertama kami mencoba membiasakan diri dengan cuaca, tapi malah membuat permainan kami gagal berkembang,” papar Tae-yong. ”Babak kedua, kami terbiasa. Permainan kami meningkat hingga akhirnya bisa mencetak gol.”
Decky irawan jasri
(bbg)