Termuda, Pertama, Satu-Satunya

Rabu, 01 April 2015 - 08:52 WIB
Termuda, Pertama, Satu-Satunya
Termuda, Pertama, Satu-Satunya
A A A
Indonesia tak kekurangan SDM berkualitas. Sudah banyak sosok anak bangsa yang terbukti sukses memimpin dan memajukan perusahaan nasional, korporasi atau lembaga asing di Indonesia, bahkan di mancanegara.

Di bidang infrastruktur, finansial, dan media, ada Handry Satriago, seorang profesional yang didapuk menjadi CEO General Electric (GE) Indonesia. GE adalah salah satu perusahaan terbesar dan tertua di dunia. Sebelum bergabung dengan GE pada 1997, dia pernah bekerja di beberapa perusahaan lokal sebagai direktur.

Handry merupakan CEO GE Indonesia pertama yang merupakan orang asli Indonesia, lulusan perguruan tinggi dalam negeri, dan CEO termuda dalam sejarah GE Global. Pada 2001, pria yang meraih gelar sarjananya di IPB dan gelar master di IPMI ini menjabat sebagai Regional Black Belt di GE Power Systems Asia Pacific kemudian Quality ACFC Leader untuk GE Power Systems Asia pada 2004.

Pada 2005-2010, dia memimpin bisnis Power Generation untuk GE Energy di Indonesia, Vietnam, Kamboja, dan Filipina. Handry didaulat menjadi CEO GE Indonesia pada 2011. Saat itu dia telah meraih gelar doktor bidang strategic management dari UI.

Sementara itu, di bidang teknologi informasi, antara lain ada Erika Oktora yang saat ini dipercaya sebagai manajer pemasaran small medium business Google Singapura untuk South East Asia (SEA). Ada pula Gunawan Susanto, anak muda yang kini menjabat sebagai presiden direktur IBM Indonesia.

Pria kelahiran 19 Mei 1979 ini mencetak rekor baru sebagai presiden direktur termuda dalam sejarah IBM Indonesia. Lulusan UI ini menduduki posisi paling puncak di IBM Indonesia saat usianya baru 35 tahun pada April 2014. Dia sebelumnya telah berkarier selama 14 tahun di perusahaan teknologi informasi yang menduduki posisi 3 Most Valuable Brands 2014 setelah Google dan Apple tersebut.

Menurut dia, dalam memimpin dan menjalankan perusahaan, kualitas SDM merupakan kunci utama. “SDM harus menjadi bagian dari kesinambungan perencanaan perusahaan. Potensi SDM kita tak kalah dengan dari mancanegara,” tegasnya.

Sementara itu, tercatat pula nama Andreas Raharso, 50, yang menjabat sebagai direktur Hay Group Global R&D Centre for Strategy Execution. Hay Group adalah lembaga konsultan manajemen yang bermarkas di Philadelphia, AS, dan memiliki jaringan hampir di seluruh dunia.

Sebagian besar klien Hay Group adalah para pemimpin dunia seperti AS, Perancis, dan Inggris. Andreas merupakan orang Indonesia pertama yang memegang jabatan kepala riset dan pengembangan global di Hay Group Singapura sejak didirikan pada 1946. Dia bergabung dengan Hay Group pada Oktober 2008 saat usianya 43 tahun.

Mantan dekan Binus Business School ini mendapatkan gelar doktor pada 2007 dari Universitas Indonesia dengan konsentrasibidangmanajemen. Jabatan Andreas cukup fenomenal karena dia merupakan satu-satunya orang Asia yang berhasil menduduki posisi puncak. Selama ini jabatan itu didominasi orang Amerika dan Eropa.

Selain mereka, masih banyak lagi sosok anak bangsa yang sukses melakoni bidang masing-masing dan menjadi pimpinan puncak di perusahaan atau lembaga asing baik di Tanah Air maupun di mancanegara.

Bahkan, mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani terbukti mampu menjalankan tugasnya dengan sangat baik sebagai managing director dan chief operating officer Bank Dunia Beberapa tahun terakhir, perempuan kelahiran Tanjung Karang, Minggu, 26 Agustus 1962 ini selalu masuk dalam jajaran 100 perempuan paling perpengaruh di dunia versi Majalah Forbes.

Pada 2014, dia menduduki posisi 38, melonjak tajam dari posisinya pada 2013 di nomor55. SriMulyanidinilaisaat ini lebih berpengaruh dibanding antara lain Aung San Suu Kyi (No 61) dan Angelina Jolie (No 50).

Ilham safutra/ Robi ardianto
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4945 seconds (0.1#10.140)