DPR Rencanakan Bangun Gedung Baru
A
A
A
BOGOR - DPR berencana akan membangun gedung baru di Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta. Rencana ini didasari oleh tidak memadainya kapasitas Gedung Nusantara I dimana anggota dewan berkantor serta, sejumlah gedung yang dinilai sudah tua sehingga perlu perbaikan.
"Itu (pembangunan gedung baru) bagian dari rencana. Karena kalau kita mau membesarkan parlemen, kita kan membutuhkan sarana dan prasarana," kata Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR, Roem Kono kepada wartawan di sela-sela acara press gathering wartawan koordinatoriat parlemen yang bertajuk "Sinergi DPR dan Media Mewujudkan Parlemen Modern" di Hotel Novus Giri, Cipanas, Bogor, Minggu (29/3/2015).
Roem menjelaskan, tuntutan-tuntutan untuk kinerja anggota DPR betul-betul merupakan tugas berat karena mewakili rakyat secara langsung. Bahkan, DPR bertanggungjawab kepada rakyat secara langsung. Maka, DPR membutuhkan sarana dan prasarana yang menunjang.
"Karena anggota DPR itu tidak sama BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) atau Mahkamah Agung. Bahkan, mereka punya proteksi dan ruang-ruang besar," jelasnya.
Menurut Roem, gedung baru itu kan bukan berarti proyek baru. Tapi, itu bisa berarti perbaiki gedung yang lama. Terlebih, kapasitas Gedung Nusantara I itu sudah tidak memadai.
Dirinya sangat khawatir jika banyak anggota DPR yang tidak ingin berkantor di situ dan memilih duduk di ruangan komisi. "Kita sangat khawatir ya, karena itu sudah hampir lima ribu orang yang masuk ke situ. Itu baru pegawai yang tetap. Belum tamu yang datang. Nunggu lift aja, waduh..," terang politikus Partai Golkar itu.
Selain itu, tambah Roem, bukan hanya sarana gedung, tapi semua sarana yang menunjang kinerja kedewanan. Seperti misalnya, SDM yang perlu diperbaiki untuk menghadapi globalisasi, mindset dan pemikiran Kesetjenan DPR juga harus dirubah.
"Mindset-mindset itu perlu kita perbaiki untuk membangun DPR yang modern," tegasnya.
Oleh karena itu, Roem menerangkan, DPR sudah melakukan kajian-kajian dan penelitian-penelitian tentang rencana ini, dimana banyak ditemukan bagian gedung yang sudah retak-retak. Kerusakan itu ditemukan di Gedung Nusantara I dan seluruh gedung yang berada di Kompleks Parlemen.
"Di situ ada pimpinan parlemen kita. Ada pimpinan DPR, DPD dan MPR. Tapi itu kelihatan kumuh, ada macam-macam, padahal ini adalah rumah kita," ujarnya.
Adapun anggaran dalam pembangunan gedung ini, dirinya mengaku belum tahu karena DPR perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) 2015 terlebih dulu guna mengetahui jumlah yang dibutuhkan. Karena, itu bukan membangun saja, tapi juga memperbaikinya menjadi kompleks parlemen yang gagah.
"Kan Ketua DPR dan dan saya (Ketua BURT) buat kebijakan. Kebijakan kita bagaimana memperbaiki marwah lembaga," imbuh Roem.
Lebih jauh ia mengatakan, dalam melakukan kajian mengenai rencana ini, DPR juga bekerjasama deengan Universitas Indonesia untuk membuat grand design dari parlemen modern.
"Tahun ini harus selesai, supaya kita bisa meninggalkan suatu pondasi yang bagus ke depannya," tutupnya.
Sementara itu, Ketua DPR Setya Novanto tengah mengampanyekan DPR RI menjadi parlemen modern. Menurutnya, ada tiga indikator untuk mengukur suatu parlemen yang modern. Pertama, adanya suatu komunikasi yang transparan. Kedua, masyarakat bisa dengan mudahnya mengakses website anggota DPR.
"Website itu bisa diakses oleh seluruh rakyat Indonesia yang ingin mengetahui apa-apa saja yang ada di DPR, rekam jejak dari anggota, dan sebagainya," ujar Novanto di kesempatan sama.
Terakhir, lanjut Novanto, DPR juga membuka ruang komunikasi yang berkaitan dengan pengaduan-pengaduan masyarakat kepada DPR dan ruang itu dibuka seluas-luasnya. Agar DPR bisa menjalankan fungsi dan tanggung jawab kepada rakyat dengan sebaik-baiknya.
"Sekarang putusan-putusan di paripurna bisa diakses dan kita sudah siapkan tempatnya, dan sarananya sehingga media bisa mengakses saat itu juga," tandasnya.
"Itu (pembangunan gedung baru) bagian dari rencana. Karena kalau kita mau membesarkan parlemen, kita kan membutuhkan sarana dan prasarana," kata Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR, Roem Kono kepada wartawan di sela-sela acara press gathering wartawan koordinatoriat parlemen yang bertajuk "Sinergi DPR dan Media Mewujudkan Parlemen Modern" di Hotel Novus Giri, Cipanas, Bogor, Minggu (29/3/2015).
Roem menjelaskan, tuntutan-tuntutan untuk kinerja anggota DPR betul-betul merupakan tugas berat karena mewakili rakyat secara langsung. Bahkan, DPR bertanggungjawab kepada rakyat secara langsung. Maka, DPR membutuhkan sarana dan prasarana yang menunjang.
"Karena anggota DPR itu tidak sama BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) atau Mahkamah Agung. Bahkan, mereka punya proteksi dan ruang-ruang besar," jelasnya.
Menurut Roem, gedung baru itu kan bukan berarti proyek baru. Tapi, itu bisa berarti perbaiki gedung yang lama. Terlebih, kapasitas Gedung Nusantara I itu sudah tidak memadai.
Dirinya sangat khawatir jika banyak anggota DPR yang tidak ingin berkantor di situ dan memilih duduk di ruangan komisi. "Kita sangat khawatir ya, karena itu sudah hampir lima ribu orang yang masuk ke situ. Itu baru pegawai yang tetap. Belum tamu yang datang. Nunggu lift aja, waduh..," terang politikus Partai Golkar itu.
Selain itu, tambah Roem, bukan hanya sarana gedung, tapi semua sarana yang menunjang kinerja kedewanan. Seperti misalnya, SDM yang perlu diperbaiki untuk menghadapi globalisasi, mindset dan pemikiran Kesetjenan DPR juga harus dirubah.
"Mindset-mindset itu perlu kita perbaiki untuk membangun DPR yang modern," tegasnya.
Oleh karena itu, Roem menerangkan, DPR sudah melakukan kajian-kajian dan penelitian-penelitian tentang rencana ini, dimana banyak ditemukan bagian gedung yang sudah retak-retak. Kerusakan itu ditemukan di Gedung Nusantara I dan seluruh gedung yang berada di Kompleks Parlemen.
"Di situ ada pimpinan parlemen kita. Ada pimpinan DPR, DPD dan MPR. Tapi itu kelihatan kumuh, ada macam-macam, padahal ini adalah rumah kita," ujarnya.
Adapun anggaran dalam pembangunan gedung ini, dirinya mengaku belum tahu karena DPR perlu menyusun Rencana Strategis (Renstra) 2015 terlebih dulu guna mengetahui jumlah yang dibutuhkan. Karena, itu bukan membangun saja, tapi juga memperbaikinya menjadi kompleks parlemen yang gagah.
"Kan Ketua DPR dan dan saya (Ketua BURT) buat kebijakan. Kebijakan kita bagaimana memperbaiki marwah lembaga," imbuh Roem.
Lebih jauh ia mengatakan, dalam melakukan kajian mengenai rencana ini, DPR juga bekerjasama deengan Universitas Indonesia untuk membuat grand design dari parlemen modern.
"Tahun ini harus selesai, supaya kita bisa meninggalkan suatu pondasi yang bagus ke depannya," tutupnya.
Sementara itu, Ketua DPR Setya Novanto tengah mengampanyekan DPR RI menjadi parlemen modern. Menurutnya, ada tiga indikator untuk mengukur suatu parlemen yang modern. Pertama, adanya suatu komunikasi yang transparan. Kedua, masyarakat bisa dengan mudahnya mengakses website anggota DPR.
"Website itu bisa diakses oleh seluruh rakyat Indonesia yang ingin mengetahui apa-apa saja yang ada di DPR, rekam jejak dari anggota, dan sebagainya," ujar Novanto di kesempatan sama.
Terakhir, lanjut Novanto, DPR juga membuka ruang komunikasi yang berkaitan dengan pengaduan-pengaduan masyarakat kepada DPR dan ruang itu dibuka seluas-luasnya. Agar DPR bisa menjalankan fungsi dan tanggung jawab kepada rakyat dengan sebaik-baiknya.
"Sekarang putusan-putusan di paripurna bisa diakses dan kita sudah siapkan tempatnya, dan sarananya sehingga media bisa mengakses saat itu juga," tandasnya.
(kri)