Kopilot Germanwings Diduga Depresi

Sabtu, 28 Maret 2015 - 10:35 WIB
Kopilot Germanwings Diduga Depresi
Kopilot Germanwings Diduga Depresi
A A A
BERLIN - Kopilot Germanwings, Andreas Lubitz, 28, mengalami depresi berat dan ketakutan terhadap serangan. Penyidik menduga tekanan jiwa itu memotivasi untuk menjatuhkan pesawat Airbus ke Pegunungan Alpen.

Lubitz diduga baru saja putus cinta dengan kekasihnya. “Lubitz menghadapi krisis percintaan yang serius dengan kekasihnya,”demikian laporan Bild.

Patah hati itu memicu depresi mendalam bagi Lubitz. Selain itu, kopilot Lubitz pernah mendapatkan bantuan psikiater atas keluhan depresi berat dan ketakutan terhadap serangan pada 2009 dan mendapatkan pertolongan dari dokter. Harian Jerman, Bild, melaporkan Lubitz mendapatkan perawatan medis secara reguler.

”Lufthansa, perusahaan induk Germanwings, telah menyampaikan informasi itu ke Luftfahrtbundesamt (otoritas transportasi Jerman),” demikian laporan Bild. Dokumen internal Pusat Aeromedis Lufthansa, perusahaan induk Germanwings, juga menunjukkan bahwa Lubitz mengalami depresi dan ketakutan. Dia pernah menghabiskan total waktu satu setengah tahun untuk menjalani perawatan psikis.

”Selama terhentinya latihan, Lubitz mengalami masa depresi yang serius,” demikian bunyi laporan itu. Setelah menunggu selama delapan bulan, Lubitz akhirnya direkrut menjadi awak kabin pada 2008. Selanjutnya, dia diangkat menjadi pilot Lufthansa pada September 2013. CEO Lufthansa Carsten Spohr mengungkapkan, Lubitz memang pernah berhenti mengikuti pelatihan pilot pada 2008 untuk periode tertentu. Namun, Spohr tak mengungkap detail informasi tersebut.

”Setelah dia (Sphor) bersih, dia kembali menjalani latihan. Dia melewati semua tes susulan dan lolos dengan gemilang. Kemampuan terbangnya sangat memukau,” ungkap Spohr. Lubitz melanjutkan pendidikan pilot dan memiliki kualifikasi menerbangkan Airbus A320 pada 2013. Spohr juga menegaskan berdasarkan latar belakang Lubitz, dia tidak memiliki risiko apa pun. Perdana Menteri (PM) Prancis Manuel Valls menyarankan publik bersabar. ”Kita harus menunggu hingga akhir penyidikan.

Saya sangat hati-hati ketika ada proses hukum, tapi, segala hal terkait tindakan Lubitz adalah kriminal, kegilaan, atau bunuh diri,” sebutnya kepada iTELE . Dia meminta maskapai Jerman untuk memenuhi kewajibannya agar membagi semua informasi mengenai Lubitz kepada para penyidik. ”Germanwings harus memberikan informasi maksimal sehingga kita mengetahui kenapa pilot itu melalukan tindakan mengerikan itu,” ujarnya.

Sementara itu, sumber keamanan mengungkapkan pilot berusaha memaksa masuk ke ruang kokpit yang dikunci dari dalam. Pilot menggunakan kapak untuk menghancurkan pintu kokpit. Informasi itu dibenarkan penyidik. Aparat keamanan mengungkapkan mereka menemukan petunjuk yang signifikan. Juru bicara Lufthansa mengungkapkan pesawat A320 memang dilengkapi kapak.

”Kapak menjadi alat keamanan di A320,” ujarnya. Dalam rekaman suara kokpit menunjukkan pintu berulang diketuk dan pilot berusaha masuk ruang kendali itu. Dua tempat tinggal yang biasa digunakan Lubitz digeledah polisi pada Kamis malam. Mereka mencari petunjuk untuk mendalami motif tindakan Lubitz yang menabrakkan pesawat ke Pegunungan Alpen yang dikategorikan bunuh diri dan pembunuhan massal.

Dua lokasi yang digeledah adalah apartemen Lubitz di Duesseldorf dan kediaman orang tua Lubitz di Montabaur, Frankfurt. Namun, polisi tidak menemukan catatan bunuh diri. ”Kita hanya mengambil sejumlah barang. Kita mengevaluasi barang-barang itu,” ujar juru bicara kepolisian Duesseldorf.

Akibat aksi Lubitz, beberapa maskapai mengkaji aturan agar menjamin sedikitnya dua awak berada di kokpit sepanjang waktu. Perubahan aturan itu mulai dipertimbangkan maskapai di Amerika Serikat.

Andika hendra m
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5807 seconds (0.1#10.140)