Dua Suspect Flu Burung Asal Tangerang Meninggal
A
A
A
TANGERANG - Dua warga Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, meninggal diduga suspect flu burung atau H5N1. N mengembuskan nafas terakhir di rumah sakit pada Selasa (24/3) pukul 16.30 WIB.
Menyusul anaknya yang berusia dua tahun pada pukul 04.00 WIB, Rabu (25/3). Anak N juga sempat dirawat di rumah sakit, lalu dirujuk ke Rumah Sakit Persahabatan Jakarta, namun nyawanya tak tertolong. ”N sempat mengalami panas, kemudian sesak nafas, hingga kondisinya memburuk,” ujar Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) HM Subuh.
Kemarin Kemenkes bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang melakukan investigasi di lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekitar, dan rumah sakit. ”Kami sudah menerjunkan tim untuk mengecek rumah dan lingkungan korban untuk memastikan apa yang menjadi penyebab kematian korban,” kata Kepala Dinkes Kota Tangerang Roostiwie.
Kemenkes dan Dinkes saat ini tengah melakukan penelitian atas korban meninggal akibat suspect flu burung. ”Kita masih tunggu hasilnya,” ucapnya. Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengaku juga masih menunggu justifikasi dari Kemenkes. ”Kalau dari sampling yang ada di sekitar seperti pasar dan hewan, semua negatif,” katanya.
Menurut dia, N yang bekerja di Imigrasi tidak menutup kemungkinan sering bersinggungan dengan warga negara asing dan binatang. ”Setahu saya kerja di Imigrasi, tak tahu Imigrasi mana sepertinya bukan di karantina hewan,” ucapnya. Ditanya apakah sebelumnya sudah diketahui N terjangkit flu burung, Arief mengatakan, berdasarkan laporan yang diperoleh N memang sudah suspect.
”Awalnya dibawa ke RS Eka Hospital di Serpong, tak lama anaknya juga, lalu dinyatakan suspect dan dibawa ke RS Persahabatan,” katanya. Saat ini istri N dan anaknya juga sudah demam. ”Saya sudah suruh cek katanya di RS Persahabatan. Saya berharap negatif, tetapi kalau pun iya kita sudah melakukan langkah-langkah dan turun ke lingkungan dari kemarin,” ujarnya.
Denny irawan
Menyusul anaknya yang berusia dua tahun pada pukul 04.00 WIB, Rabu (25/3). Anak N juga sempat dirawat di rumah sakit, lalu dirujuk ke Rumah Sakit Persahabatan Jakarta, namun nyawanya tak tertolong. ”N sempat mengalami panas, kemudian sesak nafas, hingga kondisinya memburuk,” ujar Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) HM Subuh.
Kemarin Kemenkes bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang melakukan investigasi di lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekitar, dan rumah sakit. ”Kami sudah menerjunkan tim untuk mengecek rumah dan lingkungan korban untuk memastikan apa yang menjadi penyebab kematian korban,” kata Kepala Dinkes Kota Tangerang Roostiwie.
Kemenkes dan Dinkes saat ini tengah melakukan penelitian atas korban meninggal akibat suspect flu burung. ”Kita masih tunggu hasilnya,” ucapnya. Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengaku juga masih menunggu justifikasi dari Kemenkes. ”Kalau dari sampling yang ada di sekitar seperti pasar dan hewan, semua negatif,” katanya.
Menurut dia, N yang bekerja di Imigrasi tidak menutup kemungkinan sering bersinggungan dengan warga negara asing dan binatang. ”Setahu saya kerja di Imigrasi, tak tahu Imigrasi mana sepertinya bukan di karantina hewan,” ucapnya. Ditanya apakah sebelumnya sudah diketahui N terjangkit flu burung, Arief mengatakan, berdasarkan laporan yang diperoleh N memang sudah suspect.
”Awalnya dibawa ke RS Eka Hospital di Serpong, tak lama anaknya juga, lalu dinyatakan suspect dan dibawa ke RS Persahabatan,” katanya. Saat ini istri N dan anaknya juga sudah demam. ”Saya sudah suruh cek katanya di RS Persahabatan. Saya berharap negatif, tetapi kalau pun iya kita sudah melakukan langkah-langkah dan turun ke lingkungan dari kemarin,” ujarnya.
Denny irawan
(bbg)