Tiga Warga Sleman Tewas
A
A
A
SLEMAN - Hujan lebat disertai angin kencang terjadi di Kecamatan Tempel, Sleman, Yogyakarta, kemarin. Selain menumbangkan banyak pohon, juga menelan tiga korban jiwa yang terkena reruntuhan tembok rumah.
Kepala Seksi Operasional dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman Nugroho Utomo mengatakan, ketiga korban tersebut saat itu sedang berlindung di dapur rumahnya. ”Warga yang meninggal adalah korban yang terkena runtuhan tembokroboh,” katadiakemarin.
Selain itu, masih ada dua orang lagi yang mengalami luka ringan. Setelah melakukan evakuasi terhadap korban, petugas dan juga relawan membersihkan belasan pohon yang juga ikut tumbang. ”Sekarang masih bersih-bersih pohon tumbang,” ujarnya sore kemarin. Tiga korban meninggal adalah Magdalena Sukilah, 35, Theresia Krisnawati, 40, dan Yulianti Tri Sutanti, 50.
Ketiganya warga Dusun Temanggung, Desa Tambakrejo, Tempel. Sementara korban luka ringan yakni Bintang, 8, dan Ashar Budiwati, 35. ”Kedua korban yang luka merupakan pasangan ibu dan anak,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan. Menurut Makwan, kelima korbanitutengahberada didapur rumah milik Sutadi, 60, saat terjadinya hujan disertai angin kencang. Karena kondisi bangunan yang tidak kuat, dapur itu ambruk dan menimpa mereka.
”Kelimanya berada di dapur sedang memasak katering. Bangunan dapur ini baru dan hanya menempel dengan bangunan utama rumah. Cor beton kemungkinan tidak mengikat sehingga langsung roboh diterpa angin kencang,” katanya. Ketiga korban yang tertimpa cor balok beton baru berhasil dievakuasi sekitar 15 menit setelah kejadian. Mereka kemudian dibawa ke Rumah Sakit Morangan bersama dengan dua korban luka-luka lainnya.
Sementara Pariyadi, relawan dari Komunitas Gemar Mengudara untuk Kemanusiaan (Gemuk) Tempel, mengatakan bahwa hujan disertai angin kencang di wilayahnya hanya berdurasi sekitar satu jam. Namun, peristiwa pukul 14.00 WIB tersebut juga diikuti dengan angin yang sangat kencang. ”Di Gendol, Desa Tambakrejo juga ada beberapa pohon yang tumbang,” ucapnya.
Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, di masa pancaroba seperti ini masih ada ancaman terjadinya angin kencang dengan hujan yang berdurasi sebentar, termasuk saat dalam tiga hari berturut-turut suhu udara panas diakhiri dengan hujan. ”Maka energi yang dikeluarkan akan lebih besar dari yang biasanya,” ucap Staf Seksi Data dan Informasi BMKG Yogyakarta Indah Retno Wulan.
Angin kencang juga memorak- porandakan beberapa wilayah di Boyolali dan Purwokerto (Jateng) serta Kulonprogo (Yogyakarta). Akibatnya, puluhan rumah rusak dan pohon bertumbangan. Di Desa Sembungan, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, misalnya, belasan rumah mengalami kerusakan cukup parah, bahkan dua rumah roboh disapu angin. Di Purwokerto juga demikian.
Menurut Koordinator Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Rescue Banyumas Heriana Ady Chandra, sedikitnya belasan rumah di Kelurahan Bancarkembar, Kecamatan Purwokerto Utara, mengalami kerusakan akibat terjangan angin puting beliung. Di Jalan Letjen Pol Soemarto, Purwokerto, sebuah pohon di depan Sekolah Polisi Negara (SPN) Purwokerto tumbang dan sempat menutup jalan tersebut.
Angin kencang juga menerjang kawasan perbukitan Menoreh, Kulonprogo. Selain menumbangkan pohon yang menutup akses jalan, juga menimpa sejumlah rumah warga. Salah satu rumah warga yang tertimpa pohon tumbang adalah milik Wagiyo di Pedukuhan Tawang, Sambiroto, Nanggulan.
Pohon jati setinggi 15 meter tumbang dan menimpa bagian dapur rumahnya. Akibatnya, rangka atap rusak parah dan genting banyak yang pecah. ”Ada beberapa kejadian angin di wilayah kami, yang terparah di sini (rumah Wagiyo),”ujar Camat Nanggulan Jazil Ambar Wasan.
Ridho hidayat/arif setiadi/kuntadi/ant
Kepala Seksi Operasional dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman Nugroho Utomo mengatakan, ketiga korban tersebut saat itu sedang berlindung di dapur rumahnya. ”Warga yang meninggal adalah korban yang terkena runtuhan tembokroboh,” katadiakemarin.
Selain itu, masih ada dua orang lagi yang mengalami luka ringan. Setelah melakukan evakuasi terhadap korban, petugas dan juga relawan membersihkan belasan pohon yang juga ikut tumbang. ”Sekarang masih bersih-bersih pohon tumbang,” ujarnya sore kemarin. Tiga korban meninggal adalah Magdalena Sukilah, 35, Theresia Krisnawati, 40, dan Yulianti Tri Sutanti, 50.
Ketiganya warga Dusun Temanggung, Desa Tambakrejo, Tempel. Sementara korban luka ringan yakni Bintang, 8, dan Ashar Budiwati, 35. ”Kedua korban yang luka merupakan pasangan ibu dan anak,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sleman Makwan. Menurut Makwan, kelima korbanitutengahberada didapur rumah milik Sutadi, 60, saat terjadinya hujan disertai angin kencang. Karena kondisi bangunan yang tidak kuat, dapur itu ambruk dan menimpa mereka.
”Kelimanya berada di dapur sedang memasak katering. Bangunan dapur ini baru dan hanya menempel dengan bangunan utama rumah. Cor beton kemungkinan tidak mengikat sehingga langsung roboh diterpa angin kencang,” katanya. Ketiga korban yang tertimpa cor balok beton baru berhasil dievakuasi sekitar 15 menit setelah kejadian. Mereka kemudian dibawa ke Rumah Sakit Morangan bersama dengan dua korban luka-luka lainnya.
Sementara Pariyadi, relawan dari Komunitas Gemar Mengudara untuk Kemanusiaan (Gemuk) Tempel, mengatakan bahwa hujan disertai angin kencang di wilayahnya hanya berdurasi sekitar satu jam. Namun, peristiwa pukul 14.00 WIB tersebut juga diikuti dengan angin yang sangat kencang. ”Di Gendol, Desa Tambakrejo juga ada beberapa pohon yang tumbang,” ucapnya.
Berdasarkan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, di masa pancaroba seperti ini masih ada ancaman terjadinya angin kencang dengan hujan yang berdurasi sebentar, termasuk saat dalam tiga hari berturut-turut suhu udara panas diakhiri dengan hujan. ”Maka energi yang dikeluarkan akan lebih besar dari yang biasanya,” ucap Staf Seksi Data dan Informasi BMKG Yogyakarta Indah Retno Wulan.
Angin kencang juga memorak- porandakan beberapa wilayah di Boyolali dan Purwokerto (Jateng) serta Kulonprogo (Yogyakarta). Akibatnya, puluhan rumah rusak dan pohon bertumbangan. Di Desa Sembungan, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, misalnya, belasan rumah mengalami kerusakan cukup parah, bahkan dua rumah roboh disapu angin. Di Purwokerto juga demikian.
Menurut Koordinator Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Rescue Banyumas Heriana Ady Chandra, sedikitnya belasan rumah di Kelurahan Bancarkembar, Kecamatan Purwokerto Utara, mengalami kerusakan akibat terjangan angin puting beliung. Di Jalan Letjen Pol Soemarto, Purwokerto, sebuah pohon di depan Sekolah Polisi Negara (SPN) Purwokerto tumbang dan sempat menutup jalan tersebut.
Angin kencang juga menerjang kawasan perbukitan Menoreh, Kulonprogo. Selain menumbangkan pohon yang menutup akses jalan, juga menimpa sejumlah rumah warga. Salah satu rumah warga yang tertimpa pohon tumbang adalah milik Wagiyo di Pedukuhan Tawang, Sambiroto, Nanggulan.
Pohon jati setinggi 15 meter tumbang dan menimpa bagian dapur rumahnya. Akibatnya, rangka atap rusak parah dan genting banyak yang pecah. ”Ada beberapa kejadian angin di wilayah kami, yang terparah di sini (rumah Wagiyo),”ujar Camat Nanggulan Jazil Ambar Wasan.
Ridho hidayat/arif setiadi/kuntadi/ant
(bbg)