Tiang Fondasi MRT Dibangun Akhir Bulan
A
A
A
JAKARTA - Pemasangan tiang fondasi mass rapid transit (MRT) paket 102-103 sepanjang Jalan Fatmawati hingga Melawai, Jakarta Selatan dilakukan akhir Maret ini.
Pengguna kendaraan di kawasan tersebut diharapkan melintasi jalur alternatif yang telah disediakan. Manajer Proyek Konstruksi Layang PT MRT Jakarta Heru Nugroho mengatakan, paket 102 dan 103 memiliki panjang 6 kilometer. Pada proyek pembangunan paket 102 (Jalan Cilandak 5-Jalan Madrasah) yang dikerjakan kontraktor Tokyu- Wijaya Karya membutuhkan luas wilayah kerja 8 meter.
Sedangkan paket 103 (Jalan H Nawi-Melawai Raya) yang dikerjakan Obayashi-Shimizu- Jaya Konstruksi membutuhkan luas pengerjaan 10 meter. ”Pemasangan tiang fondasi di kedua paket ini ditargetkan selesai pada 2016. Kami sudah berkoordinasi dengan kepolisian dan pemerintah untuk menyiapkan jalur alternatif,” kata Heru Nugroho di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, kemarin.
Heru menjelaskan, tahap pertama pengerjaan akan dilakukan pengeboran fondasi tiang dan diperlukan pemasangan pagar selebar 8-10 meter untuk manuver alat kerja. Apabila sudah memasuki masa penancapan fondasi, wilayah kerja akan diperkecil menjadi 6 meter. Dengan ada pengerjaan ini, lanjut Heru, ruas jalan yang tadinya bisa dilintasi 2-3 kendaraan kini hanya menjadi satu jalur setelah ditambah dengan pembuatan jalur baru di sisi kirikanan bahu jalan.
Heru menyarankan para pengendara yang melintasi wilayah Fatmawati sampai Cipete melalui beberapa jalur alternatif seperti Jalan Metro Pondok Indah, Jalan Pangeran Antasari, dan Jalan Prapanca. Terkait pembangunan fondasi tiang MRT di Jalan Panglima Polim Raya sampai Persimpangan Melawai, pengendara juga disarankan melalui jalur alternatif seperti Jalan Barito, Jalan Radio Dalam, Jalan Kramat Pela, dan Jalan Pangeran Antasari.
”Untuk jalan alternatif dari arah utara menuju selatan bisa lewat Radio Dalam. Kalau timur, lewat Antasari untuk menghindari kepadatan akibat pengerjaan fisik MRT,” ungkapnya. Direktur Operasional PT MRT Jakarta Muhammad Nasyir menjelaskan, pihaknya masih fokus rekayasa lalu lintas untuk Fatmawati dan Melawai. Paket Lebak Bulus belum dapat dipaparkan. Masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki.
”Nanti kita akan sampaikan,” ujarnya. Selain menyiapkan jalur alternatif, lanjut Nasyir, pihaknya juga telah memasang rambu- rambu di setiap jalur. ”Kita sudah pasang rambu penunjuk jalan 9 buah, rambu imbauan 9 buah, dan peta alternatif pengalihan 5 buah di beberapa titik di sepanjang Fatmawati hingga Melawai,” katanya. Wali Kota Jakarta Selatan Syamsuddin Noor menegaskan, pihaknya terus membantu agar pengerjaan proyek transportasi massal berbasis rel tersebut berjalan dengan cepat salah satunya mempercepat pembebasan lahan.
Dia menjelaskan, pihaknya sudah berhasil melakukan pembebasan lahan sebanyak 81 aset dari sekitar 100 aset. ”Kami berharap para pemilik aset bangunan atau lahan untuk segera melepas asetnya. Nilai penggantian akan disamakan dengan nilai penggantian seperti 2014,” ungkapnya.
Bima setiyadi
Pengguna kendaraan di kawasan tersebut diharapkan melintasi jalur alternatif yang telah disediakan. Manajer Proyek Konstruksi Layang PT MRT Jakarta Heru Nugroho mengatakan, paket 102 dan 103 memiliki panjang 6 kilometer. Pada proyek pembangunan paket 102 (Jalan Cilandak 5-Jalan Madrasah) yang dikerjakan kontraktor Tokyu- Wijaya Karya membutuhkan luas wilayah kerja 8 meter.
Sedangkan paket 103 (Jalan H Nawi-Melawai Raya) yang dikerjakan Obayashi-Shimizu- Jaya Konstruksi membutuhkan luas pengerjaan 10 meter. ”Pemasangan tiang fondasi di kedua paket ini ditargetkan selesai pada 2016. Kami sudah berkoordinasi dengan kepolisian dan pemerintah untuk menyiapkan jalur alternatif,” kata Heru Nugroho di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, kemarin.
Heru menjelaskan, tahap pertama pengerjaan akan dilakukan pengeboran fondasi tiang dan diperlukan pemasangan pagar selebar 8-10 meter untuk manuver alat kerja. Apabila sudah memasuki masa penancapan fondasi, wilayah kerja akan diperkecil menjadi 6 meter. Dengan ada pengerjaan ini, lanjut Heru, ruas jalan yang tadinya bisa dilintasi 2-3 kendaraan kini hanya menjadi satu jalur setelah ditambah dengan pembuatan jalur baru di sisi kirikanan bahu jalan.
Heru menyarankan para pengendara yang melintasi wilayah Fatmawati sampai Cipete melalui beberapa jalur alternatif seperti Jalan Metro Pondok Indah, Jalan Pangeran Antasari, dan Jalan Prapanca. Terkait pembangunan fondasi tiang MRT di Jalan Panglima Polim Raya sampai Persimpangan Melawai, pengendara juga disarankan melalui jalur alternatif seperti Jalan Barito, Jalan Radio Dalam, Jalan Kramat Pela, dan Jalan Pangeran Antasari.
”Untuk jalan alternatif dari arah utara menuju selatan bisa lewat Radio Dalam. Kalau timur, lewat Antasari untuk menghindari kepadatan akibat pengerjaan fisik MRT,” ungkapnya. Direktur Operasional PT MRT Jakarta Muhammad Nasyir menjelaskan, pihaknya masih fokus rekayasa lalu lintas untuk Fatmawati dan Melawai. Paket Lebak Bulus belum dapat dipaparkan. Masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki.
”Nanti kita akan sampaikan,” ujarnya. Selain menyiapkan jalur alternatif, lanjut Nasyir, pihaknya juga telah memasang rambu- rambu di setiap jalur. ”Kita sudah pasang rambu penunjuk jalan 9 buah, rambu imbauan 9 buah, dan peta alternatif pengalihan 5 buah di beberapa titik di sepanjang Fatmawati hingga Melawai,” katanya. Wali Kota Jakarta Selatan Syamsuddin Noor menegaskan, pihaknya terus membantu agar pengerjaan proyek transportasi massal berbasis rel tersebut berjalan dengan cepat salah satunya mempercepat pembebasan lahan.
Dia menjelaskan, pihaknya sudah berhasil melakukan pembebasan lahan sebanyak 81 aset dari sekitar 100 aset. ”Kami berharap para pemilik aset bangunan atau lahan untuk segera melepas asetnya. Nilai penggantian akan disamakan dengan nilai penggantian seperti 2014,” ungkapnya.
Bima setiyadi
(ars)