Nyaman Belajar di Kampus Hijau

Senin, 23 Maret 2015 - 12:06 WIB
Nyaman Belajar di Kampus...
Nyaman Belajar di Kampus Hijau
A A A
Sejumlah perguruan tinggi atau kampus terus berbenah demi menyediakan pendidikan yang berkualitas sekaligus kenyaman bagi para mahasiswa. Beberapa perguruan tinggi menerapkan konsep ramah lingkungan atau green campus dalam membangun sarana dan prasarana pendidikan.

Konsep green campus yang diusung sejumlah perguruan tinggi tersebut membuat proses belajar-mengajar di kampus bukan lagi sesuatu yang membosankan. Bertemu banyak teman dan dosen maupun aktivitas nonakademis dapat lebih menyenangkan.

Koordinator Manajemen Unit Pelaksana Teknis Keselamatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan (UPT K3L) Universitas Indonesia (UI) Budi Hartono menjelaskan, UI telah mencanangkan program green campus pada 2008. Konsep awalnya UI dikenal karena memiliki lahan dalam bentuk hutan terbesar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara, sehingga UI menjadi pionir dan contoh bagi kampus-kampus negeri.

Semakin berkembangnya kondisi lingkungan di dunia, yang diiringi pula dengan penurunan kualitas lingkungan, maka green kampus mengalami perkembangan makna. ”Pada tahun 2010 UI mencanangkan perangkingan universitas di dunia yang namanya greenmetric,” katanya.

Green campus saat ini, lanjut Budi, bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang sehat, asri, dan aman sebagai bagian dari suistinable development. Konsep green campus yang telah dilaksanakan UI yaitu energi listrik, alat transportasi berupa sepeda yang bisa digunakan oleh civitas akademika UI secara gratis, dan pengembangan bus listrik. ”UI merupakan salah satu daerah resapan air di Jakarta. Ada enam danau yang dimiliki UI, yaitu KAMPUS (Kenangan, Agata, Mahoni, Puspa, Ulin, Salam),” tambah Budi.

Kemudian soal limbah, segregasi atau pemisahan limbah laboratorium, yang bekerja sama dengan pusat pengolahan limbah. Ada pula tempat pemisahan sampah agar mampu diolah kembali sesuai dengan jenis dan kriteria sampahnya. Sementara, Universitas Bina Nusantara (Binus) memfokuskan diri pada penghematan air dan listrik untuk mengembangkan konsep green campus.

Managing Director Binus Francis Budiharja Santoso mengatakan. Adapun, penghematan air dilakukan dengan cara mengolah air yang telah terpakai agar bisa kembali digunakan. ”Penghematan listrik dan air, selain untuk menghemat beban biaya listrik serta air, juga mengajarkan kepada warga kampus Binus kesadaran terhadap kesehatan lingkungan, yang kemudian akan berdampak pada lingkungan secara nasional,” jelasnya.

Francis menjelaskan, seluruh jajaran kampus mulai dari manajemen sampai mahasiswa pun harus ikut menyukseskan program penghematan ini. Sedangkan, Institut Pertanian Bogor (IPB) menjadikan isu perubahan iklim global dalam penerapan konsep kampus hijau.

Direktur Kemahasiswaan IPB Rinekso Soekmadi mengatakan, ada beberapa elemen pokok yang dilakukan kampusnya dalam penerapan konsep green campus yang baru. Pertama, green transportation tidak hanya bicara eco transport karena masih menggunakan bahan bakar berkelanjutan seperti bio diesel.

Namun, konsep green transportation yaitu kendaraan dengan transportasi emisi nol, seperti penggunaan sepeda, serta bus listrik yang sedang dikembangkan IPB. Kedua, green energy orientasinya mengembangkan energi terbarukan, IPB yang dilewati oleh dua sungai membuat kampus pertanian ini semakin mudah dalam membangun hydro power plant .

Ketiga, green building, di antaranya yaitu pengurangan pemakaian AC, membuka lahan terbuka hijau, dan penanaman pohon. Dan keempat, green movement yaitu mengubah budaya, kebiasaan mahasiswa, sehingga menjadi green behaviour. ”Tahun 2020 IPB mencanangkan terwujudnya green campus baru, karena mengubah perilaku serta kebiasaan mahasiswa,” ujar pria yang mengajar di Fakultas Kehutanan IPB.

Namun, menurut Rinekso, ada kendala yang dihadapi IPB dalam mengimplementasikan konsep kampus hijau, di antaranya menyadarkan pengguna kendaraan pribadi, terlebih fasilitas mobil listrik serta sepeda masih terbatas.

Kendala lain adalah perilaku mahasiswa yang berbeda karena memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda pula, atau berasal dari daerah berbeda. ”Green champion, merupakan salah satu program juga yaitu mengader mahasiswa sebagai agen, untuk saling mengingatkan tentang perilaku green movement dan green behaviour,” katanya.

Sementara, di Universitas Islam Indonesia (UII) konsep green campus secara alami sudah ada sejak tahun 1990-an. Pasalnya, lokasi kampus yang berada di Kaliurang, Yogyakarta, merupakan daerah hijau yang asri. ”Keberadaan hutan kampus yang berada di UII merupakan by design, lahan yang awalnya gersang, kemudian diubah menjadi lahan terpadu,” tutur Kepala Divisi Perencanaan UII Ari Sujarwo.

Ari menyatakan, seluruh civitas akademika dan masyarakat terlibat dalam mengembangkan program green campus. Pengurangan pemakaian kertas juga telah lama dilakukan di UII, begitu juga pengolahan limbah, pengembangan mobil listrik, dan penggunaan sepeda kampus.

”Sudah mulai pengurangan kertas, misalnya untuk undangan rapat tidak lagi menggunakan kertas, ataupun pengurangan penggunaan kertas oleh mahasiswa,” paparnya.

Robi ardianto
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1221 seconds (0.1#10.140)