Mobil Self-Drive Siap Dipasarkan 2020

Minggu, 22 Maret 2015 - 10:10 WIB
Mobil Self-Drive Siap...
Mobil Self-Drive Siap Dipasarkan 2020
A A A
Saat membahas mobil self-drive atau mobil yang mampu mengemudi sendiri, 2020 akan menjadi tahun besar. Karena, pada tahun tersebut perusahaan automotif Nissan, Mercedes-Benz, Audi, Volvo, dan Google akan meluncurkan produk mobil self-drive.

Google pekan ini kembali memastikan proyek mobil self-drive atau mampu mengemudi sendiri akan siap untuk publik dalam lima tahun mendatang atau tahun 2020. Direktur Proyek Mobile Self-Drive Google Chris Urmson menjelaskan pada peserta konferensi Technology, Entertainment and Design (TED) bahwa putra sulungnya yang berusia 11 tahun ingin mengendarai mobil dalam empat setengah tahun.

”Tim kami berkomitmen untuk memastikan itu tidak terjadi,” ungkapnya. Dia menegaskan komitmen Google untuk menciptakan mobil yang otomatis sepenuhnya. Beberapa perusahaan automotif memiliki opsi untuk memperkenalkan fungsi bantuan mengemudi di mobil dengan harapan teknologi itu dapat secara bertahap diterima oleh banyak pihak yang skeptis dengan mobil yang otomatis sepenuhnya.

Berbeda dengan mobil buatan Google yang prototipenya dirilis pada Desember. Mobil itu tidak memiliki setir kemudi atau kontrol konvensional meski untuk uji coba pertama. Kontrol tambahan akan dipasang sehingga salah satu pengemudi Google dapat mengambil alih jika ada masalah. Simulasi jalan dilihat dari mobil Google dan komputer selama tes.

Menurut Urmson, banyak orang yang mengendarai mobil dan terjebak dalam kemacetan lalu lintas. Kondisi ini merupakan salah satu alasan untuk sesegera mungkin meluncurkan mobil Google tersebut. Yang lebih penting lagi, mobil self-drive ini diklaim mampu mengurangi kecelakaan lalu lintas secara drastis. ”Sebanyak 1,2 juta orang tewas di jalanan di dunia setiap tahun,” papar Urmson, dikutip BBC .

Perubahan bertahap yang diperkenalkan beberapa produsen automotif dinilai tidak cukup. ”Itu bukan untuk mengatakan bahwa mobil dengan bantuan mengemudi itu tidak berguna, tapi jika kita benar-benar ingin membuat perubahan pada kota kita, menghilangkan tempat parkir, kita perlu mobil selfdrive ,” tuturnya.

Upaya Google menghadirkan mobil self-drive telahmelaluiprosesujicobayang luar biasa, mencakup lebih dari 700.000 mil di jalan, dan pada 2013 melibatkan seratus pegawai untuk mengujinya.

Urmson menjelaskan pada peserta konferensi Ted tentang beberapa situasi lalu lintas tidak biasa yang telah dilalui selama uji coba mobil self-drive Google, termasuk seorang anak mengemudikan mobil mainan di jalan dan seorang perempuan di kursi roda listrik mengejar seekor bebek. ”Itu semua tidak ada dalam buku tentang bagaimana mengatasi situasi itu,” ujarnya, tapi Urmson menambahkan, mobil Google segera mengurangi kecepatan dan bereaksi tepat di setiap situasi.

Beberapa pihak memang mengkhawatirkan pengembangan mobil yang sepenuhnya otomatis ini. Executive Director Center for Automotive Research di Stanford Sven Beiker menyatakan, mobil tanpa pengemudi mungkin tetap memerlukan campur tangan manusia dalam kondisi ekstrem dan orang itu mungkin lupa bagaimana mengemudikan mobil mereka jika mereka tidak melakukannya secara rutin.

Urmson juga menjadi salah satu pembicara dalam sesi Ted berjudul ”Mesin yang Belajar”. Kepala Artificial Intelligence Lab di Stanford Dr Fei-Fei Li menjelaskan tentang proyeknya mengembangkan komputer yang mengembangkan kecerdasan visual.

Menggunakan basis data dari jutaan gambar yang diambil dari internet, timnya mengajari komputer cara memahami gambar dan menghasilkan gambaran audio pendek tentang gambar tersebut.

Peserta konferensi Ted juga mendengar dua sudut pandang berbeda tentang perdebatan terkait kecerdasan buatan bagi umat manusia. Filosof Nick Bostrom meminta semua pihak yang terlibat dalam pengembangan sistem super-intelligent untuk memastikan kecerdasan buatan itu mempelajari nilai-nilai kemanusiaan.

Meski demikian, Chief Executive Officer (CEO) Allen Institute for Artificial Intelligence Oren Etzioni memaparkan, meski kita mengembangkan mesin yang mampu mengembangkan kecerdasannya, tidak berarti mereka akan beroperasi secara otonom. ”Kecerdasan buatan akan memperkuat kita dan membantu kita mengatasi masalah-masalah nyata yang dihadapi umat manusia,” ujarnya

Adapun Volvo menyatakan, 2020 menjadi tahun yang penting. Perusahaan itu berulang kali menegaskan bahwa tahun itu mereka ingin mengurangi kecelakaan di mobil mereka. Caranya, pengemudi mobil mereka tidak lagi manusia, tapi sistem komputer, seperti konsep yang diusung Google.

Volvo bahkan ingin meluncurkan langkahpercobaanmobil self-drive paling ambisius pada 2017 mendatang dengan menempatkan 100 konsumen di mobil yang mampu bergerak secara otonom. Program ini pun disebut ”Drive Me”.

”Sangat mudah membangun dan menunjukkan mobil konsep self-drive, tapi jika Anda ingin menciptakan dampak pada dunia nyata, Anda harus mendesain dan memproduksi sistem yang komplet yang akan aman dan dapat digunakan oleh konsumen biasa,” ujar Erik Coelingh, spesialis teknik di Volvo, dikutip Wired.com.

Mobil Volvo model XC90 SUV akan dijual tahun ini dan sudah semi-otonom. Fungsi remnya mencegah Anda melakukan manuver berisiko yang membahayakan orang lain. Mobil ini dapat secara otomatis dan aman mengikuti mobil di depannya untuk bergerak dan berhenti di jalan.

Mobil ini juga dapat parkir paralel secara otomatis, dengan pengemudi hanya menginjak gas dan rem. Langkah Google, Volvo, dan sejumlah produsen automotif untuk menciptakan mobil self-drive menunjukkan bahwa persaingan di pasar ini akan sangat ketat di masa depan.

Sebelum itu, mereka pun harus mendapat kepercayaan konsumen bahwa produk mereka benar-benar aman untuk digunakan. Inilah yang masih perlu dibuktikan.

Syarifudin
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0767 seconds (0.1#10.140)