Tim Jupiter Batal Ikuti Atraksi LIMA

Selasa, 17 Maret 2015 - 10:47 WIB
Tim Jupiter Batal Ikuti Atraksi LIMA
Tim Jupiter Batal Ikuti Atraksi LIMA
A A A
LANGKAWI - Jupiter Aeroba- tic Team (JAT) TNI AU dipastikan batal mengikuti atraksi Langkawi International Maritime and Aerospace (LIMA) 2015 yang akan digelar di Malaysia hari ini.

Hal ini dilakukan setelah insiden dua pesawat Jupiter jatuh, Minggu (15/3). Dengan keputusan itu, semua pesawat ditarik pulang ke Landasan Udara Soewondo, Medan. Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengungkapkan, langkah tersebut diambil dengan mempertimbangkan faktor psikologis para pilot pascakecelakaan.

Selain itu, dengan berkurangnya jumlah pesawat, formasi yang tersisa menjadi kurang menarik untuk dilihat. ”Kita tarik iya karena kalau formasinya lima kurang bagus dilihatnya,” ujar Moeldoko di selasela peresmian Wisma Bela Negara Siliwangi di Lapangan Tembak Terpadu Gunung Bohong Kota Cimahi kemarin.

Kepala Pusat PeneranganTNI Mayor Jenderal Fuad Basya membenarkan JAT batal mengikuti LIMA. Nama para pilot yang mengawaki dua pesawat KT-IB Wong Be juga sudah dicabut dari daftar peserta. Kendati mereka hanya mengalami luka ringan dan sudah keluar rumah sakit, kondisi psikologis mereka harus dipertimbangkan.

”Ini adalah kerja tim sehingga tim harus benar-benarsiapsecara fisik, teknik, dan mental,” kata Fuad melalui pesan singkat di Malaysia. Supervisor JAT yang turut mengalami kecelakaan, Marsma TNI Yadi Indrayadi Sutanantika, mengakui timnya akan ditarik pulang ke Tanah Air.

Sebagaimana dikutip Therakyatpost, dia menegaskan semangat timnya tidak luntur. ”Kecelakaan bisa terjadi di mana dan kapan saja. Kecelakaan ini tidak menenggelamkan semangat kami untuk tetap mengudara. Kami meminta maaf kepada pemilik rumah yang ikut terkena musibah. Itu berada di luar kendali kami,” ujarnya.

Sementara itu, surat elektronik yang dikirim Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Dispenau) menjelaskan, insiden berawal ketika 6 Pesawat KT-1 B Wong Bee melakukan latihan rutin pada geladi bersih di mana pada hari sebelumnya telah melakukan familiarisasi di kawasan Bandara Internasional Langkawi di Malaysia. Namun nahas, peristiwa yang tidak diinginkan terjadi pada menit ke-30, tepatnya pukul 14.00 waktu setempat.

Dua pesawat latih, yaitu Jupiter 5 LD 0101, yang diawaki Mayor Pnb Sri Raharjo (J 666) dan Letkol Pnb Arief Hartono (J 540) bertabrakan saat melakukan manuver Jupiter wheel pada putaran kedua dengan pesawat Jupiter 6 LD 0103 yang diawaki Mayor Pnb Humaidi Syarif Romas (J 674) dan Marsma TNI Yadi I Sutanantika (J 279) sehingga menimbulkan ledakan pada kedua pesawat tersebut.

Kedua pesawat kemudian terempas jatuh di luar area landasan udara sementara. Para awak pesawat seluruhnya melakukan eject dan terjun menggunakan parasut yang terdapat pada kursi pesawat. ”Kondisi pesawat rusak, sedangkan seluruh awak pesawat berhasil selamat. Pesawat yang lainnya, yaitu Jupiter 1, 2, 3, dan 4 kembali landing ke landasan udara Langkawi,” ujar Kadispenau Marsekal Pertama TNI Hadi Tjahjanto.

Untuk diketahui, Yadi Indrayadi dan Arif Hartono dalam tim yang kerap disebut The Jupiters berposisi sebagai supervisor. Adapun Sri Raharjo sebagai lead synchro atau posisi kelima The Jupiters dan HS Romas sebagai synchro atau posisi keenam The Jupiter. Di TNI AU, Yadi Indrayadi merupakan danlanud Adisutjipto, Arif Hartono kesehariannya menjabat sebagai kadispers Lanud Adisutjipto.

Adapun Sri Raharjo sebagai kasi Opslat Wingdikter Lanud Adisutjipto dan HS Romas sebagai kabin Latdik Wingdikter Lanud Adisutjipto. ”Saat geladi bersih, Marsma TNI Yadi Indrayadi Sutanantika berada di Jupiter 6 bersama Mayor Pnb HS Romas, sedangkan Letkol Pnb Arif Hartono berada di Jupiter 5 bersama Mayor Pnb Sri Raharjo,” ungkap Kepala Penerangan dan Perpustakaan (Kapentak) Lanud Adisutjipto Mayor Sus Hamdi Londong Allo di ruang kerjanya kemarin.

Menurut Londong, jika dilihat dari pengalaman penerbangan, khususnya penerbangan Jupiters 5 dan 6, para awak sudah cukup berpengalaman dan andal. Bahkan untuk Sri Raharjo di The Jupiters sudah menempati semua posisi, kecuali leader. Sri Raharjo merupakan penerbang tempur pesawat Hawk MK-53 di Skuadron 15 Lanud Iswahjudi, Madiun.

Selain itu dia mengawaki pesawat latih Bravo, Charlie, Marchetti, Gros, dan KT 1B Woong Bee. Dia alumnus AAU tahun 1998 dan bergabung dengan The Jupiters sejak 2011 hingga sekarang. Begitu juga Mayor Pnb HS Romas sudah menempati beberapa posisi di The Jupiters. Dia juga dikenal sebagai penerbang berpengalaman dengan jam terbang di atas 2.300.

Alumnus AAU 1999 ini mengawali kariernya sebagai penerbang pesawat tempur Hawk 100/200 di skuadron udara I Pontianak. Dia bergabung dengan The Jupiters pada 2011 di posisi ketiga, kemudian tahun 2012- 2013 di posisi keempat dan pada tahun 2014/2015 di posisi keenam.

”Karena itu, mereka berdua diandalkan untuk posisi kelima dan keenam di mana posisi ini untuk manuvernya membutuhkan keahlian dan pengalaman yang mumpuni,” tutur Londong. Dia kemudian menuturkan, posisi kelima di The Jupiter berada pada paling kiri luar dan merupakan lead synchro yang memimpin Jupiter 6 saat melakukan manuver ekstrem.

Beberapa manuver andalan di antaranya cross one break, half cubin-jupiter wheel, mirror, heart, dan kite barrel . ”Manuver-manuver yang dilaksanakan Jupiter 5 dan 6 biasanya membuat jantung para penonton berhenti berdetak dan berteriak histeris sehingga sangat dinantikan karena visualisasi yang disuguhkan sangat menarik dengan kombinasi asap putih yang mengelilingi pesawat saat jatuh bebas,” jelasnya.

Hampa Udara

Insiden yang melibatkan dua pesawat E KT-1B Wong JAT saat melakukan geladi bersih jelang perhelatan Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition 2015 di Malaysia pada Minggu (15/3) adalah kesalahan teknis. Menurut Moeldoko, insiden yang melibatkan dua pesawat latih produksi Korea Selatan tersebut terjadi karena bersenggolan, bukan bertabrakan.

”Kalau berbicara pesawat aerobatik itu kan kelihatan sejajar, memang pesawat itu jaraknya antara jarak atas dan bawah hanya kesejajarannya sentimeter sehingga pada saat bergerak ke atas dan menghadapi hole (udara kosong), maka ada kecenderungan yang atas tertarik ke bawah, yang bawah tertarik ke atas,” papar Moeldoko.

Berdasarkan hasil penyelidikan sementara yang dilakukan tim Mabes TNI, insiden terjadi karena faktor cuaca. Gangguan dimaksud adalah adanya hampa udara yang mengakibatkan pesawat goyah dan tidak stabil.

Sucipto/Nur azis/ Muh samil/Priyo setyawan
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6700 seconds (0.1#10.140)