Wisatawan Tewas saat Wisata Jeram
A
A
A
SEMARANG - Seorang wisatawan tewas saat mengikuti river tubing atau susur sungai menggunakan ban di Kali Kreo, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (14/3).
Jasadnya masih terjepit bebatuan sungai dan akan dievakuasi lagi hari ini. Berdasarkan informasi Basarnas Kantor SAR Semarang dan Polsek Gunungpati, korban bernama Wahyu Nugroho, 31, warga Desa Tlogowanu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Dia yang hanyut pada Sabtu (14/3) sekitar pukul 15.30 WIB di lokasi sungai yang dekat dengan Waduk Jatibarang dan merupakan kawasan wisata Desa Kandri. “Korban berwisata jeram bersama rombongan yang berjumlah 38 orang dengan menggunakan ban. Baru 1 km berjalan, kondisi arus berubah jadi deras,” kata Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang Agus Haryono kemarin.
Karena arus menjadi deras, korban sempat terpental dan terlepas dari ban yang dipakai. Korban diduga langsung terseret ke pusaran air. Teman korban, Hendrik, 38, sempat berusaha menolong dengan meraih tangan korban. Karena arus deras, pegangannya terlepas.
“Kegiatan kami awalnya berjalan lancar. Namun, setelah sekitar 1 km berjalan, kondisi sungai menjadi deras dan banyak jeram serta pusaran air. Korban terpental dan terlepas dari ban yang dipakainya. Saya sempat berusaha menarik tangannya, tapi arusnya sangat kuat sehingga terlepas,” kata Hendrik.
Basarnas mengaku baru menerima informasi itu dari warga sekitar pukul 19.00 WIB. Tim langsung berangkat untuk melakukan pencarian. Operasi SAR baru dihentikan sekitar pukul 23.00 dengan hasil nihil. Pencarian korban Wahyu kemudian dilanjutkan kemarin dan membuahkan hasil.
Tim SAR Gabungan yang terdiri atas Basarnas Kantor SAR Semarang, Polsek Gunungpati, Koramil Gunungpati, Ubaloka, PMI, serta warga akhirnya menemukan korban pukul 12.00 WIB dengan kondisi jasad terjepit bebatuan besar tak jauh dari lokasi dia hanyut pertama kali. Namun, kuatnya arus sungai membuat proses evakuasi berjalan cukup sulit.
Koordinator Tim SAR Gabungan Hardi menyatakan, penyelam sudah berupaya masuk ke dasar sungai untuk mengangkat jasad korban. Tapi, mereka gagal mendekati korban. Selain posisi korban terjepit di bebatuan pada kedalaman sekitar 2 meter, arus bawah sungai juga sangat kuat. Apalagi, kondisi di atas permukaan saat itu hujan cukup deras.
Karena itu, korban hingga saat ini belum bisa dievakuasi. “Operasi SAR hari ini (kemarin) sudah dihentikan. Walaupun belum bisa dievakuasi, keberadaan jasad korban sudah ditandai tim. Tangan korban juga sudah diikat tali,” ungkap Humas Basarnas SAR Semarang Aris Triyono kemarin.
Selain kondisi alam yang kurang mendukung, korban juga memiliki badan cukup besar sehingga sulit untuk dikeluarkan dari bebatuan. Berat badan korban sekitar 90kg dengan tinggi 160 cm.“Besok (hari ini) kami akan melanjutkan proses evakuasi yang dimulai sepagi mungkin,” katanya.
“Korban adalah anggota rombongan Adira (PT Adira Finance) dari Ambarawa. Jadi, dia datang untuk berwisata. Itu (wisata jeram) baru pertama dibuka,” kata salah satu anggota Polsek Gunungpati.
Eka setiawan
Jasadnya masih terjepit bebatuan sungai dan akan dievakuasi lagi hari ini. Berdasarkan informasi Basarnas Kantor SAR Semarang dan Polsek Gunungpati, korban bernama Wahyu Nugroho, 31, warga Desa Tlogowanu, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Dia yang hanyut pada Sabtu (14/3) sekitar pukul 15.30 WIB di lokasi sungai yang dekat dengan Waduk Jatibarang dan merupakan kawasan wisata Desa Kandri. “Korban berwisata jeram bersama rombongan yang berjumlah 38 orang dengan menggunakan ban. Baru 1 km berjalan, kondisi arus berubah jadi deras,” kata Kepala Basarnas Kantor SAR Semarang Agus Haryono kemarin.
Karena arus menjadi deras, korban sempat terpental dan terlepas dari ban yang dipakai. Korban diduga langsung terseret ke pusaran air. Teman korban, Hendrik, 38, sempat berusaha menolong dengan meraih tangan korban. Karena arus deras, pegangannya terlepas.
“Kegiatan kami awalnya berjalan lancar. Namun, setelah sekitar 1 km berjalan, kondisi sungai menjadi deras dan banyak jeram serta pusaran air. Korban terpental dan terlepas dari ban yang dipakainya. Saya sempat berusaha menarik tangannya, tapi arusnya sangat kuat sehingga terlepas,” kata Hendrik.
Basarnas mengaku baru menerima informasi itu dari warga sekitar pukul 19.00 WIB. Tim langsung berangkat untuk melakukan pencarian. Operasi SAR baru dihentikan sekitar pukul 23.00 dengan hasil nihil. Pencarian korban Wahyu kemudian dilanjutkan kemarin dan membuahkan hasil.
Tim SAR Gabungan yang terdiri atas Basarnas Kantor SAR Semarang, Polsek Gunungpati, Koramil Gunungpati, Ubaloka, PMI, serta warga akhirnya menemukan korban pukul 12.00 WIB dengan kondisi jasad terjepit bebatuan besar tak jauh dari lokasi dia hanyut pertama kali. Namun, kuatnya arus sungai membuat proses evakuasi berjalan cukup sulit.
Koordinator Tim SAR Gabungan Hardi menyatakan, penyelam sudah berupaya masuk ke dasar sungai untuk mengangkat jasad korban. Tapi, mereka gagal mendekati korban. Selain posisi korban terjepit di bebatuan pada kedalaman sekitar 2 meter, arus bawah sungai juga sangat kuat. Apalagi, kondisi di atas permukaan saat itu hujan cukup deras.
Karena itu, korban hingga saat ini belum bisa dievakuasi. “Operasi SAR hari ini (kemarin) sudah dihentikan. Walaupun belum bisa dievakuasi, keberadaan jasad korban sudah ditandai tim. Tangan korban juga sudah diikat tali,” ungkap Humas Basarnas SAR Semarang Aris Triyono kemarin.
Selain kondisi alam yang kurang mendukung, korban juga memiliki badan cukup besar sehingga sulit untuk dikeluarkan dari bebatuan. Berat badan korban sekitar 90kg dengan tinggi 160 cm.“Besok (hari ini) kami akan melanjutkan proses evakuasi yang dimulai sepagi mungkin,” katanya.
“Korban adalah anggota rombongan Adira (PT Adira Finance) dari Ambarawa. Jadi, dia datang untuk berwisata. Itu (wisata jeram) baru pertama dibuka,” kata salah satu anggota Polsek Gunungpati.
Eka setiawan
(ftr)