Solar Impulse Pecahkan Rekor Jarak Tempuh

Minggu, 15 Maret 2015 - 10:56 WIB
Solar Impulse Pecahkan...
Solar Impulse Pecahkan Rekor Jarak Tempuh
A A A
Solar Impulse 2 telah memecahkan rekor jarak tempuh untuk pesawat bertenaga surya. Langkah pemecahan rekor itu bagian dari upaya pesawat tanpa bahan bakar minyak itu menjadi yang pertama mengelilingi dunia hanya dengan mengandalkan energi dari matahari.

Saat tiba di Ahmedabad, India barat, pada Selasa (10/3), pesawat yang dikendarai oleh kepala proyek Solar Impulse dan co-pilot Bertrand Piccard mengendarai pesawat itu telah menempuh 1.468 kilometer.

Para pendukung proyek Solar Impulse 2 menjelaskan, penerbangan ini menjadi perjalanan dengan jarak terjauh yang pernah ditempuh oleh pesawat bertenaga surya, tapi rekor itu harus disahkan oleh badan otoritas olahraga udara Federation Aeronautique International (FAI). CEO dan Co-Founder Solar Impulse Andre Borschberg membukukan rekor sebelumnya pada Solar Impulse 1, saat dia terbang 1.386 kilometer melintasi Amerika Serikat (AS).

Pesawat itu mendarat pada Selasa (10/3) di negara bagian Gujarat, India barat, pada pukul 11.25 malam waktu setempat untuk menyelesaikan perjalanan dari ibukota Oman, Muscat, dalam waktu kurang dari 16 jam. Saat tiba di Ahmedabad, sayapnya tampak dipenuhi dengan lampu LED yang menyala.

Kehadiran Solar Impulse di India akan dimanfaatkan untuk mempromosikan teknologi ramah lingkungan pada warga lokal Ahmedabad dan populasi India secara lebih luas. Pesawat dengan sayap tunggal terpanjangituakankembaliterbangdandikemudikan satu pilot untuk terbang solo non-stop selama lima hari dan malam melintasi Samudera Pasifik dari Nanjing, China, ke Hawaii, dengan jarak 8.500 kilometer.

Penerbangan tersebut juga akan memecahkan rekor baru. Solar Impulse 2 merupakan bentuk terbaru dari Solar Impulse 1. Dengan bobot hanya 2,3 ton, Solar Impulse 2 ditenagai oleh lebih dari 17.000 sel surya yang dipasang di sayap sepanjang 72 meter. Bobotnya yang ringan menjadi salah satu kunci kesuksesan upaya pemecahan rekor tersebut.

Sayap itu lebih panjang dibandingkan pesawat Boeing 747 dan mendekati panjang sayap pesawat superjumbo Airbus A380. Solar Impulse 2 memiliki baterai lithium- ion yang menyimpan energi pada siang hari dan digunakan untuk penerbangan malam hari saat tidak ada sinar matahari. Kemampuan terbang pada malam hari sangat penting saat pesawat itu melintasi Samudera Pasifik dan Atlantik.

Kecepatan pesawat yang lambat membuat Solar Impulse harus terbang nonstop siang dan malam untuk menyelesaikan misinya. Piccard dan Borschberg yang bergantian terbang solo harus tetap waspada hampir sepanjang waktu mereka mengudara. Mereka hanya akan diizinkan tidur siang selama 20 menit, sama dengan nakhoda kapal yachts yang berlayar solo dan hanya memiliki waktu tidur sedikit.

Mereka juga harus tahan dengan ketidaknyamanan fisik karena harus duduk di kokpit pesawat yang hanya seluas 3,8 meter kubik, tidak lebih besar dibandingkan boks telepon umum. Secara total, pesawat itu telah menempuh 35.000 kilometer dan akan melintasi dua samudera. Penerbangan mengelilingi bumi ini akan dilakukan dalam 12 tahun yang memerlukan waktu 25 hari dalam lima bulan.

Tim Impulse 2 berharap dapat mempromosikan energi terbarukan dengan langkah mengelilingi dunia. Awalnya industri penerbangan meragukan langkah tim tersebut akan sukses. Namun, saat ini sudah tidak ada keraguan lagi bahwa proyek ini menuai banyak pujian. Piccard mengawali proyek Solar Impulse pada November 2003, setelah melakukan studi kelayakan dengan kemitraan bersama Ecole Polytechnique Fédérale de Lausanne.

Pada 2009 dia mengumpulkan tim multidisiplin ilmu yang terdiri atas 50 insinyur dan spesialis teknis dari enam negara, dibantu sekitar 100 penasihat eksternal dan 80 mitra untuk teknologi. Proyek ini didanai oleh sejumlah perusahaan privat dan perseorangan. Perusahaan pertama yang secara resmi mendukung proyek ini ialah Semper Gestion setelah co-founder Eric Freymond diyakinkan tentang kesuksesan di masa depan dengan bermitra bersama Piccard.

Saat ini mitra utamanya ialah Omega SA, Solvay, Schindler dan ABB. Mitra dan pendukung proyek ini ialah Bayer Material Science, Altran, Swisscom, Swiss Re (Corporate Solutions), Clarins, Toyota, BKW FMB Energie dan Symphony Technology Group. EPFL, European Space Agency (ESA) dan Dassault telah menyediakan pakar teknis tambahan. Adapun, SunPower menyediakan sel surya untuk pesawat tersebut.

Pada Oktober 2013 Solar Impulse mengumumkan bahwa Peter Diamandis berkomitmen mendukung proyek itu setelah bertemu dengan para petinggi Solar Impulse. Langkah Solar Impulse ini mengingatkan kembali pencapaian besar lain dalam dunia penerbangan. Pada 1986 pesawat Voyager menjadi yang pertama terbang keliling dunia tanpa berhenti atau mengisi ulang bahan bakar.

Dipiloti oleh Dick Rutan dan Jeana Yeager, pesawat bermesin balingbaling itu memerlukan waktu sembilan hari untuk menyelesaikan perjalanannya. Lalu pada 2005 rekor itu dikalahkan oleh Virgin Atlantic Global Flyer yang memiliki pilot solo Steve Fossett. Pesawat bertenaga jet milik Global Flyer mampu menyelesaikan misi keliling dunia non-stop hanya dalam tiga hari. Andre Borschberg, teknisi dan mantan pilot angkatan udara, telah membangun karier sebagai entrepreneur di teknologi internet.

Bertrand Piccard yang terkenal dengan balon udaranya juga turut melakukan aksi keliling dunia. Dia bersama Brian Jones menyelesaikan misi keliling dunia pertama non-stop pada 1999, menggunakan balon udara Breitling Orbite.

Syarifudin
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7687 seconds (0.1#10.140)