2 Siswa SMP Membegal Tukang Ojek
A
A
A
DEPOK - Pelajar di Kota Depok semakin berani dan nekat. Dua siswa SMP yang masih mengenakan seragam sekolah membegal tukang ojek. Kemarin malam, AWP, 13, dan ARS, 13 berpura-pura minta diantar ke wilayah Cinangka oleh Suheri, 54, tukang ojek yang biasa mangkal di Wates, Sawangan, Depok.
Suheri pun mengantar keduanya dengan sepeda motor Yamaha Mio Soul. Ketika sampai di Jalan Abdul Wahab, dua pelaku meminta Suheri berhenti di depan Cluster Scotland, Perumahan Telaga Golf. ”Saat Suheri meminta bayaran, mereka malah menodongkan senjata tajam,” kata satpam Perumahan Telaga Golf Doni Romdoni.
Satu pelaku mengeluarkan pisau dan pelaku lainnya mengeluarkan senjata tajam jenis brass knuckle sambil merampas kunci motor. Korban diminta menyerahkan motornya, namun korban melawan dan terjadilah duel antara korban dengan pelaku. ”Korban pun lari sambil teriak minta tolong,” ucapnya.
Warga berhasil menangkap dua pelaku dan sempat dipukuli. Bahkan, keduanya nyaris dibakar oleh warga. Beruntung, pelaku diamankan petugas kepolisian. Kapolsek Sawangan Kompol Saderi mengatakan, pelaku hingga kini masih menjalani pemeriksaan. ”Keduanya masih berstatus pelajar kelas II SMP di salah satu sekolah swasta di Bojongsari,” ujarnya.
Karena masih di bawah umur, kedua pelaku akan diproses sesuai Undang- Undang Perlindungan Anak. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) prihatin terhadap dua pelajar SMP yang menjadi begal. Ini membuktikan masalah begal tak melulu kriminalitas tapi juga moralitas.
Kondisi tersebut bisa dipicu dari pengaruh teman atau lingkungan atau bisa jadi dimanfaatkan orang atau bisa juga karena berpikir sesaat. ”Selain itu, karena juga sikap permisif orang tua atau terinspirasi tren pembegalan. Jadi, banyak kemungkinan,” kata komisioner KPAI Susanto. Menurut dia, solusi pencegahan harus ada sinergi antara tokoh agama, pendidik, orang tua, serta masyarakat untuk penguatan karakter anak sehingga bibit-bibit kekerasan atau perilaku begal bisa dicegah sejak dini.
Di tempat terpisah, Titin, 30, warga Kampung Cihere, Desa Mekar Sari, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten, tewas terkena peluru nyasar saat polisi tengah menggerebek begal motor pada Kamis (12/3). Namun, belum diketahui apakah peluru tersebut berasal dari petugas atau si penjahat yang diburu. Berdasarkan keterangan dihimpun, ada begal melarikan diri di sekitar kampungnya. Saat pengejaran sempat terdengar suara tembakan.
”Tetangga juga ngasih tahu kalau ada polisi yang lagi ngejar begal,” ujar Dede, suami korban, saat ditemui di kamar jenazah RSUD Serang kemarin. Beberapa saat kemudian, warga menemukan ibu tiga anak itu tewas dalam posisi telungkup di sawah, sekitar 200 meter dari rumahnya, dengan luka bekas tembakan di bahu sebelah kanan dan menembus tulang rusuk.
Anggota dari Polda Banten dan Polres Pandeglang yang datang ke lokasi langsung melakukan identifikasi, kemudian korban dibawa ke RSUD Serang untuk divisum. Dokter forensik RSUD Serang Budi Suhendar menuturkan, berdasarkan hasil visum korban tertembak dari jarak jauh.
”Hasil temuan terdapat luka tembak dari lengan tembus ke rongga dada kanan,” katanya. Dari bagian rongga dada korban juga diangkat sebuah proyektil peluru. Namun, pihak forensik enggan mengungkapkan jenis proyektil tersebut. Kapolda Banten Brigjen Pol Boy Rafli Amar menegaskan, pihaknya masih mendalami kasus tewasnya warga saat penangkapan pelaku kejahatan.
Tim sedang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memintai keterangan saksi sebanyak lima warga dan petugas kepolisian. Disinggung apakah yang diduga menembak warga adalah tim Buser Polres Jakarta Barat, dia belum dapat menjelaskan lebih jauh. Meski, dia membenarkan tim Buser Polres Jakarta Barat tengah mengejar pelaku pencurian kendaraan bermotor di Panimbang.
Boy juga belum bisa memastikan bahwa proyektil berasal dari penjahat yang hendak ditangkap karena menunggu hasil uji balistik. ”Kita harus buktikan dulu, saya ingin mengumpulkan fakta lebih jauh untuk melihat pelaku begal itu membawa senjata atau tidak,” ujarnya. Kapolres Jakarta Barat Kombes Pol Fadil Imran membenarkan anggotanya mengejar pelaku ke Pandeglang dalam rangka pengembangan kasus penyidikan dugaan pelaku pencurian kendaraan bermotor di Kembangan, Jakarta Barat.
Saat ini anggota buser yang diketahui anggota Polsek Kembangan tengah menjalani pemeriksaan tim Propam Polres Jakarta Barat. ”Tim Propam sedang investigasi, apakah berasal dari anggota atau dari pelaku pencurian,” ujar Fadil. Dia menuturkan, ketika dikejar polisi, pelaku berinisial AR mengeluarkan senjata dan menembak petugas. Pengejaran itu berujung baku tembak antara polisi dengan AR yang kini masih diburu.
r ratna purnama/ teguh mahardika/ yan yusuf/sindonews
Suheri pun mengantar keduanya dengan sepeda motor Yamaha Mio Soul. Ketika sampai di Jalan Abdul Wahab, dua pelaku meminta Suheri berhenti di depan Cluster Scotland, Perumahan Telaga Golf. ”Saat Suheri meminta bayaran, mereka malah menodongkan senjata tajam,” kata satpam Perumahan Telaga Golf Doni Romdoni.
Satu pelaku mengeluarkan pisau dan pelaku lainnya mengeluarkan senjata tajam jenis brass knuckle sambil merampas kunci motor. Korban diminta menyerahkan motornya, namun korban melawan dan terjadilah duel antara korban dengan pelaku. ”Korban pun lari sambil teriak minta tolong,” ucapnya.
Warga berhasil menangkap dua pelaku dan sempat dipukuli. Bahkan, keduanya nyaris dibakar oleh warga. Beruntung, pelaku diamankan petugas kepolisian. Kapolsek Sawangan Kompol Saderi mengatakan, pelaku hingga kini masih menjalani pemeriksaan. ”Keduanya masih berstatus pelajar kelas II SMP di salah satu sekolah swasta di Bojongsari,” ujarnya.
Karena masih di bawah umur, kedua pelaku akan diproses sesuai Undang- Undang Perlindungan Anak. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) prihatin terhadap dua pelajar SMP yang menjadi begal. Ini membuktikan masalah begal tak melulu kriminalitas tapi juga moralitas.
Kondisi tersebut bisa dipicu dari pengaruh teman atau lingkungan atau bisa jadi dimanfaatkan orang atau bisa juga karena berpikir sesaat. ”Selain itu, karena juga sikap permisif orang tua atau terinspirasi tren pembegalan. Jadi, banyak kemungkinan,” kata komisioner KPAI Susanto. Menurut dia, solusi pencegahan harus ada sinergi antara tokoh agama, pendidik, orang tua, serta masyarakat untuk penguatan karakter anak sehingga bibit-bibit kekerasan atau perilaku begal bisa dicegah sejak dini.
Di tempat terpisah, Titin, 30, warga Kampung Cihere, Desa Mekar Sari, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten, tewas terkena peluru nyasar saat polisi tengah menggerebek begal motor pada Kamis (12/3). Namun, belum diketahui apakah peluru tersebut berasal dari petugas atau si penjahat yang diburu. Berdasarkan keterangan dihimpun, ada begal melarikan diri di sekitar kampungnya. Saat pengejaran sempat terdengar suara tembakan.
”Tetangga juga ngasih tahu kalau ada polisi yang lagi ngejar begal,” ujar Dede, suami korban, saat ditemui di kamar jenazah RSUD Serang kemarin. Beberapa saat kemudian, warga menemukan ibu tiga anak itu tewas dalam posisi telungkup di sawah, sekitar 200 meter dari rumahnya, dengan luka bekas tembakan di bahu sebelah kanan dan menembus tulang rusuk.
Anggota dari Polda Banten dan Polres Pandeglang yang datang ke lokasi langsung melakukan identifikasi, kemudian korban dibawa ke RSUD Serang untuk divisum. Dokter forensik RSUD Serang Budi Suhendar menuturkan, berdasarkan hasil visum korban tertembak dari jarak jauh.
”Hasil temuan terdapat luka tembak dari lengan tembus ke rongga dada kanan,” katanya. Dari bagian rongga dada korban juga diangkat sebuah proyektil peluru. Namun, pihak forensik enggan mengungkapkan jenis proyektil tersebut. Kapolda Banten Brigjen Pol Boy Rafli Amar menegaskan, pihaknya masih mendalami kasus tewasnya warga saat penangkapan pelaku kejahatan.
Tim sedang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memintai keterangan saksi sebanyak lima warga dan petugas kepolisian. Disinggung apakah yang diduga menembak warga adalah tim Buser Polres Jakarta Barat, dia belum dapat menjelaskan lebih jauh. Meski, dia membenarkan tim Buser Polres Jakarta Barat tengah mengejar pelaku pencurian kendaraan bermotor di Panimbang.
Boy juga belum bisa memastikan bahwa proyektil berasal dari penjahat yang hendak ditangkap karena menunggu hasil uji balistik. ”Kita harus buktikan dulu, saya ingin mengumpulkan fakta lebih jauh untuk melihat pelaku begal itu membawa senjata atau tidak,” ujarnya. Kapolres Jakarta Barat Kombes Pol Fadil Imran membenarkan anggotanya mengejar pelaku ke Pandeglang dalam rangka pengembangan kasus penyidikan dugaan pelaku pencurian kendaraan bermotor di Kembangan, Jakarta Barat.
Saat ini anggota buser yang diketahui anggota Polsek Kembangan tengah menjalani pemeriksaan tim Propam Polres Jakarta Barat. ”Tim Propam sedang investigasi, apakah berasal dari anggota atau dari pelaku pencurian,” ujar Fadil. Dia menuturkan, ketika dikejar polisi, pelaku berinisial AR mengeluarkan senjata dan menembak petugas. Pengejaran itu berujung baku tembak antara polisi dengan AR yang kini masih diburu.
r ratna purnama/ teguh mahardika/ yan yusuf/sindonews
(bbg)