Sepekan Menghilang dari Publik, Putin Dirumorkan Meninggal
A
A
A
MOSKOW - Berbagai rumor berembus kencang mengiringi absennya Presiden Rusia Vladimir Putin dari hadapan publik selama delapan hari terakhir.
Penguasa Kremlin itu diisukan mengalami serangan jantung hingga menghadapi ancaman kudeta. Sejumlah media internasional bahkan telah memberitakan Putin meninggal dunia. Kemarin pemerintah Rusia menepis keras beragam spekulasi tersebut. “Putin tidak meninggal dunia,” kata Juru Bicara Pemerintah Rusia Dmitry Peskov kepada Reuters.
Dia mengungkapkan bahwa kondisi kesehatan pemimpin berusia 62 tahun itujuga dalam keadaan sempurna. “Presiden tetap beraktivitas seperti biasa,” tegas dia. Stasiun televisi milik pemerintah Rusia kemarin juga menyiarkan video aktivitas Putin di kediamannya, Novo-Ogaryovo, pinggiran Moskow.
Siaran ini menjadi penampilan pertamanya sejak menghilang beberapa hari lalu. Dalam tayangan singkat tersebut, Putin yang mengenakan setelan jas abu-abu dan dasi berpola warna biru terlihat menggelar rapat dengan Kepala Mahkamah Agung Vyacheslav Lebedev. Mantan agen KGB ini sempat tersenyum, kemudian berbincang serius mengenai sistem pengadilan.
Putin kali terakhir terlihat pada 5 Maret saat bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Italia Matteo Renzi. Pekan ini pemimpin Partai Persatuan Rusia (United Rusia) itu seharusnya melakukan lawatan ke Kazakstan. Namun, agenda itu batal tanpa ada penjelasan apapun dari Kremlin. Moskow juga membatalkan pertemuan dengan delegasi pemberontak Georgia di wilayah South Ossetia. Hilangnya Putin dari radar media dan publik menjadi hal yang tidak biasa.
Rumor negatif pun segera beredar luas. Isu yang berkembang menyebutkan sosok yang kini sedang bersitegang dengan Barat itu telah meninggal dunia. Ada pula yang mengatakan Putin dirawat di rumah sakit karena sakit kanker atau mengalami serangan jantung. Isu operasi plastik yang dilakukan Putin juga menyebar luas.
Di jejaring sosial Twitter, tanda pagar (tagar/hashtag) #PutinIsDead menjadi trending topic. Rumor itu semakin ramai dengan munculnya berbagai tulisan dari para blogger, yang salah satunya mengklaim memiliki sumber di rumah sakit yang menyatakan Putin menderita stroke. Ada juga blogger yang menyangkal dan justru menulis Putin telah menderita kanker stadium lanjut.
Dua media Rusia yang jadi corong rezim Kremlin, RT dan Itar- Tass, terus melawan rumor tentang kondisi itu. Putin dicap ingin melarikan diri dari tudingan publik Rusia yang menuduhnya sebagai dalang pembunuhan pemimpin oposisi Boris Nemtsov, 27 Februari lalu. Tekanan internasional terhadap isu Ukraina juga diyakini membuat Putin frustrasi dan berpikir keras untuk memikirkan solusi terbaik bagi Moskow.
Pasar modal bergejolak menghadapi rumor tidak sehat tersebut. Mata uang Rusia, rubel, yang selama beberapa bulan terakhir jatuh hanya sanggup naik tipis. Pengamat politik Rusia, Andrei Illarionov, mengungkapkan isu kudeta dari lima jenderal terhadap Putin belum terjadi. Dia justru melihat konstelasi politik yang akan berubah.
“Jika analisis saya terbukti, dalam beberapa hari mendatang kita akan melihat pengunduran diri Dmitry Medvedev sebagai perdana menteri dan digantikan (mantan menteri pertahanan) Sergei Ivanov,” ungkapnya. Hannah Thoburn, peneliti Brookings Institution lembaga think tank berbasis di Washington, mengatakan tidak ada alasan pasti kenapa Putin menghilang dari publik.
“Semua orang menduga dia (Putin) menderita flu atau ingin pergi bersama putrinya atau melakukan hal lainnya. Anda tidak pernah mengetahui hal itu,” ujar Thoburn. Apa yang terjadi pada Putin pernah berlaku pada pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Setelah menghilang lebih dari sebulan, berbagairumornegatif pun menyeruak.
Jong-un dikabarkanmenderitasakit serius. Bahkan, spekulasi juga menyebut dia menjadi korban kudeta militer. Jong-un akhirnya muncul dan menepissemua kabar buruk itu.
Andika hendra m
Penguasa Kremlin itu diisukan mengalami serangan jantung hingga menghadapi ancaman kudeta. Sejumlah media internasional bahkan telah memberitakan Putin meninggal dunia. Kemarin pemerintah Rusia menepis keras beragam spekulasi tersebut. “Putin tidak meninggal dunia,” kata Juru Bicara Pemerintah Rusia Dmitry Peskov kepada Reuters.
Dia mengungkapkan bahwa kondisi kesehatan pemimpin berusia 62 tahun itujuga dalam keadaan sempurna. “Presiden tetap beraktivitas seperti biasa,” tegas dia. Stasiun televisi milik pemerintah Rusia kemarin juga menyiarkan video aktivitas Putin di kediamannya, Novo-Ogaryovo, pinggiran Moskow.
Siaran ini menjadi penampilan pertamanya sejak menghilang beberapa hari lalu. Dalam tayangan singkat tersebut, Putin yang mengenakan setelan jas abu-abu dan dasi berpola warna biru terlihat menggelar rapat dengan Kepala Mahkamah Agung Vyacheslav Lebedev. Mantan agen KGB ini sempat tersenyum, kemudian berbincang serius mengenai sistem pengadilan.
Putin kali terakhir terlihat pada 5 Maret saat bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Italia Matteo Renzi. Pekan ini pemimpin Partai Persatuan Rusia (United Rusia) itu seharusnya melakukan lawatan ke Kazakstan. Namun, agenda itu batal tanpa ada penjelasan apapun dari Kremlin. Moskow juga membatalkan pertemuan dengan delegasi pemberontak Georgia di wilayah South Ossetia. Hilangnya Putin dari radar media dan publik menjadi hal yang tidak biasa.
Rumor negatif pun segera beredar luas. Isu yang berkembang menyebutkan sosok yang kini sedang bersitegang dengan Barat itu telah meninggal dunia. Ada pula yang mengatakan Putin dirawat di rumah sakit karena sakit kanker atau mengalami serangan jantung. Isu operasi plastik yang dilakukan Putin juga menyebar luas.
Di jejaring sosial Twitter, tanda pagar (tagar/hashtag) #PutinIsDead menjadi trending topic. Rumor itu semakin ramai dengan munculnya berbagai tulisan dari para blogger, yang salah satunya mengklaim memiliki sumber di rumah sakit yang menyatakan Putin menderita stroke. Ada juga blogger yang menyangkal dan justru menulis Putin telah menderita kanker stadium lanjut.
Dua media Rusia yang jadi corong rezim Kremlin, RT dan Itar- Tass, terus melawan rumor tentang kondisi itu. Putin dicap ingin melarikan diri dari tudingan publik Rusia yang menuduhnya sebagai dalang pembunuhan pemimpin oposisi Boris Nemtsov, 27 Februari lalu. Tekanan internasional terhadap isu Ukraina juga diyakini membuat Putin frustrasi dan berpikir keras untuk memikirkan solusi terbaik bagi Moskow.
Pasar modal bergejolak menghadapi rumor tidak sehat tersebut. Mata uang Rusia, rubel, yang selama beberapa bulan terakhir jatuh hanya sanggup naik tipis. Pengamat politik Rusia, Andrei Illarionov, mengungkapkan isu kudeta dari lima jenderal terhadap Putin belum terjadi. Dia justru melihat konstelasi politik yang akan berubah.
“Jika analisis saya terbukti, dalam beberapa hari mendatang kita akan melihat pengunduran diri Dmitry Medvedev sebagai perdana menteri dan digantikan (mantan menteri pertahanan) Sergei Ivanov,” ungkapnya. Hannah Thoburn, peneliti Brookings Institution lembaga think tank berbasis di Washington, mengatakan tidak ada alasan pasti kenapa Putin menghilang dari publik.
“Semua orang menduga dia (Putin) menderita flu atau ingin pergi bersama putrinya atau melakukan hal lainnya. Anda tidak pernah mengetahui hal itu,” ujar Thoburn. Apa yang terjadi pada Putin pernah berlaku pada pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Setelah menghilang lebih dari sebulan, berbagairumornegatif pun menyeruak.
Jong-un dikabarkanmenderitasakit serius. Bahkan, spekulasi juga menyebut dia menjadi korban kudeta militer. Jong-un akhirnya muncul dan menepissemua kabar buruk itu.
Andika hendra m
(bbg)