Akses Pendidikan Wajib Jadi Perhatian

Sabtu, 14 Maret 2015 - 11:53 WIB
Akses Pendidikan Wajib...
Akses Pendidikan Wajib Jadi Perhatian
A A A
JAKARTA - Masyarakat diminta untuk mengadukan jika ada akses pendidikan yang rusak. Ada dua kementerian yang berkomitmen memperbaiki akses pendidikan tersebut.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan, pihaknya sudah mendengar ada jembatan yang sering dilintasi siswa sekolah putus di Lebak, Banten. Anies mengaku prihatin jembatan yang sering dilintasi siswa-siswi SDN 1 Pejagan ini putus dan siswa pun tidak bisa bersekolah.

Berkaca dari kasus ini, Kemendikbud dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU Pera) akan memperbaiki akses yang dipakai untuk pendidikan. “Kami (Kemendikbud-Kemen PU Pera) akan verifikasi dan menyiapkan pembangunan. Kami ingin negara hadir melindungi warga negara, termasuk para siswa,” katanya di Kantor Kemendikbud kemarin.

Anies mengatakan, tidak mungkin sekolah bertanggung jawab memperbaiki akses tersebut sehingga pemerintah pun mengambil alih perbaikan itu. Anak-anak tidak boleh dibiarkan berisiko keselamatannya dalam meraihpendidikan. Diapuntidak dapat membayangkan beratnya hatiorangorangtuayangmenuntun anaknya melewati jembatan rusak seperti itu.

Dia menjelaskan, mayoritas akses pendidikan yang rusak saat ini berada di lintasan yang sering dilewati anak sekolah dasar. Anies menyebutkan, ada salah satu kabupaten di Indonesia yang memiliki 500 pulau. “Tempat seperti itu risikonya besar. Jangan bekali anak-anak yang berangkat mencapai masa depan cerah itu dengan risiko keselamatan.

Negara harus hadir dan negara harus menghilangkan risiko keselamatan untuk anak-anak,” sebutnya. Mantan rektor Universitas Paramadina ini menjelaskan, kementerian meminta masyarakat melaporkan jembatan dan jalan yang berisiko atas keselamatan siswa. Secara khusus dia bahkan meminta laporan secara spesifik jika ada kedua lintasan tersebut yang sudah membuat siswa menjadi korban jiwa.

Mendikbud menyebutkan, melalui laman yang beralamat di sahabat.kemdikbud.go.id, masyarakat dapat melaporkan lokasi lintasan yang berisiko bagi siswa disertai foto dan deskripsi. “Laporkan itu! Kita membuat website tanggap lintasan berisiko bagi siswa,” katanya. Seperti diberitakan, Selasa (10/3) sebanyak 45 siswa sekolah dasar yang ingin berangkat sekolah tercebur ke Sungai Ciberang ketika menyeberangi jembatan penghubung Desa Sindai dan Pasir Eurih, Lebak.

Jembatan berusia 27 tahun itu putus lantaran kelebihan beban. Pemerintah daerah setempat pun hanya menyediakan rakit sebagai alternatif ke sekolah. Putusnya jembatan ini pun menyebabkan 500 kepala keluarga terisolasi. Anggota Komisi X DPR Jefri Riwu Kore berpendapat, perbaikan infrastruktur tidak pernah serius dilakukan pemerintah.

Kemendikbud dan Kemen PU Pera pun tidak akan bersinergi seperti ini jika kasus jembatan putus itu tidak diungkap media. Ciri khas pemerintah yang hanya spontan memperbaiki suatu keadaan, menurut dia, harus diubah jika ingin tidak ada siswa yang menjadi korban.

“Pemerintah semestinya jangan hanya asal memperbaiki. Namun, data semua infrastruktur yang rusak, rehabilitasi dan perbaiki sebelum ada yang rusak,” ungkapnya. Politikus Partai Demokrat ini menjelaskan, APBN sudah memberikan anggaran yang besar bagi pendidikan dan infrastruktur.

Maka itu, harus ada pembagian tugas yaitu Kemendikbud bisa fokus memperbaiki sekolah rusak dan Kemen PU Pera memperbaiki lintasan yang rusak. Koordinasi dari Presiden harus ada sebabsinergi lintassektoralsebatas perjanjian tertulis yang tidak pernah dilakukan. DPR akan meminta penjelasan kepada dua kementerian apakah sinergi ini dilaksanakan saat rapat dengar pendapat nanti.

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistiyo mengaku khawatir dengan nasib akademis siswa di sekolah dasar itu karena saat ini jadwal ujian sekolah. Dia meminta pemerintah pusat dan daerah memberikan keringanan kepada siswa agar jangan ada siswa yang tidak lulus sekolah.

Jika perlu, sekolah yang dekat dengan jembatan ini diungsikan dulu ke tempat lain. “Sebelum jembatan itu diperbaiki, para siswa harus diungsikan dulu. Jangan sampai ketika ujian sekolah dan UN nanti mengganggu siswa,” sebut Sulistiyo.

Neneng zubaidah
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0781 seconds (0.1#10.140)