Dubes AS Ajak Siswa Pesantren Diskusi Soal Budaya
A
A
A
JAKARTA - Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Robert O Blake Jr melakukan diskusi kebudayaan dengan para siswa dan siswi pesantren modern International Islamic Education Council (IIEC).
Diskusi itu digelar di International Islamic Education Council (IIEC), Palma One Building, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Kamis (12/3/2015).
Sebelum acara diskusi, Robert O Blake disambut tarian Pasambahan, seni tari tradisional Minangkabau saat tiba di Gedung Palma One. Setelah itu di tempat acara diskusi, Robert O Blake disambut tarian Saman, tari tradisional Aceh.
Sesekali para siswa yang hadir mengibarkan bendera Amerika Serikat dan Indonesia. O Blake pun berterima kasih atas penyambutan tersebut.
"Pertukaran pendidikan sangat penting, sangat berharga, dan sangat diperlukan dalam perekonomian global saat ini. Juga sangat menyenangkan," kata O Blake dalam diskusi.
President International Islamic Education Council (IIEC) Indah Permata mengungkapkan ada dua bahasa yang wajib di IIEC yakni bahasa Inggris dan bahasa Arab. "Tentunya tidak melupakan bahasa Indonesia," kata Indah Permata.
Dia menuturkan, siswa IIEC belajar selama 18 jam per hari. "Belajarnya tidak hanya di ruang kelas tapi juga di asrama," ungkapnya.
Dia menambahkan, sekali atau dua kali dalam sebulan, siswa pulang kerumah masing-masing.
Diskusi itu digelar di International Islamic Education Council (IIEC), Palma One Building, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Kamis (12/3/2015).
Sebelum acara diskusi, Robert O Blake disambut tarian Pasambahan, seni tari tradisional Minangkabau saat tiba di Gedung Palma One. Setelah itu di tempat acara diskusi, Robert O Blake disambut tarian Saman, tari tradisional Aceh.
Sesekali para siswa yang hadir mengibarkan bendera Amerika Serikat dan Indonesia. O Blake pun berterima kasih atas penyambutan tersebut.
"Pertukaran pendidikan sangat penting, sangat berharga, dan sangat diperlukan dalam perekonomian global saat ini. Juga sangat menyenangkan," kata O Blake dalam diskusi.
President International Islamic Education Council (IIEC) Indah Permata mengungkapkan ada dua bahasa yang wajib di IIEC yakni bahasa Inggris dan bahasa Arab. "Tentunya tidak melupakan bahasa Indonesia," kata Indah Permata.
Dia menuturkan, siswa IIEC belajar selama 18 jam per hari. "Belajarnya tidak hanya di ruang kelas tapi juga di asrama," ungkapnya.
Dia menambahkan, sekali atau dua kali dalam sebulan, siswa pulang kerumah masing-masing.
(dam)